°BAB 24: Mantan

493 86 1
                                    


MAAF GAES INI NGARET BANGET 🤧

gara-gara streaming drakor nih:")

___

Sesaat setelah hujan mengguyur kota, gadis ber kuncir kuda itu tengah memasukkan barang-barangnya ke tas. Ia melirik kearah jam di tangannya. Masih ada sepuluh menit sebelum mendekati waktu yang ia sepakati.

"Tumben banget mau pergi tapi cemberut," kata Sella yang kebetulan sedang mampir.

Jeana hanya melirik sekilas dan menyambar kunci motor di dekatnya. Ia sama sekali tidak menghiraukan perkataan sang kakak.

"Emang durhaka," desis Sella tak terima.

Jean tersenyum tipis mendengar omelan kakaknya. Sebenarnya ia ingin menyahuti, tetapi sangat malas membuka mulut.

Satya 😤

|hti" di jln
|gk ush ngebut

siap|
btw, gue mau tanya deh|

|ap

lo..|
gk jadi deh|

|👍🏻

_____

Perempuan itu menghembuskan napas kasar. Bagaimana bisa dia grogi mengetikkan pesan untuk Sean? Mana jantungnya berdebar kencang dari tadi.

"Posthink aja kalo tangan gue keseleo," gumamnya, "dan gue tadi abis ketemu anjing."

Dihembuskannya napas panjang lalu memejamkan mata. Anjir.. orangnya padahal gak ada di sini tapi gue deg-degan edann. Ia lalu menggeleng cepat.

Selama diperjalanan, Jean terus saja membayangkan kata-kata yang akan dikatakan Yovie alias mantannya dan bagaimana nanti ia akan bereaksi. Meskipun dia pernah menyakiti hatinya, Yovie tetap memiliki kenangan indah tersendiri bagi Jeana.

"Woi! Sini!"

Jeana tersentak saat Yovie melambaikan tangan dengan semangat kearahnya. Lelaki itu tersenyum cerah bak kejatuhan durian runtuh.

"Sarap ni orang," gumam Jeana.

Yovie yang melihat Jean mematung di tempatnya lalu berdiri dan menarik lengan gadis itu.

"Lemotnya gak pernah ilang emang," kata Yovie.

"Sok tahu banget sih mantan."

Yovie tertawa. "Walaupun jadi mantan kayak gini kan yang penting pernah jadi kesayangan."

"Bacot."

"PMS mulu lo kalo ketemu gue. Punya dendam apa, mbak?"

Jean meletakkan tasnya dan berdiri. "Gak suka gue kalo ngomong gak ada makanannya. Pesen apa lu?" ujarnya.

"Kayak biasanya."

"Biasa mulu, kapan istimewanya?"

"Loh?? Yang istimewa bukannya elu?" Yovie balas bertanya.

Sial. Kenapa Jeana jadi ingin tersenyum mendengar ucapan manis Yovie? Hh, dasar Yovie kang gombal!

Yovie menyenggol lengan Jean lalu berkata, "Jadi pesen gak lo?"

"Iya."

Melihat punggung Jean yang kian menjauh, diam-diam Yovie tersenyum lega. Ternyata atmosfer diantara mereka berdua belum terlalu menyeramkan. Masih ada sedikit kehangatan yang mereka rasakan.

Andaikan saja Yovie tidak mempunyai niat yang buruk untuk mendekati Jeana, mungkin mereka masih bersama sekarang. Gue mikir apaan sih anying! tegur Yovie pada dirinya sendiri.

Strange | кim seungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang