Lets begin.
Aku tetap diriku seberapa dalam luka yang kudapat
●●ALONE●●
Siang itu matahari nampak lebih terik dari biasanya. Para penghuni kota sebagian besar menutup wajah dengan apapun untuk menghalau sinar matahari yang terasa seperti diatas kepala. Jika tidak salah ini masih pertengahan musim panas jadi masih ada separuh musim lagi. Dan mungkin juga saat ini adalah puncak musim panasnya.
Jalanan cenderung lebih lengang dari pagi tadi pasalnya beberapa enggan melakukan aktivitasnya diluar ruangan. Kendati demikian masih ada dua tiga yang nampak memaksakan diri untuk keluar. Jika memang sudah menjadi kebutuhan mau bagaimana lagi.
Empat remaja laki-laki nampak mempercepat langkah demi segera sampai ke sebuah kedai kecil di ujung jalan. Hari masih menunjukkan waktu sekolah. Namun nampaknya mereka berempat tak peduli dengan itu. Mereka justru bercengkrama tanpa memperhatikan satu dua orang yang menatap aneh dan yang lainnya tak peduli (sibuk menutupi diri agar tak terkena matahari).
"Jim. Soal pagi tadi, kamu beneran ngga ikut nginep dirumah kak Namjoon?" Si tampan nampak menatap serius kepada yang lebih pendek darinya. Sedang dua lainnya masih sibuk saling menertawakan.
"Taehyung, ibu dan ayah pulang nanti malam. Aku tidak mungkin melewatkan waktu penting ini. Takut-takut nanti ayah, ibu dan kak Seokjin pergi jalan-jalan nanti aku ngga ikut dong. Aduh kan sayang banget." Jimin, remaja laki-laki itu tersenyum dengan ekpresi sedikit dibuat-buat.
"Cih. Dasar anak manja!" Taehyung mengusak surai Jimin yang kemudian dibalas umpatan sipemilik.
Namjoon dan Hoseok mendahului untuk masuk lewat pintu yang lumayan rusak di bagian engselnya hingga membutuhkan usaha lebih untuk membuka. Taehyung dan Jimin mengekor dibelakang, seperti biasa. Katanya yang lebih tua harus diutamakan karena sudah lebih banyak pengalaman. Karena petuah macam itu, Taehyung dan Jimin menurut saja meski sesekali juga melanggar.
"Selamat siang kakek Sin, pesan seperti biasa kek, ramyeon empat yang tiga pedas yang satu sedang. Minumnya es teh manis seperti biasa." Setelah mengucap pesanan Hoseok kembali menghampiri ketiga sahabatnya. Yang di panggil kakek Sin melenggang membuatkan pesanan.
Kedai tua dengan tampilan lumayan sederhana namun tampak bersih menjadi destinasi yang tak pernah luput dari keempat remaja itu. Suasananya tidak ramai seperti kebanyakan. Hanya satu dua orang yang mampir bahkan kadang-kadang hanya mereka berempat.
"Pesanan sampai." Kakek Sin meletakkan empat ramyeon dan empat es teh sesuai selera masing-masing. "Bolos lagi kalian?" Kakek Sin menegakkan badan yang sedikit bungkuk akibat faktor umur.
"Hehe... bukan bolos kek tapi sedang belajar di luar kelas. Itu apa namanya. Aduh Taehyung lupa. Apa sih kak Namjoon?" Taehyung menggaruk kepala yang tak gatal sambil menatap Namjoon dengan tampang tengilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL ALONE
FanfictionMenapak pada sebuah kebohongan, tak tau seberapa lama semua berlalu namun suatu saat ada waktu dimana semua menjadi kesalahan tak bisa di kembalikan. Menjalani dengan topeng tak kasat mata, ada namun tak terlihat. Merasa terlalu buruk dengan diri se...