19. Drunk

2.4K 282 30
                                    

Tubuhku beranjak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuhku beranjak. Aku bungkam dengan beberapa pikiran yang kembali menggenang di kepalaku. Pun hatiku mengganjal tatkala mendengar perkataan Soora. Entah, aku bingung harus merasakan apa. Lagipula semuanya belum tentu benar, 'kan?

“Hei Na?”

Aku bertemu Kak Jimmy di koridor, namun aku terus berjalan tanpa membalas sapaannya sedikit pun. Aku terus melangkah untuk memasuki kelas, entahlah hari ini mood-ku sedang tidak bagus. Dan selalu tidak bagus.

“Na?”

Aku berhenti, perlahan kedua manik-ku melirik ke sumber suara, merasakan lenganku menggenggam lembut olehnya.

“Kau sakit?” tanyanya. Aku menggeleng.

Seperti biasa. Aku tahu, jawabanku pasti tidak selalu membuat Kak Suga berhenti menanyakan hal lain kepadaku.

“Kau kenapa, hmm?” tanyanya lagi. Netranya menatapku lekat-lekat, memposisikan tubuhku untuk menghadap ke arahnya. Kemudian ia menoleh sekilas ke tempat aku dan Soora tadi berbicara.

Dan lagi, aku hanya menggeleng, berusaha melepaskan kedua tangannya yang bertengger di kedua bahu-ku. “Bitna masuk kelas ya,” ujarku pelan. Kemudian kembali membawa langkahku menuju kelas, melewati koridor yang terasa panjang akibat rasa gelisah yang bersarang di relung hatiku.

Pun aku memasuki kelas, berjalan perlahan sampai akhirnya kedua manikku mendapati seorang cowok yang tengah terduduk di kursi belakang. Sepersekon aku terdiam, menatap irasnya yang perlahan menatap ke arahku, seperti sadar ia tengah diperhatikan.

Berlalu aku menunduk, mengalihkan pandanganku dari iras Jeon, lantas aku mulai menduduki kursi-ku.

Ah, apa Soora hanya cemburu maka dari itu ia mengatakan hal tadi? Sungguh, kepala-ku mendadak pening.

Hingga semua terasa singkat, mengikuti mata kuliah pun aku tidak berkonsentrasi. Perkataan Soora selalu terngiang di kepalaku, namun hatiku pun menolak untuk mempercayai apa yang ia katakan.

Sampai akhirnya kini Kak Suga mengajak-ku ke Kafe tempat pertama kali kami kunjungi. Aku tau, sikapku membuatnya kepikiran. Dari menaiki mobilnya hingga saat ini kami tengah terduduk di kursi Kafe, aku masih terdiam, memikirkan pembicaraan tadi pagi.

“Apa yang kau pikirkan?” Kak Suga kembali bertanya, untuk yang ke sekian kalinya. Sejak tadi cowok putih itu melontarkan satu pertanyaan yang sama beberapa kali, aku tidak menjawabnya. Namun, Kak Suga tidak jera.

“Aku mau minum,” jawabku akhirnya.

Sontak mata sipitnya sedikit membulat, mencipta raut wajah keterkejutan atas apa yang aku katakan. Aku tau, Kak Suga lekas mengerti maksud kata minum yang aku ucapkan. “Apa ada masalah? Apa yang Soora katakan padamu?” tanyanya sedikit cemas.

[✔] 𝑨𝒅𝒎𝒊𝒓𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang