03

19 4 0
                                    

Author's POV---------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author's POV
---------------------

Beberapa bulan kemudian...

Jung Hayeon melangkah membawa tumpukan dokumen-dokumen untuk diberikan pada atasannya. Perlahan dia membuka pintu. Bersamaan dengan itu, seseorang memutar kursinya hingga memperlihatkan Jimin sedang duduk di kursi mengenakan kemeja hitam, rambut hitamnya disisir rapi dan tampak sempurna.

Jung Hayeon dan Jimin sempat terdiam sebentar. Seperti ada aliran listrik yang tidak terlihat sedang menyambar mereka.

Jung Hayeon merasa pernah bertemu dengan Pria ini, atau hanya sekadar mirip dengan seseorang yang ia kenal. Dalam benaknya dia bertanya-tanya namun belum menemukan jawabannya.

"Kenapa?" tanyanya.

Jung Hayeon gemetar ketika mendengar suaranya. Dia baru ingat bahwa pria yang ditemuinya sewaktu di Coffee shop adalah atasannya yang baru. Itu berarti dia adalah calon CEO yang banyak dibicarakan belakangan ini.

Jung Hayeon mencoba menarik napas dalam-dalam untuk terlihat normal karena tangannya mulai basah mengeluarkan keringat dingin dan pura-pura melupakan jika ditanya oleh Pria ini mengenai pertemuan pertama mereka di Coffee Shop tempo lalu. Tapi apakah pria ini ingat dengan dirinya?

"Anyeong Haseyo Tuan, Perkenalkan Aku jung Hayeon. Ini dokumen-dokumen yang harus di pelajari."

"Duduklah.."

Jung Hayeon semakin nervous. Dia menggeser kursi kemudian duduk di hadapan Jimin.

"Kenalkan aku Park Jimin. Bisa kau ceritakan kenapa Seokjin memilihmu menjadi sekretarisku? Kau juga bisa menceritakan profilemu padaku. Aku sudah melihatnya melalui CV tapi aku ingin mendengarnya langsung."

Jung Hayeon menelan ludah. Dalam hati dia merutuk apakah pria ini masih mengingatnya atau sudah melupakannya. Kali ini dia merasa malu jika diingat-ingat lagi waktu itu dia sudah memaki pria dihadapannya.

"Joneun Jung Hayeon imnida. Aku 26 tahun."

Jimin tertawa mendengarnya. "26 tahun? Oh My God kenapa Seokjin memilih gadis yang sepertimu, bukannya memberikanku yang lebih dewasa dan matang." cibir Jimin membuat Jung Hayeon kesal diremehkan. Jung Hayeon mencoba menenangkan dirinya karena dia tidak ingin marah dan berakibat fatal.

"Maaf maksudnya bagaimana ?"

"Ah anio, lupakan."

"Aku menjadi supervisor termuda karena kegigihanku dalam bekerja. Aku mempunyai banyak pengalaman."

Jimin membaca CV yang ada dihadapanng "Pada CV Aku melihat, Kau bersekolah di SMA Duksung?"

"Ne."

"Kau tidak kuliah?"

"Aku mengalami masa-masa sulit sewaktu duduk di bangku SMA. Adik perempuanku sakit dan aku dipindahkan ke sekolah yang biayanya tidak terlalu mahal. Aku berhenti kuliah karena adik perempuanku meninggal. Ibuku mengalami syok berat dan kesedihan selama bertahun-tahun. Kami tidak bisa hidup dengan baik waktu itu karena ayah mempunyai banyak hutang untuk adikku. Kemudian kuputuskan untuk melamar pekerjaan dari perusahaan kecil hingga aku diterima di perusahaan besar seperti Jeha Group dan Dewi fortuna menolongku kini aku dipromosikan menjadi sekretaris"

Desired Marriage [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang