Hands on me?

1.4K 207 8
                                    

"Tiway kemana? Harusnya dia sudah pulang" pria itu menatap jam yang ada di pergelangan tangannya dengan tatapan khawatir.

Ini sudah menunjukkan pukul 9 malam, namun anak itu belum juga kembali ke asrama. 

Akhirnya Doyoung memutuskan untuk memberitahu Taeil, agar dia bisa mencari Taeyong dengan mudah. Tangannya memegang benda pipih berbentuk persegi empat, mencari nama Taeil.

Setelah menemukannya, Doyoung langsung menelepon Taeil dengan perasaan tidak tenang. "Halo Taeil hyung"

"Iya.. Ada apa Doyoungie?" tanya Taeil dari balik sana.

"Hyung, aku butuh bantuanmu"

"Bantuan seperti apa?"

"Taeyong belum pulang, hyung bisakan membantu aku untuk mencarinya?"

Tersirat keraguan dalam hati Doyoung, sangat takut jika Taeil menolak ajakan dirinya.

"Bisa saja, aku segera ke kamar asrama mu"

Kemudian sambungan telepon terputus. Doyoung merasa lega, akhirnya dia tidak sendiri untuk mencari temannya itu.

Tok.. Tok... Tok... Tok..

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dari luar kamar asramanya, "Tunggu sebentar!"

Pintu terbuka menampilkan sosok Taeil di hadapannya, "Kita akan mencarinya kemana dulu?" tanya Taeil.

"Ruang kelas Dance! Biasanya Taeyong akan belajar tambahan di sana" saran Doyoung.

Taeil hanya mengangguk, "Ayo!" ucapnya sambil mengulurkan tangannya pada Doyoung yang langsung di terima oleh pria bermata kelinci tersebut.

Mereka pun akhirnya pergi mencari Taeyong...

______________________________________

"Aku ingin pulang ke kamar asrama" ucap Taeyong dingin.

"Tapi hyung, kakimu masih sakit" sanggah Jaehyun, dia takut jika nanti terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Kaki-ku hanya terkilir, Bodoh" ketusnya.

Memang benar, Taeyong dan Jaehyun masih belum pulang dari UKS sejak tadi siang hingga saat ini. Karena Jaehyun menahan kakak kelasnya itu pergi sebelum benar-benar sembuh.

Baru saja Taeyong turun dari tempat tidur dan akan berdiri, kaki kanan pria itu terasa sakit bahkan ngilu.

Melihat itu, Jaehyun langsung merangkulkan tangan Taeyong pada lehernya dan membantunya berjalan. "Jika sulit jangan dipaksakan, minta tolonglah kepada orang yang ada di dekatmu. Jangan diam saja, hyung"

Taeyong hanya diam tanpa banyak bicara, mata beningnya mengerjap menatap wajah Jaehyun yang begitu dekat.

Jujur saja, Taeyong terpesona dengan ketampanan Jaehyun. Dia baru sadar jika anak laki-laki disampingnya ini begitu tulus menjaganya.

"Hyung, apa kakimu sakit?"

Taeyong terkejut mendengar suara bass dari mulut pria bermarga Jung itu dari dekat. "Hanya sedikit ngilu" gumamnya.

"Haruskah aku menggendongmu, hyung?" tanya Jaehyun lagi.

"Tidak! aku tidak mau!" tolak Taeyong, dia tak ingin jika anak di sampingnya ini malah mencari kesempatan dalam kesempitan.

Sungguh, kaki Taeyong sebenarnya masih sangat sakit dan ngilu. Dia bahkan bingung dengan bagaimana lombanya nanti, jika kakinya tak dapat sembuh dalam waktu 3 hari?

"Ayo hyung langkahkan kakimu sedikit demi sedikit"

Mereka pun berjalan sampai akhirnya berhenti menuju lorong asrama, "Tunggu! Akh... Kaki-ku sakit" ucap Taeyong tiba-tiba, seketika Jaehyun panik dan menyuruh Taeyong duduk di lantai.

Taeyong hanya menurut, "kenapa kau jongkok?" ucap Taeyong yang bingung melihat Jaehyun berjongkok di depannya dan memunggunginya.

"Naiklah ke punggungku, hyung" intruksi Jaehyun, membuatnya melotot tak percaya.

"Aku tak mau" tolak Taeyong kemudian menggelengkan kepalanya, dia tak ingin berhutang budi pada adik kelasnya.

"Aku ikhlas membantumu" Jaehyun masih setia berjongkok di hadapan Taeyong, dia benar-benar tulus membantunya. "Cepatlah, Hyung"

Karena tak ada pilihan lain Taeyong naik ke punggung, dan melingkarkan tangannya pada leher Jaehyun.

Sungguh, Taeyong sebenarnya tidak mau merepotkan adik kelasnya itu. Tapi mau bagaimana lagi, kakinya sakit jika diajak berjalan.

Jaehyun pun mulai berjalan, hatinya sangat senang ketika Taeyong mau menerima bantuannya.

Di sepanjang perjalanan, Jaehyun tak henti-hentinya mengajak Taeyong berbicara. Namun Taeyong tidak menggubrisnya, terlalu malas mendengar candaan Jaehyun.

"Tiway!"

Tiba-tiba saja Taeyong mendengar namanya disebut, dia langsung menepuk pundak Jaehyun. "Turunkan aku!"

"Tapi hyung-.. "

"Kau tidak dengar? Cepat turunkan aku!" Dengan terpaksa Jaehyun menurunkan tubuh Taeyong dari punggungnya, dan menuntun Taeyong.

"Jaehyun-ah..?! Taeyong-ah..?! " dari kejauhan tampak Taeil dan Doyoung yang berlari beriringan, membuat Taeyong tersenyum.

Tangan Taeyong melepaskan rangkulan pada Jaehyun, dan mencoba berlari ke arah Taeil.

Namun baru beberapa langkah, tubuhnya hampir saja jatuh jika tidak di rangkul oleh Taeil di depannya.

Doyoung dan Jaehyun yang melihatnya, hanya bisa diam. Hati mereka berdua hancur seketika.

"Kakimu kenapa?" tanya Taeil setelah melepaskan pelukan dari Taeyong.

"Kaki ku mengalami cidera" ucapnya memelas, seolah-olah akan menangis.

Diam-diam mata Doyoung memerah, air matanya sudah menumpuk di area mata. Jaehyun bahkan menyadari hal itu, dia sendiri pun merasakan sakit yang amat dalam.

"Harusnya kau lebih hati-hati" Taeil mengusap lembut kedua bahu Taeyong, lalu tersenyum.

Kemudian tangan Taeil membantu tangan Taeyong agar merangkul bahunya, dan membantunya berjalan.

Setelah keduanya berjalan menuju ruang asrama, Doyoung berlari menuju lapangan basket dekat asrama.

Doyoung sudah tak kuat lagi menahan air matanya, dia menangis sejadi-jadinya di bawah langit malam lapangan basket.

Tanpa dia sadari, Jaehyun mengikutinya dari belakang. Dia takut terjadi apa-apa pada Kakak kelasnya yang cukup labil itu.

Saat sampai di sana, Doyoung terduduk. Menatap langit hitam yang entah kenapa malam ini sangat sepi. Tak terlihat bintang dan bulan yang berdampingan.

"Tuhan! Kenapa disaat aku mencintainya, sahabatku sendiri merebutnya dariku" Air mata itu terus mengalir begitu saja, Doyoung merasa hatinya sangat hancur.

Melihat itu, Jaehyun menghampiri Doyoung dan memeluk pria itu dari belakang.

Seolah-olah dia tahu apa yang Doyoung rasakan, dia juga merasakan sakit di dalam hatinya melihat Taeyong dan Taeil berpelukan tadi.

"Kau tidak sendirian hyung, kita mengalami sakit hati yang sama" ucap Jaehyun yang ikut menangis dibahu Doyoung,  mereka sama-sama terluka karena cinta.

"Menagislah hyung,  jangan tahan semua rasa sakitmu" Doyoung semakin menangis, mengeratkan dan membalas pelukan yang Jaehyun berikan padanya.

"Aku lelah menghadapi semua ini... "

Dibawah langit malam yang semakun gelap, meraka sama-sama menangis. Mengungkapkan rasa sakit hati masing-masing dalam sebuah tangisan dan teriakan parau.

"Aku harap dengan cara ini tuhan dapat mengetahui rasa sakit yang kita alami, Hyung"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bagaimana? Kalian suka?

Lanjut gak nih?

Vote and comment yah...

Boys Love (ilYoung & JaeYong) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang