Koridor

30 5 0
                                    

Della terus berlari sampai di persimpangan koridor dia tidak sengaja menabrak bahu seseorang "Sakit bego!" Bentak Raditya memegangi bahu kirinya yang terasa sakit ulah Della.

"Sory gue ga sengaja." Ucap Della menundukkan kepalanya.

"Ga sengaja lo bilang hah!" Bentak Raditya lagi tepat di muka gadis itu.

Apa yang Della dengar mampu membuat hatinya tergertak akan bentakan Raditya, dia memberanikan dirinya untuk mengangkat kepalanya dan menatap tajam Raditya "Gue udah bilang kan gue ga sengaja, dan gue udah bilang sory." Sahut Della dengan nada datar sambil mengatur nafanya.

"Sory lo bilang ?! Hey lihat bahu gue, sakit girs." Raditya memegang dagu Della lalu menghempaskannya dengan kasar.

"Kenapa dia jadi kasar ke gue?" Batin Della.

"Ga usah kasar ke cewe!" Alan mendorong badan Raditya sampai terhuyung kebelakang.

"Wow, pahlawan datang." Raditya bertepuk tangan dan tersenyum miring menatap Alan tak suka.

"Cih, hanya masalah sepele lo ngasarin cewe." Alan membalas senyum miring.

"Ga usah ikut campur! Ini urusan gue sama dia." Raditya menunjukkan jarinya ke Della.

"Ini urusan gue!" Alan mengempas tangan Raditya dengan gusar.

"Emang dia siapa lo hah?!"

"Dia bukan siapa siapa gue, tapi gue berhak bela dia."

"Omong kosong!"

Rahang Della mengeras untuk menahan butiran air bening yang siap akan jatuh dari pertahanannya yang sedari tadi ia bendung. matanya tertuju ke Raditya, Raditya sedang memandangnya dengan tatapan datar. Della melangkah perlahan mendekati Raditya dan tepat disamping Raditya, "Maaf." Ucap Della lirih dan secepatnya dia langsung pergi dari lokasi kejadian.

Raditya masih berdiri di tempat, tanpa berniat untuk meresponnya "Gue akan awasin lo, sekali lo kasar sama dia gue ga bakal tinggal diam!" Ucap Alan penuh penekanan, dia ikut pergi dari tempat itu.

Tapi sebelum Alan melangkah jauh "Gue ga takut ancaman lo!" Jawabnya tanpa melihat Alan yang berjalan dibelakangnya.

Alan pun mendengarnya, secara bersamaan Raditya dan Alan menoleh ke arah belakang sehingga mereka saling bertatapan. Terlihat rasa tidak suka dari sorotan mata mereka berdua.

***********

Seorang gadis yang baru saja keluar dari toilet wanita dengan muka yang menampakkan dia terlihat seperti habis menangis.
"Gue harus kuat, gue ga boleh terlihat kacau." Ucap Della dengan menghembuskan nafas panjang dan menghapus bekas menangis dipipinya agar tidak terlihat jika ia hambis menangis.

"Gue harus bisa bersikap biasa ke Alan, dan sebisa mungkin ga nunjukin kalo gue orang dimasalalunya. Gue ga mau kembali lagi dengan orang yang salah." Pikir Della sembari jalan menuju ke kelasnya.

Sesampainya dikelas, Santika langsung memeluk sahabatnya itu. "Lo kenapa tadi pergi gitu aja Dell?" Santika melepaskan pelukannya begitupun dengan Della.

"Gue gapapa, pengin ketoilet aja keburu gue ngompol diruang musik." Ucap Della berbohong.

"Tapi, tadi gue liat mata lo kaya berkaca kaca setelah lo denger lagu yang Alan nyanyiin buat seseorang yang di masalalunya." Santika mengingat lagi raut mata Della saat di ruang musik bersama dengan Alan.

"Mata gue berkaca kaca karna gue kembali teringat Bunda gue Ka. Bukan karna Alan, apalagi sekarang gue sendiri, ralat bukan sendiri tapi lebih tepatnya gue cuma sama Bibi dan Pak supir gue." Ujarnya menjelaskan.

RADELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang