Selamat kembali bersua!
maaf atas semua keterlambatannya.
enjoy, teman!
-
BAB 17: Jeana
-"Jean? Ngapain? Cari Hanan ya? Anaknya lagi madol sekolah kayaknya," tutur Kaluna kala melihat Jeana berada di depan pintu kelasnya.
"Gak. Gue lagi cari Sean."
"Oh.. bentar." Kaluna menoleh, mencari keberadaan sang subjek yang dicari. "SEAN! Dipanggil Jeana!"
"Makasih," kata Jean.
"Oke."
Tak lama kemudian, Sean sudah berada di hadapannya. Sean dengan wajah suram nan kusam lengkap dengan kantong mata yang terlihat hitam.
"Gue mau ngembaliin hp lo."
Sean mengusap wajahnya kasar. "Oke," sahutnya. Diambilnya benda kotak di tangan kanan Jeana yang sedang terulur ke arahnya.
"Gue minta maaf, Yan."
Lagi dan lagi, Sean tidak mengerti dengan jalan pikiran gadis di hadapannya. Sean akui jika dirinya tidak terlalu bodoh untuk memahami arti dari sebuah kata tetapi, penuturan Jeana tidak dapat ditebak olehnya.
"Buat apa?"
"Semuanya," balas Jeana.
Sean mengusap wajahnya dengan gusar. Semakin tidak mengerti dengan perkataan gadis Hanindita tersebut. "Harusnya gue yang minta maaf," ujarnya.
Jeana menggeleng secara spontan. Baginya, tidak ada yang salah selain dirinya sendiri. "Gak. Lo gak salah jadi, lo gak perlu minta maaf."
"Je."
"Gue tahu kalo sikap gue kadang kayak anak-anak. Gue emang bodoh, ceroboh, suka marah-marah gak jelas," ucap Jeana, suaranya terdengar serak menahan sakit di tenggorokannya yang kering. "Maafin gue, Yan."
"Je, kita perlu bicara," tegas Sean. Alisnya bertautan seolah-olah sedang memiliki pemikiran yang sangat menyesatkan.
"Maaf, Sean. Gue lagi butuh waktu untuk sendiri. Gue mohon, semoga lo ngerti."
Kemudian gadis itu pergi meninggalkan Sean yang termenung di depan kelas.
Tungkai Jeana terus berjalan tanpa arah. Tidak ada yang salah, hanya saja pikirannya tengah kosong mlompong; hilang isi. Dia tidak mengerti kenapa efek bertemu Sean bisa membuat jiwanya kembali tak tenang.
Rasanya sangat berat untuk menjauh darinya. Jeana merasa jika ia jauh sebentar saja dari Sean, maka hidupnya akan hancur lebur.
Jeana tidak paham mengapa semesta seolah tidak ingin ia jauh dari radar lelaki itu. Lagi, Jeana merasakan perasaan ganjil yang mengganggunya sejak pertama bertemu dengan Sean.
"Je," panggil Hanan saat tidak sengaja melihat temannya itu sedang berjalan sendirian.
Jeana menoleh. Menampakkan wajah kusutnya akhir-akhir ini. "Nan, maafin gue.."
"Ya ya, lo emang banyak salah sama gue."
Jeana mendengus kasar. Hanan memang memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi. "Gue sadar kalo selama ini gue kekanakan, suka marah-marah, suka cuek semaunya. Pokoknya tingkah gue emang gak baik deh. Gue minta maaf ya, Nan," katanya.
Sementara Hanan terus mengerutkan keningnya. Berpikir bagaimana caranya Jeana bisa berkata demikian. "Kepala lo gak kejedot kan? Lo gak kelindes tronton apa kereta kan? Ginjal lo masih utuh? Otak lo juga? Apa jangan-jangan udah dijual ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange | кim seungmin
Fanfiction『ft』. ᴴᵂᴬᴺᴳ ᵞᴱᴶᴵ [COMPLETED] ↳ Orang-orang bilang, Jean terlalu bar-bar untuk Sean yang notabenenya adalah ketua Rohis di sekolah. Orang bilang, sebaiknya Sean tak dekat-dekat dengan Jean karena gadis itu membawa aura buruk untuknya. Semesta jug...