CL•7 | Rencana Anna

7K 576 108
                                    

Tolong diingatkan jika ada typo:)

Happy Reading ❤️

____

"Jangan pernah mendekatiku lagi"

Annastasia menatap Danzel tak percaya. Setelah memeluknya erat tanpa izin, Danzel menyentak dirinya dengan kasar dari pelukan pria itu.

Rasa perih menjalar di dadanya, merasa ditolak oleh pria di depannya ini padahal ia bahkan belum melakukan apapun. Sakit hati? Bisa dikatakan iya. Tapi kenapa ia sakit hati?

Anna tidak mencintai Danzel. Ya! Yang ia katakan benar, ia tidak mencintai Danzel. Ah! Lebih tepatnya, belum.

"A-apa maksudmu?" Tanya Anna dengan tatapan bingungnya.

Pria itu menatap Anna tajam dengan raut wajah dingin khas-nya, Seolah adegan pelukan yang ia ciptakan tadi sama sekali tidak pernah terjadi.

"Kau masih memiliki pendengaran yang jelas bukan? Jadi pikirlah sendiri" seru Danzel berbalik untuk membuka pintu yang tadi sempat ia kunci.

Setelah pintu itu terbuka, Danzel menatap Anna. "Keluar" ujarnya dengan angkuh dan tatapan yang tak ingin dibantah.

Anna menatap Danzel dengan pelototannya dan mulut setengah terbuka. Gadis itu kemudian mengatupkan bibirnya rapat seraya berjalan keluar menuruti perintah pria tak berperasaan itu. Berbeda dengan Danzel yang masih menampilkan raut wajah datarnya

Kening Anna mengerut jengkel. Ada apa dengan pria itu? Dia sangat aneh dan gila! Dan apa ini? Bukankah dia dipanggil oleh Mr. Daniel? Lalu kenapa malah Danzel yang ada dan parahnya pria itu mengusirnya setelah memeluk dirinya seolah tak ingin ditinggalkan.

Anna menghentikan langkah kakinya kemudian kembali mendekati Danzel. Saat posisinya tepat di samping Danzel, gadis itu menoleh ke arah Danzel dengan tatapan menantangnya.

"Baiklah Tuan Danzel yang terhormat. Aku akan keluar seperti yang barusan kau katakan..." ujar Anna sembari menggantungkan ucapannya. Ia bisa melihat raut wajah Danzel yang tetap datar.

"Tapi... aku tidak akan menuruti ucapanmu yang menyuruhku untuk tidak mendekatimu lagi." Lanjutnya dengan senyum yang merekah dibibirnya.

Danzel menatap Anna tajam dengan rahang yang mengeras. "Kau bodoh?" Desis Danzel masih menatap Anna dengan tajam.

Anna berusaha sekuat tenaga untuk menahan diri yang ingin meneriaki pria angkuh di depannya itu. "Tentu saja tidak!" Bantah Anna kesal.

"Aku bahkan merasa sangat pintar dan berani sekarang. Karna berani membantahmu dan berani mengambil resiko untuk mendekati dirimu" Sambung Anna dengan nada angkuhnya.

Anna menghela nafasmya pelan. Jika ia membalas perkataan Danzel dengan tidak tenang maka perdebatan mereka tidak akan berakhir cepat. Gadis itu kemudian menatap Danzel dengan tatapan yang coba ia lembutkan.

"Baiklah dengarkan ucapanku sekali lagi Mr. Danzel. Aku memang akan menuruti ucapanmu yang menyuruhku untuk keluar dari ruangan ini karena kau adalah kakak dari atasanku. Tapi untuk keinginanmu yang menginginkan diriku agar tidak mendekatimu lagi, kurasa... hal itu tidak akan pernah ku lakukan. Aku memiliki hak untuk mendekatimu, yah.... meskipun ku akui mungkin kau tidak menyukainya. Tapi dengar dan pikirkan baik-baik perkataanku ini Mr. Danzel yang terhormat. Jika kau bisa memeluk diriku semaumu maka aku juga bisa mendekatimu semauku" Ujar Anna panjang lebar. Gadis itu melemparkan senyum songongnya ke arah Danzel seraya meninggalkan pria itu.

Meskipun Anna terlihat santai dan tenang saat mengatakannya, berbeda dengan jantungnya yang berdegup kencang karena sangat gugup. Tapi yang membuatnya kesal adalah raut wajah Danzel yang masih tetap berekspresi datar setelah ia mengatakan isi pikirannya tadi.

CURSED LORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang