empat.

1.9K 134 3
                                    

Seminggu berlalu masih terngiang di telinga Yoongi bagaimana tubuh lemah itu menangis kecewa menyesali keadaannya. Ingin rasanya Yoongi mengabaikannya, tapi sayangnya nuraninya mendadak protes dan mulai bertengkar dengan sisi egoisnya.

Ia tengah duduk di kursi CEOnya, sembari mengingat semua tentang Namira, tentang kebaikan sang wanita, mendadak senyum tipis tergambar di wajahnya.

Apakah egois jika ia memilih membiarkan Namira melakukan amputasi?

Ia tak ingin Namira salah paham akan perasaannya jika tiba-tiba hadir sebagai penyelamat.

Sejenak ia ingin benar-benar membiarkan saja semua langkah gila yang akan diambil Namira untuk dirinya. Bahkan dalam seminggu ini Yoongi pun enggan untuk pulang ke rumah, ia selalu mengatakan bahwa dirinya harus lembur setiap kali bibi Bong menelpon menanyakan keberadaannya. Padahal sesungguhnya ia berbohong, ia pulang. Tapi bukan ke rumah melainkan ke apartement pribadinya.

Apakah ia mulai jahat?

Tidak Yoongi berhak untuk bebas, setelah sekian lama terjebak di sana dengan alasan untuk balas budi, kali ini ia ingin bebas.

Kembali ke masalah Namira saat ini, Yoongi memutuskan untuk tak perduli, untuk menghilangkan kedongkolan hatinya entah kenapa ia jadi ingin pergi ke Jepang. Mengunjungi Adora company dan bertemu gadis cantik bernama Adora itu mungkin bisa mengobati sedikit gundah di hatinya. Maka ia pun mempersiapkan seluruh keberangkatannya.

Tanpa pamit pada Namira kini mobil mewahnya melaju di jalanan menuju bandara Icheon. Supir pribadinya mengendalikan laju kendaraan dengan sangat terampil.

Membiarkan sang sopir dengan kesibukannya mempertahankan laju kemudi Yoongi memilih bermain dengan ponselnya. Berbalas pesan dengan seorang wanita yang tinggal di Yokohama, siapa lagi kalau bukan Hayakumi Adora. Seorang wanita karier dengan rambut pendek di cat kecoklatan. Gerakannya sangat gesit, lincah dan juga cerdas. Memiliki raut wajah yang tegas juga cantik dan menggemaskan dalam satu waktu yang bersamaan.

Mungkin ini kegilaan. Tapi Yoongi sepertinya memang telah jatuh hati pada wanita itu. Ia tak dapat membantah bahwa hatinya selalu berbunga setiap kali sang wanita berkirim pesan padanya, meski hanya sebatas pesan singkat mengenai pekerjaan.

Yoongi masih asik senyum-senyum sendiri sembari menatap layar ponselnya dengan jari-jari yang bergerak liar di atasnya ketika sang sopir menghentikan mobilnya. Yoongi mendongak "Kenapa berhenti pak Tan kita belum sampai, kan."

"Maaf pak Yoongi, saya ingin membantu mereka sebentar." tanpa menunggu jawaban Yoongi, pak Tan sang supir langsung melesat keluar menuju taxi yang berhenti didepannya.

Tampak olehnya seorang wanita turun dibantu oleh seorang pria menuju kursi rodanya, itu mengingatkan dirinya yang acap kali membantu Namira turun dari mobil dan memindahkannya ke kursi roda miliknya. Tapi bukan itu yang menjadi perhatian Yoongi kini, melainkan rok panjang yang di pakai wanita itu tampak kosong. Kaki wanitanya telah di amputasi. Namun si pria masih dengan setia menemaninya dan bahkan terlihat begitu bahagia dan bersyukur.

Deg.

Tiba-tiba ada detak yang berbeda di hati Yoongi ketika melihat pemandangan itu. Ia masih menatap tergugu ke arah mereka hingga tak menyadari kalau pak Tan sudah masuk kembali ke dalam mobil "Maaf pak Yoongi tadi menyita waktu anda."

"Ah.. Tak apa.. Lagi pula masih ada cukup waktu sampai jam keberangkatan pesawat." ucap Yoongi sebelum didengarnya bunyi mesin kendaraan yang disusul dengan bergeraknya mobil mewah itu secara perlahan kemudian berubah sedikit lebih cepat.

"Wanita tadi kenapa? Sepertinya kakinya bermasalah."

Pak Tan melirik bossnya sebelum menjawab "Istrinya harus diamputasi karena sebuah penyakit, kasian sekali padahal mereka sudah melakukan berbagai macam pengobatan untuk kesembuhannya tapi ternyata gagal. Suaminya juga bilang ia sudah menjual hampir semua aset yang ia miliki untuk biaya pengobatan tapi yahh.. takdir berkata lain."

I CAN'TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang