16. Pelukan

2.2K 301 28
                                    

Bibirku mengatup beberapa kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bibirku mengatup beberapa kali. Sangat sulit untuk menjawab pertanyaan cowok sipit itu. Lidahku kelu, menelan saliva pun terasa sulit. “Ke-kenapa kau bertanya seperti i-tu?” tanyaku sedikit tercekat.

Sungguh deh. Rasanya aku ingin lari saja detik ini juga. Pun keringat dingin mulai menyerang tubuhku.

“Tinggal jawab apa susahnya, sih?” tanya Vee dengan ketus, ia menyunggingkan senyum miring dibibir tipisnya itu.

Oh god! Opsi yang salah karena aku mengikuti kedua cowok idiot ini untuk mampir ke Kafe, lebih baik tadi aku pulang bersama Kak Suga.

Okey, penyesalan adanya di belakang, Bitna.

Kak Jimmy mengangguk sambil berdehem, ia menatap serius ke arahku, “Iya, soalnya saat aku bersama dengan Jeon—”

“Yuki?” lengkingan suara Vee yang menjengkelkan membuat perkataan Kak Jimmy terputus seketika, kedua manik cowok alien itu menyorot ke arah pintu Kafe.

Pun aku mengikuti arahan kedua manik Vee dan lantas mendapatkan presensi cewek dengan rambut panjang bergelombang dan cantik.

“Hai,” sapaan lembut dari sang empu. membuatku melirik ke arah Vee yang tengah menatap cewek itu penuh kagum. Dasar bucin.

Baik aku dan Kak Jimmy hanya membalas senyum serta menunduk sopan kepada cewek yang Vee panggil dengan sebutan Yuki itu.

“Sini duduklah!” titah Vee kepada Yuki. Berlalu ia menggeser tubuhnya untuk memberikan tempat duduk kepada cewek tersebut.

Pun aku menoleh bingung ke arah Kak Jimmy. “Dia siapa, Kak?” bisikku pada cowok bermata sipit itu.

“Anak kejuruan sastra, cewek yang sedang Kakakmu dekati,” balas Kak Jimmy.

Ck, dasar! Ini baru yang jurusan sastra loh, belum yang lain.

“Hai Bitna, kau adiknya Vee, ya? Aku Yuki,” sapa Yuki, cewek itu tersenyum manis sembari mengulurkan tangannya ke arahku.

Tentu tak kalah manis juga aku mematri senyum. Aku membalas uluran tangannya disertai kekehan kikuk, “Iya Kak, salam kenal.”

“Ayo Na, kita pulang! Aku ingin mengajak Yuki main ke rumah,” ujar Vee, berlalu ia beranjak dari duduknya.

Sontak netraku membulat sembari menjatuhkan rahang tatkala Vee mengatakan hal tersebut. Sudah berani rupanya dia membawa cewek ke rumah. “Kak Yuki baru sampai loh ke sini,” ujarku.

“Aku memang menyuruhnya ke sini untuk main ke rumah,” ucap Vee kelewat santai. Yuki pun mulai mengikuti Vee untuk beranjak dari duduknya, membuatku dan Kak Jimmy ikut beranjak.

Lantas kami lekas meninggalkan Kafe untuk pulang. Dan, yah, aku pulang bertiga bersama Vee dan ceweknya itu, calon mungkin, ah entahlah. Kalau Kak Jimmy, tentu cowok itu langsung pulang ke rumahnya.

[✔] 𝑨𝒅𝒎𝒊𝒓𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang