4. Jeon dengan sisi gemasnya

3K 346 14
                                    

“Kau curang!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kau curang!”

Aku menggerutu, jemariku dengah lincah memainkan stik konsol milik Jeon.

Saat ini aku dan Jeon sedang bergulat di salah satu game konsol. Perihal game, Jeon tidak perlu diragukan lagi. Dia selalu mengungguli semua permainan, walaupun hanya memenangkannya sekali pun sudah cukup untukku karena berhasil mengalahkan Jeon.

Permainan kami mendadak berhenti karena Jeon menjeda permainannya untuk menyahut ponselnya yang mendadak berdering. Jeon segera beranjak dan sedikit menjauh untuk menjawab panggilan itu. Aku hanya meliriknya yang sudah keluar untuk ke balkon kamar.

Berlalu mengalihkan pandangan tatkala Jeon telah selesai menjawab panggilan telepon dan mulai berjalan ke arahku.

Jeon hanya diam, dan kembali meraih stik konsolnya. Namun, netraku teralihkan untuk melirik jam yang terpasang di dinding kamar Jeon.

Perlahan aku mulai melihat ke arahnya yang akan mulai melanjutkan permainan tadi, “Jeon, sepertinya aku harus pulang.”

“Kenapa? Ini baru saja jam 7,” jawab Jeon. Netra bulatnya pun ikut melirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul tujuh malam.

Aku mendengkus, “Aku belum mandi tahu,” cicitku, kemudian beranjak dan meraih tas yang kuletakkan di atas ranjang Jeon.

“Kau mandi tidak mandi pun sama, tidak ada yang berubah!” ucap Jeon, cowok kelinci itu ikut beranjak dan mulai merapihkan stik konsolnya.

“Iya aku tahu, aku masih tetap cantik.”

Seketika Jeon terdiam dari kegiatannya merapihkan stik konsol, kedua alisnya berangkat lalu menatapku datar, “Astaga Bitna! Sejak kapan kau jadi percaya diri seperti ini?” tanyanya, kali ini dengan mata yang membulat.

Selalu saja reaksi Jeon berlebihan, selalu senang untuk menggodaku. Daripada menimpali perkataannnya, aku memilih untuk segera keluar dari kamarnya dan mulai berjalan menuruni anak tangga.

Baru beberapa pijakan menuju lantai bawah, netraku disuguhkan dengan seorang pria tampan dengan kemeja putih dan dasi yang menggantung asal di lehernya.

“Bitna? Kau ada disini?” tanya dia.

Kami berhenti di pertengahan tangga rumah Jeon. Aku terkekeh, “Iya Kak, kau baru pulang?”

Kak Jyno mengangguk pelan, “Iya, kau mau kemana?”.

“Pulang, aku sudah main di sini sejak tadi siang.”

“Yasudah tunggu sebentar, aku akan mengantarmu pulang.” Lantas Kak Jyno mulai menaiki anak tangga untuk memasuki kamarnya dan terhenti karena Jeon mendekat ke arahku.

“Tidak perlu, aku saja yang mengantarnya. Kau kan habis pulang kerja, pasti lelah, 'kan?” ucap Jeon tiba-tiba.

Kak Jyno berdehem sejenak, kemudian dia mengangguk pelan, “Yasudah, Bitna kau dengan Jeon saja, ya?”

[✔] 𝑨𝒅𝒎𝒊𝒓𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang