Naruto hanya milik Masashi Kishimoto
Saya hanya pinjam characternya saja
.
.
.
Semoga kalian suka wahai readers :)
.
.
."wah baa-san, apa kabar? sudah lama kita tidak bertemu." ucap Sakura lalu mengampiri saat melihat Mikoto yang baru saja memasuki toko bunga dengan senyuman.
"baik Sakura-chan, kamu sendiri bagaimana? tidak kangen dengan baa-san?" balas Mikoto dengan senyumannya sambil memeluk Sakura erat.
"tentu saja aku kangen dan kabarku juga baik, ayo duduk baa-san. Aku buatkan minuman dulu." ucap Sakura melepas pelukan Mikoto lalu pergi ke dapur toko untuk membuat teh.
Mikoto duduk di kursi tamu sambil memperhatikan Sakura. Perhatian Sakura membuat Mikoto merasa nyaman bersama dengannya. Mikoto merasa Sakura lebih pantas menjadi menantunya di bandingkan wanita Uzumaki yang memang tidak disukainya sejak menikah dengan Sasuke, putranya. Sakura hanya gadis biasa yang mandiri, baik, dan penuh perhatian. Mikoto sangat terpana dengan perjuangan Sakura yang hidup sendiri sejak 10 tahun, tepatnya sejak paman dan bibinya meninggalkannya sendiri. Seandainya Mikoto lebih dulu kenal Sakura, pasti sekarang Sakura sudah menjadi putri kesayangannya. Tidak lama Sakura kembali dengan 2 cangkir teh, lalu memberikan satu untuk Mikoto sedangkan sisanya untuk Sakura sendiri.
"silahkan diminum baa-san" ucap Sakura dengan senyumnya lalu duduk di kursi di samping Mikoto.
"iya, terima kasih. Kau ini, baik sekali." balas Mikoto lalu meminum teh buatan Sakura.
"ah biasa saja baa-san, jangan berlebihan." jawab Sakura dengan kekehannya.
Sakura memperhatikan Mikoto yang menikmati teh buatannya, Mikoto memang sangat suka teh buatan Sakura, sangat nikmat katanya. Dan satu hal lagi yang dilihat Sakura saat ini, ada raut kesedihan dalam manik gelap itu juga wajah yang terlihat murung. Sakura tau, pasti ada sesuatu yang terjadi dan menjadi beban pikiran untuk wanita -yang sudah di anggapnya ibu sendiri- ini.
"ada apa baa-san? baa-san terlihat sedih?" tanya Sakura akhirnya tidak tega melihat wajah sedih Mikoto.
"baa-san tidak apa-apa Saku, hanya masalah kecil." balas Mikoto dengan senyum paksanya.
"baa-san tidak bisa membohongi Saku, Saku tau baa-san sedang sedih. Baa-san bisa cerita pada saku, Saku tidak suka melihat baa-san sedih seperti ini." ucap Sakura sambil menunduk dengan mata berkaca-kaca.
Mikoto tersentuh mendengar kata-kata Sakura. Lalu Mikoto tersenyum lalu memeluk Sakura dengan penuh kasih sayang, seakan Sakura adalah putri kandungnya. Sakura sendiri tidak bisa menahan air matanya, baru kali ini ia bisa merasakan kasih sayang seorang ibu setelah ibunya meninggal. Sakura berjanji akan menjaga dan membuat Mikoto -yang sudah di anggap ibu sendiri- selalu tersenyum, tidak ada lagi air mata dan kesedihan. Itu janji Sakura. Mikoto melepas pelukannya lalu membenarkan posisi duduknya, dan tersenyum pada Sakura.
"hapus air matamu Saku, baiklah baa-san akan cerita. Ini masalah keluarga baa-san, kau kenal Sasuke bukan?" ucap Mikoto sambil memulai curhatannya.
"oh putra baa-san yang muka tembok itu? e-eh maksudku yang cuek itu?" jawab Sakura merona dan gugup, karna keceplosan menghina Sasuke di depan ibunya. Mikoto terkekeh melihat kegugupan Sakura.
"iya kau benar, dia memang seperti itu. Sudahlah jangan gugup begitu, aku mengerti kok. Sasuke memang seperti tembok atau ice mungkin? karna dia memang datar dan dingin kepada orang lain yang belum dekat dengannya." jelas Mikoto sambil menatap Sakura lalu tersenyum.
"ah begitu, lalu apa masalahnya baa-san? sampai baa-san sedih seperti tadi?" balas Sakura penasaran dan cemas.
"kau tau Sakura, Sasuke sudah menikah 5 tahun lamanya tetapi istrinya belum juga hamil. Baa-san sudah tidak sabar ingin menimang cucu, namun semua hanya khayalan saja. Karna nyatanya menantu baa-san tidak bisa memberikannya. Baa-san sedih, saat melihat teman-teman seusia baa-san asik bermain dengan cucu mereka. Tapi baa-san tidak bisa melakukannya." ucap Mikoto dengan wajah sedihnya juga air mata yang sudah mengalir deras di pipinya.
Sakura ikut merasakan sedih, ia memeluk Mikoto dan menenangkannya. Sakura tau Mikoto memang sangat suka dengan anak kecil sama seperti Sakura. Wajar jika Mikoto menginginkan cucu dari anak-anaknya.
"baa-san, jangan menangis lagi. Saku yakin, Sasuke akan memberikan baa-san cucu yang lucu dan imut. Yang akan menemani baa-san bermain. Tapi mungkin Kami-sama belum memberikannya sekarang." ucap Sakura melepas pelukannya dan mencoba memberi pengertian pada Mikoto, sedangkan Mikoto menghapus air matanya lalu memandang Sakura lembut.
"kapan saku, baa-san sudah tidak sabar. Baa-san sudah lama menunggu tapi belum juga ada kabar yang baa-san tunggu." balas Mikoto sambil menggenggam tangan Sakura.
"berdo'alah dengan tulus baa-san, aku yakin jika kita berusaha dan berdo'a. Apapun yang kita inginkan akan terwujud. Baa-san percaya padaku kan?" ucap Sakura sambil mengelus sayang telapak tangan Mikoto.
Mikoto tersenyum, sangat tersentuh dengan ucapan Sakura. Mikoto jadi malu karna ia bersikap kekanakkan, sedangkan Sakura justru sangat dewasa dan bijak. Mikoto semakin menyayangi Sakura.
"Saku, bagaimana jika kau menikah dengan Sasuke?" tanya Mikoto asal, namun sebenarnya penuh dengan rasa harap.
Bagai petir di siang bolong, hati Sakura mencelos. Bagaimana mungkin ia menikah dengan Sasuke sedangkan Sasuke sudah beristri? tapi Sakura dapat melihat tatapan Mikoto yang serius dan penuh harap kepadanya. Sakura terdiam membeku, pikirannya melayang entah kemana. Jantungnya berdebar, dan nafaspun rasanya sulit sekali.
"ta-tapi Sasuke sudah menikah baa-san, bagaimana mungkin?" tanya Sakura tak percaya sambil memaksakan senyumnya.
"jadilah istri kedua Sasuke, Saku. Baa-san sangat berharap banyak padamu. Baa-san sudah menganggapmu sebagai anak baa-san sendiri, kau mau kan saku mengabulkan keinginan baa-san?" jawab Mikoto dengan pandangan memohon dan memelas pada Sakura.
Sakura kembali membatu, istri kedua? tolong bangunkan Sakura dari mimpi buruk ini. Pasti ini hanya halusinasi, tidak nyata bukan? Namun faktanya ini semua adalah nyata! Sakura memejamkan matanya berharap semua hanya kesalahpahamannya saja.
"maaf Saku, baa-san terlalu memaksamu. Sudahlah lupakan saja, baa-san pamit dulu." ucap Mikoto lalu pergi meninggalkan Sakura yang masih menatap punggung Mikoto yang semakin menjauh dengan tatapan sedih?
Mikoto sendiri tidak sengaja mengucapkan hal itu, hanya saja keinginannya memiliki cucu membuatnya tega meminta Sakura -gadis yang sudah dianggap anaknya- menikah dengan putranya yang sudah beristri. Mikoto tau itu pasti akan menyakitkan, siapa yang mau berbagi suami dengan orang lain?
Sedangkan Sakura masih di posisi yang sama hanya saja ada sebuah aliran sungai di kedua pipinya. Sakura kecewa dengan ucapan Mikoto yang memintanya manikahi Sasuke. Jika Sasuke masih sendiri mungkin ia akan menerimanya, tapi faktanya Sasuke sudah beristri. Mana mungkin Sakura menikah dengannya, bahkan terpikirpun tidak sama sekali. Itu sama saja Sakura akan jadi orang ketiga di rumah tangga Sasuke. Bukankah tindakan iti di sebut Jalang?
"astaga, apa lagi ini Kami-sama. Kenapa masalahku tidak pernah selesai. Takdir apa yang kau buat sebenarnya, aku harus apa?" batin Sakura berkata.
.
.
.Hidup memang sulit..
Banyak masalah dan rintangan...
Tergantung hati mu kuat atau tidak dalam melakukan segalanya...
Ingat! Hati raja dari segala tindakan..
Kadang hidup memilih hal lain dari keinginan hati...
Padahal tujuan nya hanya untuk menyadarkanmu akan penting nya perjuangan dan sabar...
Kuatlah!! Demi masa yang indah...Helloooo.... Balik lg nih. Gimana nih di chapter ini... Sorry klo jarang upload. Biasalah sibuk, maklum udh kls 12 jdi sibuk-sibuknya..😊
Oh iya, jangan lupa comen dan vote nya yah.. Juga Follow akun aku biar bisa bikin banyak cerita lagi..😋
Hehe, ok makasih udh mampir. Jaa ne..😘
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND WIFE
RomanceTamat !!! Istri kedua? ya ampun, bahkan terlintas dalam otakku pun tidak pernah. Tapi apa yang terjadi sekarang? aku menikahi suami orang!!! ya ampun, aku sudah gila. Dan benar saja, pernikahan ini sangat menyakitkan. Sungguh aku tersiksa, tapi aku...