6. First Kiss?

3.3K 355 31
                                    

SETELAH menyelesaikan mata pelajaran aku memilih untuk pergi ke kantin sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SETELAH menyelesaikan mata pelajaran aku memilih untuk pergi ke kantin sendiri. Iya, karena kelinci besar itu sedang bersama kekasihnya, jadi dari pada aku berlama-lama berada di kelas bersama mereka yang hanya membuatku gerah, lebih baik aku pergi keluar kelas mencari angin.

Aku sempat berpikir, betapa rajinnya Soora yang selalu mendatangi kelas Jeon. Dan kelinci menyebalkan itu juga selalunya ingin di datangi, aku tidak pernah melihat Jeon mendatangi Soora terlebih dulu. Atau aku tidak tahu? Entahlah, aku lihat Soora sama sepertiku yang sangat mencintai Jeon, bedanya Soora sangat terlihat.

Jeon memang seperti memiliki sesuatu yang membuat para cewek amat mengagguminya, terlebih saat pertama kali kami memasuki universitas ini. Semua mahasiswi memandang penuh kagum ke arah Jeon. Sedangkan padaku, tatapan mereka selalu sinis.

Awalnya mereka mengira aku adalah kekasihnya karena kami selalu bersama, namun semenjak mereka tahu aku hanya sahabat Jeon, tiba-tiba mereka menjadi sangat baik padaku, sehingga menghasilkan ujung yang menyuruhku mendekati mereka pada Jeon.

Ck, Aku saja tidak bisa mendapatkan Jeon. Apalagi kalian? Miris memang.

Apa memang sesulit ini melupakan cinta pertama?

"BITNA!" lengkingan suara berhasil membuyarkan lamunanku, sang penghasil suara melambaikan tangannya dari kejauhan dan mulai mendekati keberadaanku.

Aku mengulas senyum tipis saat mendapati Kak Jimmy duduk di hadapanku. "Suaramu Kak, astaga!" ujarku seraya menggeleng kepala. Pandanganku kembali beralih untuk menatap segelas minuman yang aku pesan tadi.

Kak Jimmy cengar-cengir tanpa dosa, ia menopang dagunya dengan satu tangannya seraya menatap ke arahku. "Kenapa sendirian? Jomblo ya?" kicaunya dengan nada mengejek.

"Kau juga." balasku dengan tatapan mengejek ke Kak Jimmy, apa dia tidak sadar dengan yang dikatakannya? Hei! Dia juga seorang jomblo.

Kak Jimmy terkekeh. "Kau jomblo, aku jomblo. Ayo kita jadian!" ujarnya tersenyum imut.

Membulatkan mataku, aku yang sedang menenggak minumanku mendadak tersedak kemudian menatap tidak percaya si pemilik eye smile ini. "Kau sedang berusaha menyatakan perasaanmu padaku?"

Bukannya menjawab, Kak Jimmy malah tertawa geli. "Aku hanya bercanda Na, nanti ada yang marah jika aku mengencanimu." ungkapnya santai, berlalu ia menenggak minuman yang tadi ia bawa.

Aku semakin tersentak mencerna perkataan Kak Jimmy barusan. Memangnya siapa yang akan marah atau cemburu jika aku berpacaran dengannya.

Vee? Ah, tidak mungkin.

Vee tidak mungkin peduli dengan urusanku, ia juga kan berkawan baik dengan Kak Jimmy.

Lalu siapa yang ia di maksud? Apakah Jeon?

Apa Jeon cemburu jika aku berpacaran dengan Kak Jimmy? Pasalnya mereka berdua selalu beradu mulut jika sedang jalan bersamaku.

Aku tersenyum tipis dengan pikiran yang melayang di otakku.

[✔] 𝑨𝒅𝒎𝒊𝒓𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang