『ft』. ᴴᵂᴬᴺᴳ ᵞᴱᴶᴵ
[COMPLETED]
↳ Orang-orang bilang, Jean terlalu bar-bar untuk Sean yang notabenenya adalah ketua Rohis di sekolah. Orang bilang, sebaiknya Sean tak dekat-dekat dengan Jean karena gadis itu membawa aura buruk untuknya.
Semesta jug...
Lengkap sudah anggota kelompok 5 tugas Bahasa Indonesia ini. Ada Sean, Hanan, Kaluna, dan Gebi. Keempat insan itu sekarang tengah duduk berjajar di ruang tengah milik Hanan.
Sean--orang yang duduk paling pojok-- dengan senang hati mengambilkan keperluan mereka di teras rumah. Sebenarnya tidak terlalu ikhlas sih, mereka berdebat beberapa menit hingga Gebi membuka suara dan menengahi pertengkaran antara Luna dengan Sean.
Sebagai laki-laki sejati, akhirnya Sean mengalah. Ketika melangkahkan kakinya, pemuda Andipati itu juga sempat berpikir, kenapa barangnya justru di taruh di luar?
"Tai emang," celetuk Sean tanpa sadar.
Mengamit tas milik Gebi dan Luna, Sean sempat menghela napas.
Apa sih yang dibawa oleh kedua cewek itu?
Rasanya Sean sedang membawa dua kardus mie instan.
"Mau gue bantuin?"
Terkejut, laki-laki Andipati itu hampir saja menjatuhkan tas-- rasa kardus mie instan-- itu ke lantai mengkilap milik Hanan.
"Eh, lo ngapain di sini?" Sean bertanya pada sang lawan bicara dengan menormalkan jantungnya yang terkejut tadi.
"Gue tetangganya Hanan. Lo lupa?"
"Eh masa?"
Sean tampak seperti orang bodoh dihadapan gadis dengan mata tajam bernama Jean.
Goblokkkkk kan Je emang rumahnya deket sini!1! Lo gimana si yannn! Malu dong anjirrr.
"Mau gue bantuin gak?" tanya Jean lagi.
"Gak usah. Bisa sendiri."
Jean kemudian memasuki rumah Hanan dengan santai. Berharap apa sih Sean pada gadis jutek itu? Berharap agar gadis itu memaksa?
Seharusnya Sean yang tak menolak. Kini, dia harus menenteng ketiga tas milik temannya dengan susah payah.
"Cepet anjing, mana hp gueee!"
Sean mendengar sayup-sayup suara teriakan Jean. Dan benar saja, saat ia memasuki ruang tengah, Jean tengah mencubit lengan Hanan dengan gemas.
"SALAH APA SIH GUE BISA TETANGGAN SAMA LO?!"
Gebi dan Luna hanya dapat menutup kedua telinganya. Suara Jean memang menggelegar. Pantas saja gadis itu sering terpilih menjadi komandan tonti.
"Udah-udah. Baikan aja sih kalian." Terpaksa Sean menjadi penengah diantara keduanya. Antisipasi saja jika tiba-tiba gendang telinganya pecah.
"ITU LOH YAN! HANAN JAHAT BANGET SAMA GUE! JANGAN-JANGAN LO BENCI YA SAMA GUE!"
"MANA ADA?! ORANG GUE SAYANG KOK SAMA LO!"
Hening.
Hanan sepertinya salah bicara. "Sayang sebagai tetangga aelah lo pada salfok mulu," katanya, membela.
"Mana hp gue sih ribet amat!"
"Lo ada hubungan apa dulu sama si Yovie?"
Jean mendelik kesal ke arah Hanan. Laki-laki itu memang tak mengenal situasi dan kondisi. Jelas-jelas sedang ada dua perempuan dan satu laki-laki temannya.
Ya memang sih, Kaluna dan Gebi memiliki kepribadian yang anteng, kalem, lemah lembut. Tapi kan, mereka tetap wanita yang bisa me-rumpi seperti wanita umumnya.
Sedangkan Sean.. laki-laki itu juga termasuk pendiam. Ketua rohis yang super kalem, adem, seperti ubin masjid juga bisa meledeknya habis-habisan kan?
"Nanti aja Nannn!" Jean cemberut, memohon. Ya, dia memohon agar Hanan mengerti situasinya.
"Iya-iya sayangku."
Hanan langsung bersembunyi di balik sofa yang tadi ia duduki kala Jean akan melempar sandal jepit abu-abu ke arahnya.
"Bisa gak langsung dimulai kerja kelompoknya?"
Jean menoleh sembari merasa bersalah. "Eh? Maaf ya Luna, Gebi, Sean gue ganggu kalian. Gue tunggu sambil nonton tv aja."
•∆•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•∆•
"Dia pacar gue yang baru, Nan."
Sean kembali memukul kepalanya saat suara itu terngiang-ngiang di kepalanya bagai kaset rusak yang terus memutar.
Laki-laki Andipati itu sudah mencoba memejamkan matanya berkali-kali. Tetapi, hasil yang didapat selalu nihil. Tidak ada. Ia tidak bisa. Pikirannya tak sanggup.
"Sial!" Ia lantas berdecak frustasi kala siluet Jean dan Yovie berkunjung di pikirannya.
Daripada terus insomnia seperti sekarang, ada baiknya laki-laki itu bermain ponsel sejenak. Meluapkan frustasinya ke dalam benda persegi dengan fitur modern yang tersedia.
Yoga
Ga|
|Siap 86 pak ustad! :)
Apaan dh wkwk| Pakabar Lo skrng?| dah lama gak ktemu|
