Part 35

3.9K 310 39
                                        

.

.

.

.

Sarada berjalan menuju ruang makan, dimana ada Sakura yang terlihat sibuk menata piring untuk tiga orang

Tiga orang?

Di ruang makan tidak hanya ada Sakura, tetapi ada Naruto juga.

Naruto sudah ada sedari pagi di apartement sakura.

Sudah dua minggu semenjak Naruto pulang dari luar negeri. Dan setiap pagi Naruto selalu datang ke apartement untuk makan bersama. Terkadang Naruto juga tidur di apartement ini. Dan tentu saja Tidak tidur bersama Sakura, Naruto tidur di ruang tamu.

Untuk Sarada, dia tidak mempermasalahin itu. Karena Sarada sudah dapat menerima kehadiran Naruto yang akan menjadi ayahnya juga nanti.

Karena Sarada tau, jika saat ini. Selain dirinya, Naruto juga adalah alasan kebahagiaan Sakura.

Sarada duduk di atas kursi di depan Naruto, yang saat ini tersenyum lebar menatap nya

"Kau tidur nyanyak, Sarada-chan?"

Sarada tersenyum sambil menganggukkan kepalanya

"Ya, tou-san. Sangat nyenyak"

Sarada sudah tiga hari ini memanggil Naruto dengan sebutan ayah.

Awalnya, baik Naruto maupun Sakura kaget dengan itu, karena selama ini Sarada hanya memanggil Naruto dengan sebutan paman. Namun, dibalik keterkejutan Naruto dan Sakura, terdapat bahagia di dalamnya.

Pernikahan Sakura dan Naruto tidak lama lagi, itulah sebabnya Sarada ingin cepat menyesuaikan panggilan untuk Naruto.

Sakura menaruh roti isi di atas piring di depan Sarada, lalu duduk di samping Naruto

"Hari ini, bagaimana jika kita pergi jalan jalan keluar? Sarada-chan, kau mau?" Tanya Sakura, menatap Sarada yang mulai melahap roti isi yang dia buat

Sarada menganggukkan kepalanya dengan senyum lebarnya

•••••

Tubuh Hinata menegang kaku. Nampan yang berada di kedua tangannya Hinata genggam erat. Dengan mata yang masih terpaku menatap seorang pria yang baru saja masuk ke toko roti yang baru beberapa hari ini buka.

Panggilan yang keluar dari mulut Haru yang berdiri disamping ibunya, menyadarkan Hinata dari keterkejutannya.

Hinata menundukkan kepalanya, menatap putranya yang beberapa kali memanggilnya, lalu mengelus rambut Haru dengan lembut.

Hembusan nafas terdengar dari mulut Hinata, lalu memejamkan matanya sebentar. Dan, kembali mengangkat kepalanya, menatap pria yang berdiri di depan pintu masuk toko nya

Ini akan terjadi, bertemu dengan pria itu lambat laun pasti akan terjadi.

Dan Hinata telah menyiapkan hatinya

Aku atau dia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang