CL•11 | Keinginan Anna

6.9K 578 61
                                    

_____

"I know, but she's my Mate"

Jesslyn membelalak saat mendengar gumaman Danzel. Tapi putranya itu bukannya bahagia karena telah menemukan pasangannya, ia justru terdengar putus asa.

Jesslyn menatap ke arah Anna dengan kedua tangannya yang mengelus punggung kokoh putranya. Ia seolah merasa terpanggil saat merasakan hawa keberadaan gadis itu tadi. Itulah yang membuat langkahnya membawa dirinya ke kamar putranya.

Wanita itu menghembuskan nafasnya pelan, Ia menyadari kegelisahan Danzel. Ia tahu mengapa putranya begitu keras kepala menolak keberadaan Anna untuk menjadi pendampingnya.

"Yang perlu kau ingat... Dewi Opion memberikan takdir gadis itu sebagai Mate-mu bukan tanpa alasan" Lirih Jesslyn.

Ia bisa merasakan tubuh putranya yang menegang. "Temani dia, dan putuskan. Kau ingin dia kembali atau menetap di sini" Sambung Jesslyn setelah melepaskan pelukannya dari Danzel.

Wanita itu tersenyum kecil menatap mata tajam Danzel yang menyiratkan kekosongan.

"Biarlah gadis itu di sini sedikit lebih lama sebelum kau memutuskan keputusanmu, hm?"

Danzel hanya diam saat Jesslyn berbalik meninggalkannya. Ia tahu jika Jesslyn sengaja tidak melihat wajah Anna karena wanita itu menyadari bahwa Danzel tidak menginginkannya.

Danzel meraup wajahnya kasar. Ia menatap Anna frustasi, dan terus bertanya-tanya mengapa takdirnya serumit ini.

"Kakak!! Veizy ingin ke kamarmu"

Danzel tersentak saat tiba-tiba mendapatkan pesan dari Elyza. "Shit!" Umpatnya pelan. Lagi.

Entah sudah berapa kali pria itu mengumpat hari ini, dan itu semua karena keberadaan Anna di sekitarnya.

Apa dia harus jujur pada Veizy mengenai Anna? Atau justru menyembunyikan keberadaan Anna dari gadis itu?

Danzel menghela nafas lirih. "Aku tidak suka melihat Veizy sedih. Jadi aku memilih opsi kedua" ujar Danzel dengan tatapannya yang mengarah pada Anna seolah ia tengah berbicara pada gadis itu.

Danzel mendekati tubuh Anna dan segera menggendongnya ala bridal. Ia segera membuka portalnya dan membawa gadis itu ke ruangan rahasianya.

Ruangan yang hanya bisa dimasuki melalui portal saja. Dan portal yang bisa menembusnya hanyalah portal milik Danzel seorang.

Setelah meletakkan tubuh gadis itu di atas ranjang yang tersedia di sana, ia segera membuka portal berniat kembali lagi ke kamarnya.

"Tetaplah di sini" Gumam Danzel datar. Setelahnya tubuhnya tertelan portal.

Bersamaan dengan hilangnya Danzel, tepat saat itu juga Anna membuka matanya. Netranya menatap sekelilingnya dengan seksama.

Gadis itu menghela nafasnya pelan. "Apa kau baru saja memintaku untuk menetap di duniamu? Jika iya, maka aku akan sangat bahagia" gumam Anna dengan tersenyum kecut.

"Aku tidak suka melihat Veizy sedih. jadi aku memilih opsi kedua"

Aku tidak suka melihat Veizy sedih!

CURSED LORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang