27. Graduation

2.2K 314 108
                                    

Selamat membaca! Aku dateng lebih cepet, 'kan?🤪

Hari itu, tatkala aku dan Jeon membantu Haneul mengerjakan tugasnya, aku sedikit lega karena sudah tidak ada perdebatan kecil lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu, tatkala aku dan Jeon membantu Haneul mengerjakan tugasnya, aku sedikit lega karena sudah tidak ada perdebatan kecil lagi. Haneul dengan lapang dada menuruti perkataan Jeon, walaupun raut wajahnya tidak bisa di bohongi.

Aku tau, dia kesal.

Entah, aku bingung dengan anak itu. Kemarin adalah hari pertama kami bertemu, namun ia seperti tidak suka melihatku. Apa masalahnya?

Pun setelah membantunya menyelesaikan tugas, aku dan Jeon segera berlalu untuk bermain konsol di kamar. Dan aku tidak memikirkan lagi bagaimana raut wajahnya.

Baiklah, kita lupakan masalah Haneul.

Tepat hari ini adalah hari kelulusan untuk Vee. Kakak kedua ku itu telah menyelesaikan pendidikan jenjang sarjana-nya. Vee sudah lebih dulu pergi ke gedung universitas bersama Ayah, Ibu, dan Kak Jey.

Dan sekarang aku tengah berada di dalam mobil Jeon menyusulnya menuju gedung universitas. Dapat menebak kenapa aku tidak berangkat bersama mereka?

Jawabannya adalah, aku kesiangan.

Ya, setelah main konsol di rumah Jeon dan aku meminta untuk pulang—ternyata Kak Jey sudah sampai rumah. Kelinci tengik itu pun tidak langsung pulang, hal itu menjadikan Jeon melanjutkan permainan konsol di rumahku bersama Vee dan Kak Jey.

Ternyata mereka tidak sekedar main, mereka membuat kubu yang terdiri atas dua orang. Alhasil mereka mengajak-ku bermain konsol hingga malam. Sebenarnya tidak terlalu larut, hanya saja aku tidak terbiasa tidur di atas jam sepuluh malam.

“Sungguh, kau mengantuk?” tanya Jeon, sesekali kedua maniknya melirik ke arahku yang tengah mencoba untuk tidak tertidur di mobil.

Aku menggeleng cepat, berlalu membenarkan posisiku untuk duduk, “Tidak, Jeon, tak apa,” balasku mencoba tersenyum tipis.

Baru saja mengatakan hal itu, namun pelupuk mata-ku justru semakin terasa berat. Pun aku memutuskan untuk memejamkan mata sejenak. Seketika aku merasakan sebuah tangan menyentuh dahi-ku.

“Tidur saja sebentar, nanti akan ku bangunkan jika sudah sampai,” ujar Jeon sebagai pelaku orang yang menyentuh dahi-ku.

Aku hanya menggangguk.

•°•°•

Hingga sampailah aku dan Jeon di dalam gedung tempat di mana acara kelulusan itu berlangsung. Seperti yang di duga, ruangan gedung ini sudah ramai dengan para mahasiswa dan masing-masing dari orang tua mereka.

Aku dan Jeon mendekati keberadaan Kak Jey yang duduk bersama Ayah dan Ibu, mengambil posisi duduk di kursi yang tersedia. Pun sebentar lagi acara inti akan di mulai, acara di mana melihat Vee naik ke atas panggung untuk penobatan gelar sarjananya.

[✔] 𝑨𝒅𝒎𝒊𝒓𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang