Part 6

6.9K 408 58
                                    

"Karena aku hanya memilikinya, hanya dia"

"Hem, baiklah"

Tut

Panggilan berakhir

Sasuke mematikan panggilannya

Perlahan seulas senyum terukir di bibir Hinata.

Ini di luar ekspetasinya. Hinata mengira Sasuke hanya akan menganggap biasa kandungannya, tapi setelah mendengar suara Sasuke yang terdengar antusias membuat Hinata bahagia

Sasuke juga menantikan anak anak di kandungannya, dan itu membuat Hinata berpikir jika dia memiliki alasan untuk tetap berada di sisi Sasuke selamanya

"Yang kau hubungi tadi. Apa dia ayah dari bayi yang kau kandung, Nee-chan"

Hinata menatap kesumber suara

Mendengar suara Sasuke membuat Hinata melupakan seseorang yang duduk di depannya tersebut. Seseorang yang memiliki mata yang sama dengan Hinata

Seseorang yang mengajak Hinata datang ke caffe yang saat ini Hinata datangi.

Hinata mengambil jus tomat yang baru saja dia pesan tersebut. Lalu meminumnya

"Kurasa kau tidak memiliki lagi alasan untuk memanggilku Nee-chan, Hanabi"

Orang tersebut adalah Hanabi, adik Hinata.

Hinata  bertemu dengan Hanabi di rumah sakit yang barusan dia datangi. Takdir yang konyol, saat Hinata mengetahui bahwa dokter yang akan memeriksa kandungannya adalah adiknya sendiri

"Aku tidak memiliki banyak waktu. Kau bisa mengatakan apa yang mau kau katakan sekarang"

Diam

Untuk sesaat Hanabi diam, dapat Hinata lihat raut wajah Hanabi yang terlihat sedih

"Pulanglah, kaa-san merindukanmu, Nee-chan"

Meskipun bersuara cukup pelan, Hinata masih dapat mendengar ucapan adiknya tersebut.

Terdengar Hinata yang menghembuskan nafas, lalu mengalihkan pandangannya menatap kearah di luar jendela.

Hinata menggenggam erat lengan bajunya, berusaha membuat air matanya tidak jatuh

"Jika kau berkata seperti itu, orang mungkin berpikir jika aku lah yang lari dari rumah"

"Nee-chan..."

"Aku baik baik saja, tolong katakan itu kepada Kaa-san dan Tou-san" Hinata memotong ucapan Hanabi sembari membuat sebuah senyum di bibirnya, meskipun itu hanya senyum palsu.

entah sejak kapan, air mata Hanabi telah membasahi pipinya

"Tidak, aku tidak akan mengatakannya....

Hanabi menggepalkan tangannya

"---Apa kau tau bagaimana terpuruknya Tou-san dan Kaa-san saat kau pergi? mereka merindukanmu. Jadi aku mohon...hiks... A-aku mohon Nee-chan, pulang lah. Tolong katakan pada Tou-san dan Kaa-san jika kau baik baik saja. Sekali saja, aku mohon" Lanjut Hanabi, yang sudah tidak memperdulikan seberapa banyak air matanya jatuh

Aku atau dia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang