tiga

2.1K 132 7
                                    

"Akh.. Yoon.. Assshh aahhh."

"Yoongi aku... Ahhh..."

Namira meremat seprainya kuat-kuat. Yoongi menatap wajah wanita itu yang menyendu karena menahan hempasan gelombang kenikmatan yang akan menderanya, tak ingin Namira kecewa ia pun menekan semakin kuat hingga seluruh senjata andalannya masuk sempurna. Namira menggelinjang ia bergulat dengan bantal dibibirnya sambil menggeram nikmat. Kedua tangannya kini meremas lengan kekar Yoongi.

"Akhhh Yoongi... oouuucchhh gumawo Yoon... aaahhh." miss V nya berkedut memijat kebanggaan Yoongi kuat-kuat membuat Yoobgi terpejam nikmat, maka kemudian perlahan ia mulai bergerak kembali. Menekan dan memaju mundurkan bendanya dengan ritme sedang, sebelum kembali mengujam dengan cepat.

Kedua gundukan kenyal Namira ada dalam genggamannya. Namira sungguh terpuaskan dengan perlakuan Yoongi, semakin dewasa pria itu semakin lihai, sang wanita menyukainya.

Sementara disisinya Yoongi berusaha terlihat menikmati segalanya meski sesungguhnya ia sedikit bosan.

Jangan salahkan Yoongi.

Empat tahun ia melakukan sex dengan gaya yang sama, biar bagaimanapun itu membosankan.

Sesekali Yoongi ingin menikmati gaya yang berbeda semisal dogystyle, atau membuat tubuh Namira mengangkak di atasnya seperti film blue yang sering kali ia tonton.

Fantasi liarnya kadang tak bisa menerima gaya yang sama dari waktu ke waktu. Sungguh ia benar-benar bosan. Bergerak sendiri sementara Namira hanya terlentang pasrah karena kakinya terlalu lemah untuk digerakkan apalagi menjadi penyangga tubuhnya.

Tapi sekali lagi ai berfikir, untuk tak melukai hati sang dewi penolongnya dan adiknya maka ia akan selalu berusaha dengan maksimal memenuhi tuntuan birahi yang terpancar dari mata Namira.

"Faster Yoon... aaahh... Aku akan... keluar... ahhh." suara Namira mengembalikan kesadarannya dari rasa kecewa yang berkecambuk dihatinya, hingga kini ia tersenyum, berusaha terlihat tulus, kemudian mempercepat genjotannya, dan akhirnya mereka mendesah bersama.

Tubuh Yoongi ambruk disebelah Namira, ia telah mengeluarkan seluruh tenaganya untuk menyenangkan wanita itu "Apa kau menyukainya?" tanya Yoongi sambil menarik tubuh Namira dalam rengkuhannya.

"Sangat... Terimakasih."

Kecupan hangat mendarat dikening Namira "Aku senang mendengarnya."

"Bagimana denganmu Yoon?" lirih Namira dalam pelukan Yoongi, bagaimanapun ia dapat menangkap kebosanan Yoongi padanya, karena itulah sejak beberapa bulan lalu ia berusaha untuk menahan nafsunya yang begitu susah dikendalikan. Ia benar-benar kecanduan untuk mencapai orgasme setiap harinya.

Tak hanya sekali bahkan terkadang ia terus-menerus menginginkannya. Maka dari itu terkadang ia merasa sangat frustasi ketika telah berusaha keras melakukan masturbasi tapi tak mencapai hasil yang ia inginkan.

Mendengar pertanyaan Namira beberapa saat Yoongi terdiam. Ia berfikir tentang sekelumit jawaban yang harus ia lontarkan agar tak terlalu melukai hati sang wanita "Tentu saja Ak__"

"Apa kau menyukai Seungmi?" sela Namira sebelum Yoongi sempat menjawab pertanyaannya.

"Se.. Seungmi?" beo Yoongi sesaat. "Kenapa kau bisa berfikir aku menyukai Seungmi?"

"Tidak, lupakan saja, hanya saja sepertinya Seungmi menyukaimu." Namira mengurai pelukannya, kemudian ia membalik tubuhnya dan bersiap untuk bangun. Yoongi merasa sedikit aneh dengan kelakuan sang wanita "Kau mau kemana?"

"Bisa antar aku pulang Yoon?" jawab Namira datar, yang entah kenapa sedikit membuat hati Yoongi merasa kecewa.

"Kenapa? Apa kau tak puas?"

Diabaikannya sesaat pertanyaan Yoongi untuknya,  katakanlah Namira sekarang tak tau diri. Ia menginginkan pertanyaan lebih dari sekedar kata puas untuknya. Pertanyaan yang lebih mengarah ke dalam bentuk sebuah perhatian tentang perasaan cintanya.

Namira menggeleng lemah, sembari memakai bajunya satu persatu. Hatinya yang bodoh menginginkan cinta dari pria berkulit pucat itu, tak hanya sekedar patner sex yang akan mati-matian berusaha membuatnya puas meski ia tau sang pemuda tak menginginkannya, dan kini ia kecewa.

"Kenapa begitu cepat kau ingin pulang? Padahal aku ingin berlibur seminggu di sini, sebelum aku pergi lagi ke Jepang. Aku tak mau kau menderita karena tak dapat menyalurkan hasratmu."

"Kita bisa melakukannya di rumah." sarkas Namira tiba-tiba, membuat Yoongi tergugu__ada apa dengan wanita ini?

Sebelum Yoongi kembali kekesadarannya dilihatnya Namira sudah menyelesaikan memakai bajunya. Perlahan Yoongi pun bangkit  mengambil bajunya dan memakainya dengan perasaan tak menentu, entahlah ia takut menatap wajah kecewa di raut manis Namira.

Tapi tak mau membantah lagi Yoongi mengikuti permintaan Namira. Hingga beberapa menit kemudian mereka sudah berada dalam mobil yang bergerak pelan menuju perjalanan pulang.

Sunyi.

Suasana dalam mobil itu tak seperti biasnya. Namira yang awalnya sangat suka bercanda mendadak hanya diam  dan hanya memejamkan matanya. Yoongi melirik sekilas ke arah sang wanita, juga akhirnya memilih diam karena tak ingin mengganggunya.

Satu-satunya hal yang tak ingin Yoongi perlihatkan adalah membalas perasaan cinta Namira untuknya yang memang sudah dapat ia baca dari semua tindak-tanduk Namira selama ini.

Kenapa?

Karena ia tak mencintai Namira, maka ia tak ingin wanita itu berharap lebih.

Jika saja Namira sembuh dari lumpuhnya mungkin ia akan dengan senang hati membalas perasaan itu.

Apakah Yoongi bajingan?

Tidak.

Ia hanya manusia biasa dengan sifat egois yang juga tumbuh dalam dirinya. Sebagai CEO perusahaan ternama ia pun ingin membanggakan pasangannya kelak dihadapan koleganya. Dan Namira yang duduk di atas kursi rodanya tak akan mampu memberikam itu.

Gilanya disaat seperti ini ia malah mengingat Hayakumi Adora, hingga tanpa sadar ia tersenyum, dan sialnya Namira tau itu.

Maka rasa kecewa yang menumpuk di hati Namira kini semakin melukainya. Rasanya hatinya seperti tersayat-sayat kala membayangkan jika suatu saat Yoongi akhirnya mencampakkannya dan memilih pergi dengan wanita lain. Namira tersenyum getir. Kemudian kembali memejamkan mata hingga akhirnya mobil mereka sampai di tujuan.

Bibi Bong berjalan tergopoh kala melihat Yoongi mendorong kursi roda sang nona muda "Lho kenapa cepat sekali pulangnya? Tadi tuan Yoon izin mau liburan seminggu, kan?"

"Aku lupa, selama seminggu kedepan dokter Jang menambah sesi terapi untukku." jawab Namira tak bersemangat, yang tertangkap jelas oleh bibi Bong hingga membuatnya tergugu. Ia tau nonanya sedang kecewa. Dan itu pasti karena Yoongi.

"Biar aku saja yang antar nona ke kamar." ia pun mengambil alih mendorong Namira. Sedang Yoongi hanya bisa diam menatap keduanya bergerak menjauh.

Keraguan menyelimutinya.

Apakah selama ini ia salah?

Haruskan ia memaksa diri menerima Namira dalam hidupnya?

Ia mendesah pelan. Tangannya memencet ujung hidungnya, kenapa semua jadi terasa rumit. Mungkin sekaranglah saatnya ia meminta izin pada Namira untuk pindah ke apertement yang dibelinya secara rahasia beberapa waktu lalu.

Dengan perlahan tungkainya pun kini menyusul ke mana arah pergerakan Namira dan bibi Bong.

Ia bermaksud mengetuk pintu sebelum rungunya mendengar suara isak tangis Namira dari dalam kamarnya.

"Aku ingin mengamputasi kedua kakiku bi, hingga aku tak perlu mengharapkan apapun dari kesembuhan semu yang membayangiku selama ini. Aku ingin ini berakhir bibi. Aku... menyerah untuk dapat membuat Yoongi mencintaiku. Karena Ia bahkan sudah bosan dengan tubuh cacatku bibi.... Aku benci diriku..."

Tbc.

I CAN'TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang