epilog...

8.8K 362 10
                                    

Hari demi hari terus berlalu, detik demi detik selalu berubah. Dan pastinya melangkah maju, menuju masa yang baru. Meninggalkan yang lama, dan segala hal masa lalu.

5 tahun sudah berlalu, kini Sasuke sedang menikmati masa indahnya bersama anak-anak kesayangannya Sarada, Rei, dan Izuna. Mereka sedang asik menikmati hari libur bersama di taman, mereka asik bermain-main dan tertawa bersama. Mereka bercanda dengan riang, sambil menanti seseorang yang akan membawakan makanan cemilan untuk mereka semua. Sampai mata tajam ketiga anak itu menangkap siluet familiar yang membuat senyum mereka semua mengembang lebar detik itu juga.

Disisi lain seorang wanita cantik berhelaian merah muda menghampiri pria yang sedang duduk santai di atas tikar, dan memberikan senyuman yang selama ini selalu jadi kesukaan si pria itu. Pria itu pun mencium wanita itu di depan anak-anak mereka, dan setelahnya mereka tertawa bersama entah apa yang mereka tertawakan. Dan ketiga anak kecil yang melihat kemesraan merekapun menghampiri mereka dengan wajah kesal bercampur merona.

"Saku kau tau, semakin hari kau semakin cantik." puji Sasuke dengan seringainya.

"Sasu, jangan seperti ini nanti anak-anak melihat." elak Sakura dengan wajah merona.

"mereka sudah melihatnya." balas Sasuke acuh yang mendapat pelototan dari Sakura.

"papa! tolong jangan berbuat mesum di tempat umum. Kau membuat kami merasa malu tau!" nasihat Sarada dengan wajah kesal melihat papanya yang merayu mamanya.

"kenapa memangnya, kalian mau?" balas Sasuke sambil mempermainkan Sarada.

"ish, aku tidak bucin seperti papa." ejek Sarada yang di lanjutkan oleh suara tawa Rei dan Izuna.

"bucin?" tanya Sasuke heran.

"ya ampun, papa tidak tau bucin? Bucin itu budak cinta, papa. Papa ini Kudet sekali." jelas Sarada dengan pintarnya.

"kudet?" tanya Sasuke lagi.

"kurang update, papa! Ya sudahlah, intinya papa jangan lagi bucin-bucinan di tempat umum, mengerti!" jawab Sarada kesal. Sedangkan Sakura hanya memperhatikan sambil terus menahan tawanya.

"setuju!" lanjut Rei dan Izuba bersamaan.

"iya, iya, tidak lagi deh papa rayu mama kalian di tempat umum." balas Sasuke dengan senyumnya dan melepaskan pelukannya pada Sakura.

"mama itu punya aku, papa jangan curang donk" ungkap Rei yang duduk di pangkuan Sakura.

"tidak, mama itu milikku bukan kakak." balas Izuna tak terima lalu mencium pipi Sakura dan memeluknya.

"ish kau curang" kesal Rei.

"biarin wleeee" balas Izuna sambil memeletkan lidahnya pada Rei.

"sudahlah kalian, mama itu bukan milik Rei ataupun Izuna. Tapi mama itu milik kita bersama." jelas Sarada menengahi pertengkaran adik-adiknya.

"sudah selesai bertengkarnya?" tanya Sakura kepada anak-anaknya.

"sudah mama" jawab Rei dan Izuna bersamaan.

"ya sudah, ayo makan cemilan ini. Mama bawakan banyak untuk kalian, habiskan yah!" balas Sakura dengan senyumnya, yang di sambut riang oleh Rei dan Izuna. Sedangkan Sarada hanya tersenyum saja.

Mereka makan bersama di atas sealas tikar tipis, namun jika di perhatikan mereka benar-benar terlihat bahagia. Senyum senantiasa menghiasi bibir mereka, canda dan tawa melengkapi hari itu. Mereka merasa bahkan dunia tidak bisa memainkan tali cinta diantara mereka, karna cinta mereka tulus dan suci.

Sakura dan Sasuke hanya tertawa melihat tingkah polos ketiga anak kembar mereka yang sudah berusia 5 tahun. Diantara mereka memang hanya Sarada yang bersikap dewasa di umur yang masih balita dan fisiknya menurun dari Sasuke rambut dan mata yang hitam legam. Sedangkan Rei menurun dari keduanya rambut merah muda gelap dan mata hitam legam. Dan yang terakhir Izuna, ia memiliki sifat manja dan penyayang seperti Sakura. Fisiknya berambut hitam dan matanya hijau emerald persis seperti Sakura.

SECOND WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang