°BAB 5: Classmeeting

993 186 8
                                    

enjoy!

-
BAB 5: Classmeeting
-

Hari classmeeting pun tiba. Sean selaku panitia dari minggu kemarin sudah sibuk mengurusi ini-itu. Kebetulan Jean juga terpilih menjadi panitia dari ekstrakurikuler jurnalistik.

Akhirnya, kedua insan itu sering pulang bersama. Merakit kedekatan dengan organisasi sekolah. Biasa, mungkin?



Yovviie

|jalan" yuk besok
|gue gabut bgt dari kemarin

gak kangen gue lo?|
ok fine|

|yah, ngambek ibu negara
|iya gue kangen sama lo. makanya besok jalan kuy

banyak urusan gue tuh|
jd panitia capek banget :")|

|iyalah capek
|yg gak capek mah jadi pacar gue kan?

bcd|

|tabah

Jeana kemudian memasukkan gadgetnya ke dalam tas ransel berwarna biru laut miliknya. Diambilnya kamera dslr milik salah satu anggota jurnalistik itu. Ia lantas melangkah menuju lapangan.

Jangan tanya bagaimana keadaan di lapangan karena Jean bahkan beberapa kali terjepit di lautan manusia. Tubuhnya yang terbilang jangkung saja masih terjepit.

"Je! Sini!" panggil Sean dari sudut lapangan.

"Itu tolong didokumentasikan pas anak-anak ikut lomba dakon," katanya lagi saat Jean telah sampai di dekatnya.

"Ebuset, ada lomba dakon?"

"Ada lah. Lo lagi rapat ae tidur, makanya gak tahu."

Mengangguk, Jean sedikit berlari kearah kerumunan siswa yang sedang menjerit-jerit gemas dengan teman mereka yang main. Ia mengalungkan tali kamera di lehernya, bersiap mengabadikan momen langka di sekolahnya.

"MINGGIR! MINGGIR! AER PANAS! AER PANAS!"

Siswa-siswi yang asik menonton akhirnya sedikit memberi jalan pada Jean. Gadis itu tersenyum lebar. Tubuh kurusnya dengan riang meliak-liuk melewati kerumunan manusia.

Tibalah gadis Hanindita itu di tengah-tengah kerumunan. Ia dapat mengenali siapa yang tengah bertanding di sana. Dia Gebi dan seorang adik kelas yang Jean tidak tahu namanya.

Dengan kelincahan memotretnya, Jean sudah dapat menangkap beberapa jepretan. Hasilnya tidak terlalu buruk walaupun tubuh jangkungnya terdesak kesana-kemari.

"Jean! Ini dokumentasiin anak yang mau lomba pidato basa Jawa," panggil salah seorang teman Jean.

Setelah berhasil keluar dari kerumunan anak dakon, Jean menghampiri teman yang tadi memanggil namanya. Perempuan tadi menuntun Jean ke ruangan pidato.

Di pintu depan sudah tertulis 'lomba sesorah' dengan kertas manila hitam dan spidol putih.

Jean tersenyum kala mengingat jamannya SMP dulu harus maju sesorah dihadapan anak-anak kelas. Wajahnya tak terkondisikan.

"Kak Jean!" Jean menoleh, ternyata dia Ribi.

"Hoi! Ikut lomba sesorah ya?"

"Iya, kak. Asli deh ini gugup banget. Takut gak hapal, tiba-tiba lupa di jalan, gak ada ekspresinya, terus kalo ntar pingsan gimana? Hadehhhh."

"Santuy aja kayak di pantuy."

Pengaruh Hanan pastinya. Ah, laki-laki itu pembawa virus.

"Hehe. Yaudah, ke sana dulu ya kak."

Strange | кim seungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang