Chapter 7: End Of a Day

504 126 23
                                    

"SAYONARA MINNA!"

PRANK!!!

Emu melemparkan handphone-nya ke arah jendela apartemennya hingga memecahkan kaca jendela. Dia sudah tidak peduli dengan dunia yang berputar sekarang ini. Dunia berputar meninggalkannya terpuruk ke dalam kehampaan. Membiarkannya terkurung dalam lingkaran setan yang tidak ada ujungnya. Kini yang dirasakannya hanya mati rasa. Cinta baginya kini hanya kebohongan besar dalam hidupnya.

Dengan langkah terseok-seok , Emu berjalan menuju kamar mandi yang entah mengapa butuh waktu selamanya untuk sampai kesana. Dia menatap dirinya yang terlihat menyedihkan pada cermin besar yang ada di dalam kamar mandinya. Tangannya perlahan menyentuh wajahnya putihnya yang dihiasi oleh beberapa luka lebam. Disudut bibirnya terdapat darah yang baru saja mengering, entah berapa kali sudut itu terluka di tempat yang sama dan rasa sakitnya semakin tidak tertahankan.

Kemudian matanya beralih menelusuri tubuhnya. Tubuh putih kurusnya kini juga dihiasi oleh berbagai macam luka yang melekat seperti tato. Tidak akan bisa menghilang dengan mudah. Seluruh tubuhnya kini seperti sebuah kanvas lukisan seniman gila yang membuat karya dengan cara brutal. Emu hanya menatap datar pantulan dirinya yang sangat kacau pada cermin besar itu.

"Mirror Mirror on the wall! Siapa kah wanita tercantik di dunia ini?" rintih Emu mengingat cerita dongeng favoritnya sewaktu kecil

Dongeng yang selalu membuatnya berkhayal tentang Pangeran dengan kuda putih datang menyelamatkan Putri yang tertidur dengan ciuman penuh cinta. Namun dongeng hanyalah dongeng, tidak ada Pangeran berkuda putih yang menyelamatkannya. Pangeran yang diharapkannya ternyata menjadi seorang algojo untuk kematiannya.

Emu berjalan lamban menuju bathup lantas menyalakan kran air dan shower secara bersamaan. Dia kemudian meringkuk dalam guyuran air yang mengalir terlampau deras. Dia ingin menangis sekencang-kencangnya namun air matanya telah kering dan tidak tersisa, telah surut bersama dengan matinya rasa di hatinya. Emu menggigit bibir bawahnya yang bergetar. Kedua tangannya menutupi wajahnya. Sudah tidak ada gunanya lagi menangis. Tidak ada orang yang mendengarnya. Tidak ada orang yang peduli padanya. Jiwanya seakan-akan menyalahkan semua orang orang atas nasib yang dialaminya.

Bisakah dia memaafkan mereka? Bisakah dia memaafkan dirinya sendiri?

Air mengalir deras dari kran dan shower dan semakin tinggi mengisi bathup. Emu hanya terdiam, matanya meredup pandangannya kosong. Dia tidak berniat sama sekali untuk mematikan kran yang sudah memuntahkan air begitu banyak. Perlahan Emu mulai menenggelamkan dirinya ke dalam air. Ya! Tubuhnya telah benar-benar menyerah. Jiwanya telah memohon untuk dilepaskan ke dalam hitamnya pusaran kehidupannya. Ya, mungkin inilah akhirnya. Akhir dari hari penuh perjuangan.

Selamat tinggal dunia! Selamat tinggal penderitaan!

Selamat tinggal dunia! Selamat tinggal penderitaan!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[FF] 𝔹ℝ𝔼𝔸𝕋ℍ𝕃𝔼𝕊𝕊 [✔️] #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang