CL•5 | Kekhawatiran

8K 629 50
                                    

Gadis cantik yang hampir saja menjadi santapan para vampire itu tak pernah mengalihkan pandangannya dari sosok pria yang baru saja menyelamatkannya.

"K-kau..." gumamnya menggantungkan ucapannya karena masih dikuasai rasa terkejut.

Pria itu menoleh ke arah Anna setelah berbicara pada salah satu vampire yang ia biarkan hidup. Pria itu menatap Anna tajam. Ia hanya menatap mata Anna sekilas kemudian memindahkan arah pandangnya pada kedua lengan Anna yang sempat disentuh oleh kedua vampire tadi, selanjutnya ia kembali menatap mata gadis itu dengan tajam.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Geram Danzel.

Ya, pria yang telah menyelamatkan Anna adalah Danzel. Entah mengapa ia bisa sampai di tempat tersebut. Hanya pria itu yang tahu.

Saat tersadar dari lamunannya, Anna tampak gelagapan. "A-aa. T-tidak apa-apa. Aku hanya sekedar lewat" gumam Anna dengan nada lirih.

Danzel mengacuhkan jawaban gadis itu. Ia justru memilih pergi meninggalkan si gadis sendirian di gang sempit itu setelah mengeluarkan decakan pelan. Namun, langkahnya terhenti kala mendengar pertanyaan yang Anna lemparkan untuknya.

"Tunggu dulu! Kau juga bukan manusia?"

Pertanyaan itu spontan saja keluar dari mulutnya. Anna bahkan tak sadar telah melemparkan pertanyaan itu pada pria di depannya ini.

Danzel menatap Anna tajam membuat gadis itu tersadar dengan ucapannya. Anna merutuki dirinya yang berbicara tanpa berpikir dulu. Gadis itu menatap Danzel polos dengan satu tangan yang membekap mulutnya sendiri.

Danzel berbalik menghadap Anna seutuhnya. Pria itu melangkahkan kakinya mendekati Anna dengan tatapan yang tak pernah teralihkan dari mata coklat gadis itu.

Anna membelalak terkejut saat jaraknya dan Danzel yang mulai menipis. Ia segera memundurukan langkahnya. Namun semakin ia mundur, punggungnya malah menubruk dinding yang keras membuat posisinya terhimpit oleh tubuh Danzel.

Deg Deg Deg

Gadis itu menurunkan tangannya yang semula di mulutnya menjadi di dadanya. Jantungnya berdegup kencang. Sangat kencang malah, dan pasti Danzel bisa mendengarnya. Tapi reaksi pria itu berbeda dengan yang ia pikirkan. Danzel justru semakin menatapnya dengan tajam.

'Bagaimana bisa?!' Batin Danzel dengan kening yang mengernyit tipis.

Anna hanya mampu menahan napas saat Danzel semakin mendekatkan wajahnya. Ia bahkan bisa merasakan deru nafas pria itu.

Sedangkan Danzel terus berusaha menggali pikiran Anna dan berniat menghapus ingatan gadis itu mengenai mahluk Immortal. Tapi yang menjadi pertanyaan Danzel, mengapa ia tidak bisa menembus pikiran gadis di depannya ini?

Anna adalah satu-satunya manusia yang tidak bisa ia baca pikirannya. Termasuk satu-satunya orang di antara seluruh kaum immortal yang tidak bisa ia baca pikirannya selain ayah dan ibunya.

Jangankan untuk membaca pikiran Anna, menghapus ingatan gadis itu tanpa melihat isi pikirannya pun Danzel tidak bisa. Hal itu membuat Danzel marah dan terus menatap Anna dengan tajam.

"Lupakan apa yang baru terjadi!"

Gadis itu mengerjap saat Danzel menghilang dari pandangannya. Apa pria itu baru saja melesat bagai vampire? Pikirnya.

Anna menghembuskan napas setelah menahannya selama beberapa saat. Jantungnya masih berdegup kencang meskipun Danzel telah pergi.

Anna berjalan meninggalkan gang sempit itu dengan langkah gontai. Tatapan Danzel yang intens dan penuh intimidasi terus terngiang-ngian di pikirannya. Kali ini ia tidak merasa takut, justru ia merasa nyaman ditatap tajam oleh pria itu.

CURSED LORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang