°BAB 19: Bukan Jean

542 111 3
                                    

selamat kembali bersua!

saya mengingatkan kembali agar kalian tidak membenci real life karakter antagonis di cerita ini.

btw, CEK AUTHOR NOTES DIAKHIR YA !1!1 SAYA MAKSA (erererere)

enjoy!

-
'BAB 19: Bukan Jean
-

"Gue mau ketemu Rinjani!"

Di keheningan kelas kala itu suara Jean menggema hingga seluruh pasang mata melihat kearahnya. Yang ditatap malah menampilkan mimik judes yang menyeramkan.

Hanin, perempuan yang tengah menyeruput susu kotaknya sampai tersedak mendengar penuturan gadis itu. Ia menyapu sudut bibirnya dengan tisu lantas menatap Jean dengan garang.

"Buat apa sih?!" tanyanya.

Sejak dua hari yang lalu, Jeana selalu mengatakan hal yang sama. Ingin bertemu Rinjani. Bahkan, kemarin Jean ngotot untuk membuntuti Hanin sampai ke rumahnya. Bayangkan saja, rumah Hanin dan Jean yang berlawanan arah dengan jarak yang cukup jauh. Belum lagi hujan yang turun saat perempuan itu pulang ke rumah.

Mungkin saja Rinjani ada di rumah Hanin, katanya.

Hanin tidak habis pikir dengan manusia satu ini.

"Kepo gue tuh. Rinjani yang mana sih?"

Hanin mendengus kesal. Gara-gara kepo, Jean dengan santainya mengagetkan seluruh kelas. Suara Jean memang menggelegar. Hanin akui hal itu. "Ada syaratnya."

"Apaa??" Jeana lalu duduk di kursi kosong samping Hanin. Benar-benar tidak sabar ingin bertemu dengan seorang yang hampir meluluhkan Hanan.

"Pertama, lo bukan Jean," kata Hanin sambil melotot ke arah Jeana yang ingin memprotes. "Kedua, lo bukan temennya Hanan. Dan terakhir.. Rambut lo harus digerai."

Alis Jeana berkerut, menandakan jika gadis itu benar-benar tidak paham. Bukan Jean? Bukan temannya Hanan? Gerai rambut?

Terakhir kali Jeana menggerai rambutnya saja waktu masih kelas 10. Menurutnya, rambut yang digerai itu sangat merepotkan. Contohnya saat makan, maka anak-anak rambutnya pasti jatuh ke mangkuk atau piring makanannya.

Memikirkan tentang rambutnya yang akan kotor bila digerai dan ditempeli debu saja Jeana sudah bergidik ngeri.

"Jangan gerai rambut dong."

Hanin lalu menarik karet rambut Jeana sehingga rambut gadis itu tergerai bebas. "Udah," ucapnya.

"Apaan sih? Gerah woi," gerutu Jean sambil mengumpulkan kembali anak-anak rambutnya.

"Lo mau ketemu Rinjani gak?"

"Mau lah."

"Yaudah, cuma itu syaratnya," balas Hanin sembari tertawa kecil melihat Jeana yang ribet dengan rambutnya sendiri.

Hanan yang sedari tadi mengawasi mereka berdua akhirnya tersenyum simpul.

Setidaknya Jeana mulai berinteraksi dengan teman perempuannya.

•∆•

•∆•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Strange | кim seungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang