Pelukan ?

86 17 2
                                    

Tesss tesss

Hujan turun begitu derasnya membuat Della harus berlari menuju halte, akhirnya Della sampai juga dihalte itu. Alhasi seluruh tubuh Della basah kuyup terguyur hujan deras, Della mengambil posisi duduk yang nyaman untuk ia duduki.

"Iih kok dingin banget ya?" Della menundukan kepalanya, memeluk tubuhnya sendiri yang merasa kedinginan.

Tiba tiba ada klebetan petir yang menghantam ranting pohon tepat di depan Della.

"Bundaaa..." Teriak Della terkejut, menutup mata dan telinganya dengan kedua tangannya.

"Bundaa..Della takut." Della terisak menangis ketakutan yang sedang duduk dihalte. Della menunduk meratapi keadaannya sekarang. Bagaimana dia bisa pulang kalo cuaca saat ini hujan deras, ditambah lagi kilatan petir yang selalu muncul.

Ada rasa hangat yang menyelimuti tubuhnya. Yap, seseorang telah meletakkan sebuah jaket hitam hangat tepat ditubuh Della.

Della yang menunduk sontak kaget dan mendongak menoleh kearah samping kanannya.

"L..lo?" Ucap Della gugup, takut bercampur dingin.

Datang darimana? Sejak kapan?entahlah Raditya sudah ada disamping Della saat ini.

"Iya gue, kenapa? Lo ngga usah gugup gitu liat gue, serasa gue kaya setan aja." Sahut cowo itu dengan ketusnya.

"G-gu-gue, bu-bu-bukannya gu-gup. Ta-tapi gu-gue t-takut." Della terbata bata karna emang benar dia merasa ketakutan setelah melihat adanya sambaran petir yang ia lihat tadi.

"Lo ga usah takut, ada gue."Raditya Refleks memeluk tubuh Della yang sedang ketakutan.

"Ta...ta...tapii."Della membalas pelukan Raditya tanpa berfikir panjang.

"Diem!"Perintah Raditya penuh penekanan. Della bungkam setelah mendengar ucapan Raditya.

Seorang Most Wanted Raditya memeluk Della? Yap, memang itu kenyataannya.

"Ya tuhan kok jantung gue kaya abis maratton ya, kenceng banget." Batin Della yang masih dipeluk oleh Raditya.

"Kok gue nyaman ya, padahal gue baru kenal nih cewe." Batin Raditya.

Sudah pukul 5 sore, tapi hujan masih saja deras, petir pun masih saja berbunyi.

Jederrr

"Bundaaa.." Della kaget memejamkan mata, melihat kilatan cahaya yang menyambar lagi ranting pohon disebrang jalan didepannya.

Della mempererat pelukannya ke Raditya. Raditya membalas pelukannya, berusaha menenangkan Della yang menangis ketakutan.

Raditya tak menghiraukan kalo bajunya harus basah karena memeluk gadis ini.

"So-soryy, gue udah bikin baju lo basah kaya gini."Della melepaskan pelukannya.

"No problem."Balas Raditya singkat, kemudian menjauhkan duduknya agar tak terlalu dekat dengan Della.

Raditya dan Della menatap lurus jalanan yang masih terguyur air hujan. Jederr!! Suara petir terdengar lagi, sontak Raditya bersigap dengan posisi seperti ingin memeluk Della lagi, tapi karena suara petir itu tak terlalu membuat Della takut Della bersikap kaget biasa tapi tak lagi merasa takut.

Della melihat kesamping kanannya, Della melotot ke Raditya. Dia melihat Raditya dengan posisi tangan yang ingin memeluk dirinya lagi.

"Hmmm, soryy refleks. Tuh mata kenapa melotot? Biasa aja kali mba."Raditya yang mendapat pelototan dari Della tersenyum malu, lalu kembali duduk tenang menatap hujan.

RADELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang