|PROLOG|

10.9K 609 67
                                    


Welcome!

Hal yang perlu disiapkan saat membaca cerita ini :

- Hati (paling utama);
- Earphone;
- Tissue;
- Sarung tinju;
- Obat tensi darah dan Obat migrain; dan
- Tetap ingat kata mas KTH : Jangan bapereu!

Oke, selamat menaiki roller coaster, Readers!


— ‘ADMIRE
a story line by meidiniken.

APA yang lebih bermakna selain Aku bahagia?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

APA yang lebih bermakna selain Aku bahagia?

Sebuah frasa yang tepat disematkan dengan keadaan hatiku saat ini.

Merentangkan kedua tangan dan menikmati embusan angin malam yang membuat surai hitamku bertebaran adalah kegiatan yang saat ini aku lakukan.

Malam hari ini pun bak mendukung suasana hati. Bisa terlihat langitnya indah, terdapat bulan dan beberapa bintang yang menemani diatas sana. Semakin indah karena di temani eksistensi cowok bergigi kelinci yang beberapa tahun belakangan ini aku cintai.

Namanya Jeon Jykoo. Nama lucu untuk sang pemilik nama yang juga tak kalah lucunya. Dia berprawakan tinggi nan tegap, wajah tampan dengan rahang yang tegas, alis mata yang menukik rapi, crinkle eyes, wajahnya yang masih menggemaskan di usia 22 tahunnya.

Dan jangan lupakan senyum kelinci dan mata bulatnya yang membuatku amat mengangguminya.

Aku dan Jeon sedang berada di basecamp kami, di rooftop lantai tiga rumahnya.

“Kau senang?” suara Jeon tiba-tiba berhasil menghentikan kegiatanku.

Aku menoleh, menatap mata bulat milik Jeon. Mata yang selalu menjadi favoritku. Pun aku mengangguk, tidak lupa mematri senyum terbaik-ku.  “Apa tidak berlebihan sampai di buat seperti ini?”

Jeon terkekeh tipis, “Hei! Kau itu orang spesial untukku, jadi hal semacam ini hanya pesta biasa,” ujarnya. Tangannya terulur untuk mengusap pelan pucuk kepalaku.

Yah, dia selalu berhasil membuatku tersenyum. Melihatnya yang selalu melakukan tingkah konyolnya yang membuatku tertawa lepas. Hingga saat ini aku masih mempertahankan senyumku, senyum penuh kekaguman terhadap sosok Jeon.

Saat ini kami sedang merayakan hari jadi kami, sekitar... Sepuluh tahun. Mungkin.

Entahlah, Jeon bilang hari ini adalah hari jadi kami yang ke sepuluh tahun. Aku sudah mengatakannya untuk tidak merayakannya, tapi Jeon bersikukuh untuk merayakannya di rooftop rumahnya dengan beberapa hiasan lampu berwarna jingga dan hiasan lainnya.

Iya, kami merayakan hari jadi kami selama sepuluh tahun sebagai sepasang sahabat.

Sekarang katakan, aku harus senang atau sedih?

Kami yang dulu tidak seperti sepasang anak kecil lainnya, yang sudah membuat janji untuk menikah kalau sudah besar nanti. Orang tua kami pun tidak menjodohkan kami seperti orang tua pada umumnya, walaupun kami sudah akrab sejak kecil.

Jeon bilang aku tidak boleh mencintainya. Ah tidak, maksudku adalah kami berdua. Jeon bilang tidak boleh ada perasaan cinta di antara kami, melebihi sebagai sepasang sahabat.

Tetapi nyatanya, aku sadar sudah mencintainya saat kami duduk di bangku sekolah menengah. Bertepatan disaat Jeon menautkan tangannya pada perempuan lain, perempuan yang menggantikan tautan tangan Jeon yang seharusnya hanya untukku.

Apakah saat itu aku merasa sakit? tentu.

Namun, dibandingkan rasa sakit, aku mencoba tersenyum disaat Jeon bahagia bersama kekasihnya.

Dan kalau kalian bertanya apakah Jeon mengetahui perasaanku terhadapnya, jawabannya adalah tidak. Tentu, Jeon tidak tahu dan tidak boleh tahu. Jeon bilang, kalau sampai aku mencintainya, dia akan menjauhiku. Itu satu-satunya alasanku mencintainya dalam diam.

Ini semua tentang perasaanku dan Jeon, seorang cowok yang selalu menjadi alasan tangis dan tawaku.

Sebuah rasa yang di katakan salah. Padahal sesungguhnya, cinta tak pernah salah.

-ADMIRE-

Kau bilang, cinta yang hadir diantara kita salah. Lalu bagaimana cara mencintaimu dengan benar? Aku ingin tetap melakukannya.”

“Seharusnya perasaan itu tidak pernah ada. Aku mempertahankan semuanya untuk kita. Aku memang egois, itu karena aku ingin selalu bersamamu.

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tulisanku kali ini aku pakai sudut pandang orang pertama (Aku), biar kalian bisa berekspresi dan melakoni karakternya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tulisanku kali ini aku pakai sudut pandang orang pertama (Aku), biar kalian bisa berekspresi dan melakoni karakternya.

Jangan lupa follow dan masukan ke reading list kalian.

Ig : x.idiyours

Big love,
Meidiniken.

[✔] 𝑨𝒅𝒎𝒊𝒓𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang