Part 15

27.6K 801 10
                                    

Mau up buat besok tapi gak kuat nyimpen nya. ya udah up aja hari ini juga.

Makasih ya yang sudah menyukai cerita ini. Aku cinta kalian^_^

Dan dari komenan kalian itu juga tambah buat aku jadi lebih semangat lagi buat nge_up cerita ini lebih cepat.

Sekali lagi terimakasih banyak buat kalian semua.

💕💕💕😘💕💕💕.

Salam sayang dari penulis amatiran yang takut komenan jahat 🤧🤣.

************************

Tok...tok...tok..

"Masuk."

"Haii raf...?"

Rafael Mengangkat kepalanya saat mendengar suara yang ia kenal masuk kedalam telinganya.

"Dila!"

"Kenapa? Terkejut melihat aku disini!" Ucap dila sinis, ia duduk di atas kursi di seberang meja kerja mantan suaminya itu tanpa di persilahkan oleh rafael sendiri.

"Mau apa kamu kesini!" Tanya rafael tenang.

Dila tertawa hambar dan menatap rafael tajam. "Kamu pikir untuk apa aku datang kesini?"

Rafael menutup laptopnya dan menatap dila dengan santai.

"Apa lagi yang ingin kamu tanyakan?"

"Siapa perempuan itu raf! siapa perempuan yang sudah merebut kamu dariku." Sentak dila menggebrak meja dengan keras.

"Untuk apa kamu menanyakan hal yang sudah berlalu dila, Seharusnya kamu pikir dari awal siapa yang berkhianat disini"

"Aku tidak berkhianat raf, Saat itu akau mabuk dan aku tidak tahu apa yang sudah aku lakukan" Ucap dila lirih.

"Tidak tahu apa yang kamu lakukan? Terus apa kabarnya satu minggu setelah kamu bercinta dengan davin. Bukan nya kalian juga melakukan nya lagi di apartemen dia."

Glekk...

Dila merasa tenggorokan nya langsung kering seketika. ia menatap rafael tidak percaya dan langsung menundukan kepalanya dengan lemah.

"Jika kamu tidak Acuh padaku, aku juga tidak akan mungkin melakukan hal itu raf." Ucap dila mulai terisak.

Ia memang bodoh saat itu yang terlalu terbuai oleh kasih sayang yang davin berikan untuknya.

"Kamu menyalahkan ku! Lagi pula itu sudah berlalu. dan di antara kita juga sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi sekarang." Kecuali kakak dan adik ipar. Tambah rafael di dalam hatinya.

"Tidak raf. Aku masih sangat mencintai kamu rafael. aku tidak bisa melepaskan kamu begitu saja."

"Maaf dila, Tapi aku tidak bisa."

"Bisa raf, Kita bisa memulianya lagi dari awal. aku tidak peduli meskipun kamu masih bersama dengan perempuan itu, yang penting kamu juga bisa kembali lagi padaku raf?" ucap Dila dengan cepat dan menatap rafael penuh harap.

Rafael Meliapat kedua tangannya menjadi satu di atas meja kerjanya.

"Lebih baik kamu Menerima kenyataan dila. dari pada kamu menderita terus menerus, Aku tegaskan sekali lagi pada kamu. Dari dulu sampai sekarang aku tidak pernah mencintai kamu. dan kamu sangat tahu itu. jadi lupakan lah hal yang malah membuat waktu kamu terbuang dengan sia-sia." Kata rafael dengan tenang.

Dila menggelengkan kepalanya dengan kencang.

"Tidak Raf. Aku tidak bisa. Aku mencintai kamu rafael. aku tidak bisa jika tidak ada kamu di hidupku." Sentak dila lirih.

"Tapi aku sudah menikah sekarang."

DEG.....

Dila melebarkan kedua matanya menatap rafael. ia menggelengkan kepalanya dengan kuat.

"TIDAK." sentak dila kencang.

"Kamu pasti berbohong raf, kamu pasti berbohongkan?" Tanya dila menggeleng dengan air mata yang sudah jatuh dari matanya.

"Tidak, Bahkan sekarang istriku sedang hamil sembilan bulan. Jadi carilah laki-laki yang bisa mencintai kamu dengan tulus dila. lupakan aku. karna aku tidak akan memberikan apa yang kamu inginkan."

Dila mengepalkan kedua tangan nya dengan erat.

"Dia hamil sembilan bulan. Jadi perempuan sialan itu sudah hamil saat kita belum bercerai hah..." Desis dila sinis. ia menatap penuh dendam pada rafael.

Rafael Menarik nafasnya kasar.
Sepertinya ini tidak akan mudah.

"Cukup dila. Kamu bisa pergi dari kantorku jika urusan kamu sudah selesai."

Dila Mendesis sinis. Ia bangun dari kursinya dan menatap tajam pada rafael.

"Jika aku tidak bisa memiliki kamu, maka perempuan itu juga tidak berhak atas kamu raf." Ucap dila sangat dingin sebelum ia keluar dari ruangan rafael dengan menutup pintu  ruangan rafael dengan sangat kencang.

Rafael Menghela nafas kasar sebelum mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Dav, Malam ini temui gue di Nine club."

"......."

"Baiklah. gue akan menunggu lo disana."

Rafael menutup panggilan nya dan menatap pintu ruangannya dengan pandangan seribu kata.

"Jika sampai dira tahu jika dila belum bisa melepaskan nya saat ini. ia pasti akan terluka." Gumam rafael frustasi.

"Perempuan itu. Kenapa sangat susah sekali untuk melepaskannya padahal ia tidak pernah sekalipun bersikap baik padanya." Gumam rafael masih fristasi akibat kedatangan dila barusan.


--------------------------------



Dila Memegang dadanya dengan air mata yang masih bercucuran dengan deras.

"Tidak rafael, aku tidak bisa melepaskan kamu begitu saja." Bisik dila Lirih.

"Aku tidak ingin menjadi perempuan jahat raf, Tapi kamu membuat aku melakukannya. aku tidak bisa melihat kamu bahagia dengan perempuan lain. aku tidak bisa rafael." Gumam dila terisak dengan menyakitkan.

Kenapa aku tidak memiliki cinta kamu sedikitpun rafael. kenapa aku tidak bisa di cintai oleh kamu sedikitpun.

Dila Meremas stir mobilnya dengan erat dan terus menangis dengan lirih.

"Dira, Kamu dimana? Kakak sangat merindukan kamu. kakak ingin Berbagi kesedihan kakak dengan kamu. Kaka mohon hubungi kakak" Ucap dila memandang foto dira dengan sedih.

Andai kamu ada disini, kakak pasti tidak akan sehancur ini dira.




***********************





enibahri
16-11-19

KEKASIH KAKAKKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang