"Apa ini? Kenapa kau membuat tsuru sebanyak ini?" Yoongi duduk ditepi ranjang, mengambil satu oregami burung bangau berwarna emas.
"Aku mau buat pengharapan Yoon, kau tau tradisi itu 'kan?"
Pria berkulit putih pucat itu pun mengambil satu kertas oregami yang ada di samping tangan kanan Namira, dan ia mulai melipat "Kau butuh seribu 'kan?" Namira mengangguk.
"Harapan apa yang ingin kau wujudkan 'Nami? Kau sudah punya segalanya."
"Kaki..aku butuh kedua kakiku untuk menjadi sempurna dan layak kau cintai."
"Tidak Nami..kau tidak butuh apapun lagi, kau sangat layak untuk dicintai, hanya saja akulah yang tak pantas untukmu yang sebaik itu.."
Satu lagi burung bangau kertas berhasil pria itu lipat, ia menaruhnya di antara lipatan-lipatan burung bangau yang lain yan telah lebih dulu berhasil ia buat. "Maafkan kebodohan dan keegoisan ku, Nami." Yoongi kembali mengambil satu lagi kertas oregami berwarna putih, kemudian dengan lihai menggerakan jari-jari tangannya untuk kembali melipat satu burung bangau yang lain.
"Jika aku boleh berharap, aku hanya punya satu harapan pada burung-burung bangau ini, aku ingin bisa bertemu dan menggapaimu lagi, Nami." lirih Yoongi sambil menitikkan air matanya "Aku merindukanmu."
"Sepertinya ini sudah lebih dari seribu 'Nami, apa kau masih ingin membuatnya lagi?"
"Untuk cintamu aku butuh lebih dari seribu Yoon."
"Ck. Kau gila, kau tak butuh ini untuk mendapatkanku, aku sudah jadi milikmu sejak awal."
Namira tersenyum manis dengan rona merah di wajahnya.
Lelehan air mata semakin deras mengalir di pipi Yoongi setiap kilas kenangan itu melintas dibenaknya.
Sudah lima bulan berlalu sejak terakhir ia bertemu dengan Namira.
Lima bulan yang lalu ia menghancurkan hati wanita itu, mencabik-cabik cintanya yang tulus hingga mengoreskan luka yang teramat sangat menyakitkan.
Bayangan ketika Namira terbatuk dan mengeluarkan darah membayangi hidup Yoongi setiap saat.
Ia tau hatinya tak pernah tegas.
Yoongi begitu menderita mungkin hanya karena rasa bersalahnya, tapi pada satu sisi yang lainnya ia merindukan sang wanita lebih besar dari rasa apapun juga. Dan mungkin sesungguhnya ia mencintainya, hanya saja ia masih terus menyangkalnya.
Tapi kalaupun ia mengakuinya sekarang itu tak akan ada artinya lagi kala cincin pernikahan telah melingkar di jari manisnya.
Ya. Yoongi sudah menikah.
Tepat satu bulan setelah ia mencampakkan Namira.
Bagaimanapun ia harus bertanggung jawab dengan kehamilan Adora.
Bukankah kini ia harusnya bahagia?
Karena telah membina keluarga dengan orang yang ia cintai, yang mampu menjadikannya pria yang begitu egois.
Benar. Harusnya ia bahagia, karena sebentar lagi ia akan menjadi ayah dari buah cinta mereka.
Tapi sayangnya, sekarang hatinya malah terasa sangat sakit. Dan bahkan berhari-hari ia telah mengurung diri dikantornya hanya untuk membuat seribu tsuru agar harapannya bertemu Namira bisa terkabulkan.
Anggap saja dia gila.
Plin plan.
Dan egois.
KAMU SEDANG MEMBACA
I CAN'T
Ficção GeralSeorang Min Yoongi pria berandal yang mendadak tobat setelah jatuh miskin karena kebangkrutan perusahaan orang tuanya. Namun Tuhan masih berbaik hati mengirimkan sesosok malaikat dalam hidupnya. Lalu bisakah ia membalas budi dengan terus melayani n...