"Bagaimana jika aku pergi? Apa kau akan menangis?"
Sai memasuki rumahnya, setelah cukup lama berdiam diri di tempat bermain anak anak, yang sempat dia datangi bersama Hanabi.
Pemikiran Sai saat ini sedang kacau, rasa bersalah kini kembali memenuhi hatinya setelah sekian lama. Masa lalunya dan rasa bersalahnya terhadap Hinata yang selama ini berusaha dia kubur, kini terbongkar kembali.
Sai ingin melupakan masa lalu, dan Hidup dengan tenang bersama istri dan anaknya. Tapi, saat Hanabi memberitahu tentang masalah Hinata membuat rasa bersalah Sai semakin tak terkendali.
Sai ingin mencari Hinata, Sai ingin menemui Hinata. Tapi apa selanjutnya? Meminta maaf? Memohon ampunan Hinata? Tapi apa Sai bisa? Apa Hinata akan memaafkannya?
Tap
Langkah Sai terhenti di ruang tamu
Mata Sai menatap sang istri dan anaknya Inojin yang sedang duduk di ruang tamu. Sepertinya Sai terlalu lama meninggalkan rumah, sampai anaknya Inojin sudah bangun dari tidurnya
Untuk sesaat Sai menutup matanya. Menarik nafas lelah. mengukir senyum di bibirnya, lalu melangkah kearah Ino dan Inojin
Sai duduk di samping Ino yang terlihat asik bermain mainan bersama Inojin.
Melihat sang ayah yang duduk di samping ibunya, membuat Inojin melangkah menuju Sai. Mengulurkan kedua tangannya kehadapan Sai, meminta Sai untuk menggendong Inojin
Sai tertawa pelan, lalu mengangkat sang anak dan mendudukinya di pangkuan Sai.
Lalu Ino memberikan mainan mobil mobilan ketangan Inojin
Sai melirik Ino
"Ino, aku..."
"Kau tidak perlu menceritakan nya sekarang. Aku tau kau pasti belum siap. Kau bisa menceritakannya jika kau sudah siap. Aku akan menunggunya" Ino memotong ucapan Sai tanpa Menatap Sai
Sai menatap bersalah Ino
"Maaf" Lirih SaiIno menatap Sai
"Tidak, tolong jangan ucapkan kata itu, Sai. Karena saat ini aku mempercayaimu, dan selamanya akan tetap begitu....Ino tertawa canggung
"---Suasananya jadi sangat menyedihkan. Aku tidak menyukai ini" Lanjut Ino
Ino mengibaskan kedua tangannya seperti kipas, menahan air matanya agar tidak jatuh
"Kau bisa menangis, Ino. Kau tidak perlu menahannya"
Ino menggelengkan kepalanya
"Tidak, aku tidak ingin menangis di depan anak kita.... Oh iya, tadi Sakura menghubungiku. Dia mengundang kita kerumahnya besok. Sepertinya dia membuat acara kecil kecilan untuk merayakan kandungannya"
"Baiklah, besok kita akan kesana"
•
•
•
•
•Hanabi menggenggam tangan besar ayahnya. Memejamkan matanya, dan berdoa kepada Kami-sama untuk kesembuhan sang ayah yang saat ini terbaring di kasur dengan infus yang menancap di lengan

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku atau dia (TAMAT)
Fiksi PenggemarTAMAT "Aku tidak bisa melepaskan mereka berdua. Kalian bisa menyebut aku serakah, tapi aku ingin memiliki mereka berdua" -Uchiha Sasuke "Siapa yang paling kau cintai Sasuke? Aku yang istri sah mu? Atau dia selingkuhanmu? Tapi apapun pilihanmu, aku t...