8. Childish

2.7K 334 45
                                    

HARI-HARI berlalu seperti halnya, aku dan Kak Suga yang semakin dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HARI-HARI berlalu seperti halnya, aku dan Kak Suga yang semakin dekat. Dan aku dan Jeon yang terlihat biasa saja semenjak kejadian di kamar Vee. Tidak ada bahasan apapun, singgungan kecil tentang pembicaraan untuk mengarah ke sana pun tidak ada.

Baiklah, kita lupakan.

Pukul tujuh malam ini aku sudah membuat janji dengan Kak Suga, dia mengajakku untuk makan malam di kafe pertama kali kita datang. Jika hari itu kami bertemu di kafe, namun kali ini Kak Suga yang akan menjemputku. Pun aku telah selesai bersiap dan menunggu Kak Suga yang sudah berada di jalan untuk menuju ke rumahku.

“Ada apa nih?” celotehan tiba-tiba yang keluar dari si manusia Alien, siapa lagi kalau bukan Vee. Seperti biasa dia—ah tidak, lebih tepatnya, Vee dan Jeon memasuki kamarku tanpa izin.

Pun aku hanya menatap mereka datar, seraya beranjak dari dudukku, “Mau apa hm?” tanyaku dengan melipat kedua tangan di depan dada. Hanya bertanya basa-basi karena sejujurnya aku sudah tau niat mereka ke kamarku pasti untuk—

“Nyari sinyal Bitna, boleh ya?”

Sudah kuduga.

Jeon berbicara, melangkahkan kakinya mendekat ke arahku. Jangan lupakan dirinya sudah memasang wajah cute andalannya dengan gigi kelinci gemasnya.

Belum sempat aku menjawab, Jeon kembali berceloteh dengan kedua alisnya yang saling bertautan, menatapku dari ujung kaki hingga ujung rambut. Pandangannya berhenti di wajahku, pun Jeon kembali menatap dengan menaikkan sebelah alisnya, “Kau mau kemana?”

“Pergi tentu saja,” jawabku seadanya. Lantas melanjutkan, "Dan kalian, kenapa selalu memakai kamarku, sih? Vee tolonglah gunakan kamarmu sendiri!” rengekku frustasi.

Lagipula bukankah lebih nyaman dengan kamar sendiri? Namun, Vee justru selalu mengacaukan kamarku.

Vee menghusap wajahnya, berlalu melangkahkan kakinya untuk naik ke ranjangku. Pun dia merebahkan santai tubuhnya disana, “Sinyalnya tidak sekencang di kamarmu, Na, hanya sebentar. Aku tidak akan membuatnya berantakan, aku berjanji,” ujarnya yang sudah mulai memainkan ponselnya. Diikuti dengan Jeon yang ikut mendudukan dirinya di ranjangku.

“Iya, lagipula kau ingin pergi, 'kan? dengan Yera ya? Sana pergilah! Dasar cewek, ujung-ujungnya pasti ke pusat perbelanjaan,” usir Jeon tak tahu diri. Ingin rasanya aku mengacak-acak wajah tampannya itu, tapi sayang.

Menatap datar keduanya, aku berdecak, “Kau kan sudah tau, semenjak Yera memiliki kekasih aku sudah tidak lagi bermain dengannya.”

Jeon terkikik, namun mata bulatnya masih fokus dengan ponselnya dan jarinya bergerak lincah, “Kasihan, ya, kau terlupakan.”

“Biarkan! Lagipula aku perginya dengan Kak Suga,” ucapku berbangga hati.

Tanganku meraih tas tatkala mendapatkan sebuah panggilan masuk yang tertera nama Kak Suga. Berlalu melangkahkan kaki ke arah balkon kamar sembari memastikan bahwa Kak Suga sudah ada di luar.

[✔] 𝑨𝒅𝒎𝒊𝒓𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang