Part 17

25.1K 843 20
                                    

Maaf, lama banget baru update lagi.🥺

Aku emang rese banget ya, belum namatin satu cerita udah so' soan bikin cerita yang baru. Jadinya nganggur kan cerita ini.😪☹

Mudah-mudahan kalian tidak terlalu bosan menunggu update'an cerita ini.

Untuk menebus kelamaan aku update. Aku akan up 2 part untuk hari ini. Tapi satu partnya lagi besok aku updatenya. (Tapi jangan tanya jam berapa, aku tidak tau kapan2 nya).

SELAMAT MALAM DAN SELAMAT MEMBACA. 😗

************************

Dira sedang menyiapkan sarapan untuk rafael saat suaminya itu baru saja turun dari kamarnya dan langsung berjalan dengan pasti kearahnya dengan merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Tapi dira langsung melengos saja menghindari uluran pelukan dari rafael dan berpura-pura seolah tidak peduli pada suaminya.

Rafael menghela nafasnya pasrah melihat dira yang masih cemberut menatapnya.

"Sayang, kamu masih marah?" Tanya rafael pasrah dan duduk dengan lemas di atas kursi makan.

Dira menggabaikan rafael tapi tangannya tetap mengambilkan nasi goreng kedalam piring rafael untuk sarapan. Tak lupa ia juga menaruh telur mata sapi setengah matang dan juga taburan bawang goreng dan juga bawang daun di atasnya.

"Aku janji tidak akan datang lagi kesana sebelum aku meminta ijin dari kamu ok. Sudah dong marahnya." Seru rafael menerima piring nasi goreng dari dira.

Sudah sejak semalam dira diam dingin tanpa bicara seperti ini padanya. Dan rafael benar-benar tidak suka dengan diam istrinya seperti ini.

Dira menatap rafael sebal. "Janji kamu akan aku ingat rafael." Ucap dira lantang.

Rafael tersenyum dan mengangguk dengan semangat. "Pasti sayang." Dira berdecak sambil memakan sarapannya.

"Seharusnya kamu itu ingat aku itu sangat membenci club malam apalagi sampai kamu datang kesana sendirian. Bukan karena aku tidak percaya kepada Kamu rafael. Tapi apa jadinya jika ada orang yang melihat kamu masih datang kesana sedangkan kita sudah menikah, itu akan menjadi bahan gosip yang jelek untuk kamu rafael. Aku tidak peduli jika kamu mau mengganggap aku egois ataupun mengekang kamu karena aku melarang kamu datang ketempat seperti itu lagi sendirian. Aku hanya menjadikan pengalaman sebagai pelajaran untuk aku rafael, karena kamu itu bukan pria baik-baik dari awal meskipun kamu memang sudah sangat berubah sekarang tapi yang jelas saja sekarang aku pasti akan sangat membenci kamu datang ketempat itu lagi. Kamu juga ingat dong kalo aku itu sedang hamil dan perempuan hamil itu sangat cerewet dan sensi......."

Bla-bla-bla-bla..... rafael hanya mengangguk saja mendengarkan ocehan panjang lebar dari istrinya yang memang sudah sangat cerewet sebelum ia hamil juga. Rafael tetap mendengarkan ceramahan panjang lebar dira dengan setia sembari memakan sarapan nya dengan tenang.

Meskipun dira cerewet dan suka mengekangnya. Tapi rafael tidak pernah membenci sifat dan sikap buruk istrinya itu. Rafael malah senang saat dira memarahinya seperti ini dengan panjang lebar ala ibu-ibu cerewet yang menceramahi anaknya karena ia nakal. Itu tanda dan artinya jika istrinya itu benar-benar sangat mencintainya bukan.

"Kamu itu mendengarkan aku tidak rafael." Gerutu dira sambil meminum air mineralnya hingga habis.

Pasti ia kelelahan setelah mengomel dengan panjang lebar. Batin rafael terlekeh dengan geli.

"Dengar sayang. Aku paham ko dengan apa yang kamu maksud." Seru rafael mengangguk dengan singkat.

Dira berdecak menatap rafael. Ia mengambil apel dan langsung mengupasnya dengan cekatan. "Nanti siang aku akan ke kantor ya?"

"Kenapa? kamu kangen ya!"

"Bukan. Aku mau minta ijin sama kamu buat ngajakin ana bolos kerja setengah hari. Aku mau mengajak dia membeli perlengkapan bayi untuk anak kita nanti el." Ucap dira menggeleng sembari membelah apel yang sudah ia kupas dan langsung memakan nya dengan lahap.

Rafael mengangguk dan meminum air hangatnya."kamu bersama jason bukan? Jangan memaksakan diri buat membeli perlengkapan dia sayang. Kamu kan sudah tidak kuat lagi untuk berjalan jauh sekarang dan beli saja yang kira-kira kamu suka. untuk perlengkapan lainnya biar nanti di susul anak buahku saja dengan jonathan. Kamu harus menurut padaku kali ini mengerti"

Dira mengangguk dan memasukan lagi potongan apel kedalam mulutnya. "Baik. Aku mengerti."

Rafael mengangguk dan bangun dari kursinya. "Kalo begitu aku pergi dulu. Kamu hati-hati di rumah. Kalo mau pergi ke mall bersama ana kamu harus mampir dulu ke ruanganku." Ucap rafael sembari mengecup singkat kening dira dengan hangat.

Dira mengangguk dan tersenyum. "Baiklah. Nanti aku ke ruangan kamu dulu. Hati-hati di jalannya el, aku tidak mau mengantar kamu sampai ke depan pintu, nanti yang ada aku malah mau ikut kamu saat ini juga."

Rafael tersenyum dan mengangguk. "Iya sayang. Tapi aku yakin bukan itu alasan kamu. Tuh. Kamu hanya tidak mau melepaskan apel yang masih sisa setengah itu hanya untuk mengantar aku sampai kedepan pintu bukan?" Tanya rafael dengan geli sembari menujuk buah apel yang masih dengan setia di makan istrinya.

"Iya.." Dira tertawa dan mengangguk kecil menatap rafael dengan mulut penuh apel.

"Ya sudah. Aku pergi ya," dira menggangguk saja dan rafael mengacak rambut dira dengan gemas sebelum ia berjalan keluar dari ruang makan.

--------------------------------------

Davin Menatap dila dengan meringis ngeri saat perempuan itu mentap sinis padanya.

"Ngapain sih kamu datang pagi-pagi kesini davin? Kamu tidak punya urat malu ya! Sudah di usir ratusan kali juga masih aja tetap datang kesini." Ucap dila sinis menatap davin yang sudah sangat rapih dengan setelan jasnya.

"Bukan nya datang ke perusahaan kamu tapi kamu malah datang jauh-jauh kesini yang jelas saja rumah ku itu sangat jauh dari perusahaan kamu." Gerutu dila dengan sedikit membentak davin.

Davin tiba-tiba saja menyunggingkan segaris senyuman termanis nya untuk dila. "Kamu mengkhawatirkan aku dila?" Tebak davin tersenyum menatap dila.

"GILA! Siapa juga yang mengkhawatirkan kamu. Dasar sinting."

Davin bukannya marah sudah di caci maki pagi-pagi begini oleh dila, tapi ia malah terbahak dengan kencang.

Dila menatap davin garang dan lebih memilih mengabaikan pria itu saja. Ia berjalan dengan cepat ke arah mobilnya dan hendak membuka pintu mobilnya saat tangannya di cekal dengan erat oleh davin.

"Apa-apaan kamu davin?"sentak dila menghempaskan tangan davin dengan kasar.

Kali ini davin menatap dila dengan tajam.
"Aku tahu kamu memiliki sedikit perasaan kepadaku sejak terakhir kali kita melakukannya dulu dila? Hanya saja kamu menutupinya dengan begitu keras dan malah mempercayai jika kamu begitu mencintai rafael dan hanya mengaguminya. Mau sampai kapan kamu menutupi hati kamu seperti itu terus menerus! Jika kamu pikir kamu bisa membohongi semua orang tapi kamu salah. Aku tidak pernah bisa di bohongi oleh siapapun dila." Ucap davin begitu tajam dan dingin. Ia berjalan mundur dengan perlahan sambil terus menatap tajam pada dila.

"Aku tunggu kamu nanti malam di apartemen aku dila. Jika kamu tidak datang, maka aku akan benar-benar menyerah dengan kamu dan aku akan pergi jauh meninggalkan kamu." Ucap davin menatap dila dalam sebelum ia berbalik dan pergi dari hadapan dila.

Dila terdiam menatap punggung davin yag sudah menghilang di dalam mobil pria itu kemudian benar-benar menghilang dengan mobilnya setelah keluar dari pagar rumahnya.

Dila menunduk dan merasakan dadanya bergemuruh dengan hebat.

"Tidak mungkin davin. Aku sudah menutup hatiku dengan rapat untuk pria manapun. Aku hanya mencintai rafael. Dan aku Tidak mungkin mencintai kamu." Gumam dila lirih.

Tapi tiba-tiba saja hati nya ketakutan saat mendengar davin akan pergi jauh dari hidupnya.


**********************

Maaf jika banyak typo .


Enibahri
29-11-19.

KEKASIH KAKAKKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang