CL•10 | Mate

7.2K 616 91
                                    

____

Danzel menatap datar gadis di depannya ini. Ia merasa keputusannya salah membawa gadis yang telah ia selamatkan itu ke dunia Ophelix.

"Ayah dan ibu pasti menyadari keberadaannya. Meskipun gadis ini berada di ruangan rahasiaku"

Danzel meraup wajahnya dengan kasar. Menyesali keputusannya membawa Anna di dunia yang tidak ada manusia di dalamnya. Karena rasa emosi dan khawatirnya yang bercampur aduk, Danzel jadi tidak bisa berpikir jernih.

Ya, setelah menyelamatkan Anna dari para Vampire bedebah yang berani menyentuh gadis itu, membuat Danzel tanpa pikir panjang langsung membawa Ana ke dunia-nya.

Begitu ia sibuk dengan pemikirannya, Danzel mengernyit saat mencium bau darah yang terasa sangat mengganggu penciumannya.

Pria itu menatap ke arah Anna yang tengah berbaring dalam keadaan tidak sadar. Bau darah itu berasal dari tubuh gadis itu yang tengah berbaring itu.

Perlahan, Danzel melangkah mendekati tubuh Anna. Sepersekian detik kemudian, matanya membelalak terkejut saat mendapati bekas gigitan di leher kanan gadisnya itu.

"SHIT!" Umpatnya keras karena terlambat menyadari gigitan itu.

"Ck. Dia seorang manusia." Desis Danzel geram. Ia memikirkan jika Gadis itu tidak bisa menyembuhkan luka bekas gigitan Vampire itu sendirian karena dia adalah manusia, bukan mahluk immortal seperti Danzel.

'Lakukan sesuatu atau gadis itu akan mati, bodoh!!'

Danzel tersentak saat menyadari hal itu. Ya, hanya ada satu kemungkinan besar yang akan terjadi pada gadis itu. Ia akan langsung Mati.

Tidak ada lagi raut wajah datar Danzel seperti biasanya. Yang ada hanya raut wajah panik dan sorot matanya yang.... ketakutan?

Tanpa sadar, Danzel menyentuh bekas gigitan Vampire yang ada di leher kanan gadis itu dengan sangat lembut.

"Ck. Aku harus memanggil Hannah untuk menyelamatkan gadis ini"

Danzel segera menggendong tubuh mungil Anna. Kemudian ia membuka portal yang akan membawanya ke kamar pribadinya.

"Ke kamarku sekarang Hannah!!!"

Hannah adalah salah seorang tabib di Istana, dia merupakan anak dari Esmeralda yang berjarak beberapa tahun di atas Danzel. Bertanya mengapa Danzel tidak meminta agar Esmeralda yang datang? Karena wanita itu telah menjadi tabib pribadi ibu-nya. Dan jika ia memaksa, maka ayah dan ibunya pasti akan mengetahui keberadaan Anna, Mate-nya. Lagipula, kemampuan pengobatan Hannah juga tak kalah hebat dari Ibunya, Esmeralda.

Tidak cukup semenit, Hannah datang dengan terburu-buru, mengingat bahwa Lord-nya sangat membenci kata lambat.

Hannah tersentak saat menyadari ada seorang manusia di dalam kamar sang Lord. Bahkan berbaring di atas ranjang pria itu.

"APA LAGI YANG KAU TUNGGU?!! Bantu gadis itu!! Dia baru saja terkena gigitan kaum Vampire!!!" Bentak Danzel murka.

Danzel marah bukan main. Bagaimana tidak? Bukannya segera mengobati gadis itu, Hannah malah bengong dengan tatapan bingungnya.

CURSED LORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang