CL•24 | Harapan Anna

6.5K 618 102
                                    

Mkasih jg yg udah nyemangatin author🤗

Kalian ttep semangat jg yah🔥🔥🔥

Oh ya, kalo ada typo atau keanehan, mohon ditegur ya:)

.

.

.

Happy Reading!!

____

"D-danzel... hikss"

Si empunya nama terdiam dengan ekspresi terkejut, namun hanya sekejap. Ia tidak bodoh untuk tidak menyadari suara yang baru saja terngiang di kepalanya barusan.

"Ada apa?" Tanya Kenzie datar saat menyadari tingkah putranya yang terlihat tengah berpikir keras.

Danzel tak menjawab. Pria itu menatap wajah ayah dan ibunya beberapa saat sebelum memasuki portalnya yang entah sejak kapan tiba-tiba sudah terbuka di depannya.

Dixie mengernyit melihat Danzel yang tiba-tiba pergi tanpa kata. Seketika ia merasa khawatir, apakah telah terjadi sesuatu yang buruk pada Toxiques, lagi.

Sementara itu, Anna terus terisak dengan kepalanya yang masih ia tenggelamkan di antara kedua lututnya yang menekuk.

Pecahan kaca cermin berhamburan di lantai.

"D-danzel. K-kumohon... hikss" cicit Anna menanti kedatangan Danzel. Gadis itu sangat ketakutan, terlihat dari tubuhnya yang gemetar.

Hingga tiba-tiba, ia merasakan tubuhnya yang terangkat masih dengan posisi yang sama. Ia bisa merasakan dengan jelas lengan kekar seseorang yang melingkari tubuhnya dan mendudukkannya di atas ranjang.

Karena masih terlalu merasa ketakutan Anna sampai tidak bisa berpikiran jernih mengenai sosok yang telah menyentuhnya itu.

"D-danzel" Cicitnya masih belum mendongak.

"Aku di sini" dan saat mendengar suara berat itu mengalun di telinganya, tangisannya semakin pecah.

Anna mendongak dengan mata memerah dan wajahnya yang basah oleh air matanya sendiri.

"A-aku takut" Cicit Anna sangat pelan hampir tidak terdengar.

Danzel mengelus puncak kepala Anna dengan lembut sebelum mendudukkan dirinya di samping gadis itu.

Tanpa aba-aba, Danzel mengangkat tubuh Anna ke pangkuannya dengan santai tanpa beban, seolah tubuh gadis itu hanyalah beban ringan yang begitu mudah untuk dipindah tempatkan.

Anna yang biasanya malu-malu jika berkontak fisik dengan Danzel pun saat ini tidak terlalu memikirkannya, karena rasa takutnya masih sangat mendominasi.

Danzel membalikkan tubuh Anna agar menghadapnya. Melingkarkan kedua kaki gadis itu di pinggangnya sedangkan tangan gadis itu yang saling meremas tetap ia biarkan.

Danzel memeluk tubuh mungil Anna erat. Jika dilihat, Anna terlihat sangat tenggelam di tubuh kekar Danzel.

Pria tampan itu mengelus kepala Anna bermaksud menenangkan gadis itu. Dan berhasil! Gadis itu tidak lagi menangis terisak keras seperti pertama kali ia sampai di Vennas.

CURSED LORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang