Chapter 18: The Unforgettable Sound

439 115 350
                                    

Suara deruan baling-baling helikopter yang beradu dengan angin malam saat itu, menciptakan hembusan angin kuat yang mampu menghentikan tarian kecil api yang tersisa akibat dari ledakan besar tadi. Tidak sembarang helikopter yang sedang mengunci lokasi untuk pendaratan kala itu. Sebuah helikopter type Bell 412EP  yang sering dipakai oleh pemerintah Jepang dalam misi khusus dengan gagahnya menapak di pusat area halaman gudang. Ketika pintu helikopter itu dibuka oleh seorang pria ─atau lebih tepatnya seorang pasukan khusus bersenjata, Kuroto yang pada saat itu memutuskan bersembunyi, menahan nafas dan menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas siapa orang yang berada dibalik 'capung besi' raksasa itu.

Kuroto yang kini tengah memperhatikan siapa yang mendatangi gudang milik Date hanya bisa membelalak mata terkejut ─mencoba menyangkal apa yang indera matanya tangkap. Kelompok pertama yang muncul merupakan gerombolan pria yang tengah menenteng senapan serbu dengan memakai pakaian lengkap diyakini merupakan anggota SAT milik pihak kepolisian. Dibelakang mereka, kelompok kedua muncul─yang terlihat merupakan orang-orang yang memiliki power lebih di negara ini. Mereka adalah Hagino Takashi, seorang politikus dari salah satu partai terbesar yang menguasai jepang sekaligus konglomerat pemilik industri yang memproduksi senjata api. Kuroto sering melihat wajah itu berseliweran di televisi, namun hal
yang menarik perhatian Kuroto adalah nama itu pernah disebut oleh Shinosuke sebagai ayah kandung dari orang yang tengah mereka incar, Date. Satu lagi sosok lagi yang membuat Kuroto tidak habis pikir adalah Kamishiro Heizou, seorang Komisaris polisi─sosok central yang tidak disangka ikut dalam semua hal yang tidak masuk akal ini.

"SHIT! Pantas saja pihak kepolisian tidak memihak kami!" Kuroto dengan ekspresi skeptisnya tidak bisa menyembunyikan kekecewaan terhadap hukum di negeri ini yang jatuh ketangan aktor-aktor politik penjilat supremasi .

Uang dan kekuasan bisa membutakan pandangan orang tentang keadilan sesungguhnya. Kuroto sendiri terkadang tidak bisa mengerti arti keadilan sesungguhnya jika konsep KKN tumbuh lebih subur dalam lingkungan yang katanya menjadi wadah dari keadilan. 

In the end, it's only bullshit!

Kuroto tanpa membuang waktu segera mengendap-endap menuju ke dalam gedung. Dia tidak mungkin bisa melawan sekelompok anggota SAT dengan senjata lengkap. Dia tidak berencana untuk mati dalam waktu dekat ini─ yah, walaupun dia tahu resiko apa yang dia tanggung ketika mendedikasikan dirinya untuk mengikuti misi ini. Mati adalah pilihan paling akhir yang mereka miliki jika semua tidak berjalan sesuai dengan yang mereka harapkan.

Ketika Kuroto memasuki area dalam gudang suasana ternyata lebih rumit dari yang dia kira. Hiiro dan Date tengah berduel dengan intensnya tanpa memperdulikan apa yang terjadi disekitar mereka. Bisa dibilang mereka bertarung karena alasan yang sama namun dengan cara pandang yang berbeda. Kuroto bisa melihat jika Date lebih unggul dari segi kekuatan, namun Hiiro dalam segi startegi dan kecepatan tidak bisa dipandang remeh. Bahkan keduanya kini tengah berada dalam posisi menghirup oksigen yang sudah tidak bersih disekitar mereka, hanya untuk sekedar bernafas mengumpulkan tenaga. Tentu saja pertarungan intens itu telah menguras tenaga mereka, apalagi mereka tidak mengenal kata menyerah dalam kondisi saat ini.

Disisi lain Shotaro, Pallad dan Kiriya melawan sosok yang dilihat oleh Kuroto ketika melakukan penyerangan pertama kali. Kuroto yakin pria tinggi besar itu merupakan salah satu orang penting yang dipercaya oleh Date. Kuroto bisa membaca dia bukanlah orang sembarangan. Kuroto yakin ketiga temannya itu telah dibuat kerepotan dalam menghadapinya dia seorang saja. Kuroto mengarahkan senjatanya kearah pria itu dengan waspada, lalu dengan langkah hati-hati mendekati Shotaro yang tengah meliriknya.

"Apa kamu baik-baik saja Shotaro?" bisik Kuroto yang telah berdiri tepat disamping Shotaro─pria itu hanya membalas dengan senyum setengah hati tanpa melepaskan pandangannya dari pria tinggi besar yang menodongkan kedua senjatanya kearah yang berbeda─ lebih tepatnya ke arah Shotaro dan kedua kawannya yang lain, Kiriya dan Pallad.

[FF] 𝔹ℝ𝔼𝔸𝕋ℍ𝕃𝔼𝕊𝕊 [✔️] #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang