Part 3 : Arc Time

58 22 4
                                    

Kata orang dunia ini di bagi menjadi tiga. Dunia atas, bawah dan dunia manusia. Para penghuni abadi dunia atas dan dunia bawah bahwa dunia manusia adalah dunia buangan yang lebih kejam dari alam baka. Karena di dunia itu darah keturuan mereka yang terbuang akan menjadi incaran dan harus ditumpahkan darahnya untuk para dewa.



...



Lonceng bertanda istirahat tiba sudah lama berkumandang. Aku duduk di meja lebar lengkap dengan puluhan jenis kue dari yang basah sampai kering mahal berjejer di sana. Juga ada teko-teko teh hanga yang spesial dibuat dari chef internasional kelas atas. Inilah yang di sebut pesta minum teh para anak bangsawan. Bagi para siswa siswi di sini itu adalah rutinitas keseharian mereka di sekolah ini. Tapi tak semua siswa bisa merasakannya. Siswa dalam tingkat terendah yaitu siswa yang mendapat biasiswa, mereka tak akan bisa menyentuh meja ini. Kecuali dihina dan direndahkan lebih terdahlu. Ironis sekali untuk sekolah kelas internasional seperti ini. Itu sebabnya aku malas berada di sana.



"Dewi tolong terima kasih sudah memberiku nafas hingga saat ini. Dewi tolong beri aku sedikit kebahagian. Yang belum pernah kurasakan sampai saat ini. Karena kutahu hanya kau sang dewi hasrat dan napsu yang bisa memeberiku itu."


Aku berutut. Lalu menyatukan kedua telapak tanganku. Sambil memejamkan mata dan menundukan kepala. Di depan sebuah patung seorang wanita berselimut kain dan memegang seekor burung merpati.



Setelah merasa cukup dengan semua doa itu, aku kembali berdiri lalu membersihkan debu dari lututku. Luna sudah berdiri di sisi lain ruangan itu. Di sampingnya sudah di siapkan meja kecil dari kaca penuh ornamen bunga mawar. Di atasnya sudah ada banya cemilan dan teko teh berkualitas tinggi. Hmm... setiap siang makan itu rasanya membosankan.




Teng... teng... Arc Time


Waktu berhenti. Segera aku ambil semua cemilan itu. Dan kubawa keluar dari ruangan pengap tadi.



Aku berlari melewati ruangan dan lorong-lorong. Semua berdiri seperti patung. Serasa berjalan di dalam sebuah museum. Entah dari mana kekuatan menghentikan waktu ada padaku. Tapi rasanya menyenangkan.



-



Aku tiba-tiba berhenti. Bukan tanpa sebab,aku melihat seorang pemuda berhenti dengan wajah kebingungan. Ada yang salah. Kenapa dia tidak mematung seperti yang lainnya? Dia berketib padaku. Dan masih bisa menggerakan tangannya. Jelas itu membuatku bingung. Belum pernah aku melihat kejadian ini sebelunya. Dia menatapku dengank ebingunga, aku lebih kebingungan.



10 menit berlalu. Dan waktu kembali berjalan. Semua orang kembali bisa bergerak. Melakukan aktivitas meraka sebelumnya. Aku dan pemuda beraamput hitam pekat dan mata kelam itu masih saling menatap satu sama lain. Hanya bahasa ketiban mata yang terjadi diantara kita.



"Apakah kau manusia?" bisikku padanya.



Sontak pertanyaan itu membuat dia tercengang. Tapi aku harus bertanya apa lagi padanya. Karena jika semua manusia bisa mematung, berarti dia bukan manusiaa. Lalu makhluk apa dia sebenarnya.



"Apa yang kau katakan? Jangan berkata aneh-anegh," tegasnya.


"Lalu kenapa kau tidak mematung?!"


"Harusnya aku yang bertanya tadi. Karena kekuatan seperti itu tidak mungki dimiiki manusia biasa," jelasnya.




Aku terteguk mendengar pernyataan itu.


Tanpamengabiskan waktu lebil lama dia pergi melewatiku. Dan tak berbalik lagi untuk melihatku .



--



Pikiran tentang siang itu masih membayangikuu. Aneh sekali hanya pemuda itu yang tak terkena efek kekuatanku. Apa dia itu manusia normal? Atau mungkin dia sama seperti aku?

Alluring Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang