delapan belas

1.3K 134 14
                                    

"Yoongi..."

"Namira..."
.
.
.
.
.
.
.

Namira masih terpaku menatapi sesosok pria yang terdiam menatap ke arahnya dari dalam mobil di balik stir kemudinya.

Jantungnya berdebar kencang, ia terdiam mengabaikan presesi Taka yang sibuk melepas anting-antingnya.

"Sudah kubuang." suara Taka menyadarkannya. Ia menoleh pada pria Jepang itu yang entah kapan pergi membuang kedua antingnya dan kini telah kembali lagi berdiri di tempat semula. "Ada apa?" Taka hendak menoleh tapi Namira menahan wajahnya, kemudian melingkarkan kedua tangannya di leher Taka, ia menatap lekat pada manik berbentuk almond di depannya.

"Dia ada disini..." bisiknya.

Taka tersenyum, perlahan menarik pinggang ramping Namira hingga bersentuhan dengan tubuhnya. "Bisakah kau melupakannya untukku Namira?"

Namira masih menatap lekat pemuda itu kemudian menutup mata kala sang pemuda mendekatkan wajahnya dan meraup bibirnya.

Lumatan halus Taka akan bibirnya mengusik perasaan Namira. Ia tau ini hanya kebohongan tapi ia tetap akan berusaha sebaik mungkin mencoba mencintai pria yang kini memagut bibirnya intens.

Tanpa sadar ia menekan kepala Taka makin dalam hingga pemuda itu bisa memperintim ciumannya.

Semua itu terjadi tepat di depan mata Yoongi membuatnya tanpa sadar meremat kuat stir kemudi dengan kedua tangannya.

Hatinya sakit.

Kemudian ia memutar stir kemudi dan menancap gas berlalu dari sana dengan kemarahan yang membuncah.

Tidak ia tak seharusnya cemburu.

Tapi nyatanya ia tak bisa menampik seluruh rasa itu.

Ia telah kalah, hanya dengan melihat Namira berciuman dengan orang lain.

Perlahan Namira mengurai ciumannya kala rungunya mendengar suara deru mobil yang melaju cepat meninggalkan tempat itu. "Bertemu Yoongi ternyata menguntungkan juga, apa perlu kita mencarinya setiap hari biar aku mendapat perlakuan manis seperti ini."

"Ck. Apaan sih." Namira mendorong tubuh Taka hingga pelukannya terlepas. Kemudian membuka pintu mobil dan masuk kedalamnya sambil mencebik, sementara Taka berjalan  memutar menuju kursi kemudi sambil terkekeh pelan.

"Aku suka kau seperti tadi. Ciumanmu terasa PANASS!!"

"Diam atau aku pukul kau!" gertak Namira membuat Taka tertawa.

"Kau benar-benar menggemaskan." tangan Taka terulur mengusap pucuk kepala wanita yang duduk disebelahnya sambil menekuk alis terlihat kesal akan gurauannya.

Sebelum Namira semakin kesal Taka pun memutar kunci mobilnya dan mulai melajukan kendaraanya dengan kecepatan sedang.

"Menurutmu Yoongi cemburu?" Namira membuka suara setelah cukup lama suasana mobil itu hening.

Taka melirik ringan sembari menggendikkan bahunya "Entahlah, tapi kalau aku jadi dia, pasti aku cemburu."

"Memangnya perlu ya membuatnya cemburu?" Namira menunduk "Tidak.." lirihnya.

"Kalau sudah tau ya sudah, kenapa itu dibahas. Lupakan dia."

Namira mengangguk pasrah. Kemudian kembali terdiam.

Hingga mereka sampai di depan lobi hotel tempat Namira menginap. Namira pun bersiap untuk turun "Hei." ia menoleh ke arah Taka. "Aku tak ingin kau kembali sedih seperti dulu hanya karena si brengsek itu. Lagi pula dia sudah menikah jadi lupakan, okay."

I CAN'TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang