jangan lupa vote & komennya yaa
selamat membaca readers!- -
Suasana kembali hening tanpa ada satu pun yang angkat bicara. Tidak lama Rafael memberhentikan mobilnya dan melepas safety belt-nya, kemudian ia mematikan mesin mobilnya.
"Ayo turun!" ucap Rafael memandang Reva yang diam saja menatapnya.
"I-iya" Reva melepaskan safety belt-nya kemudian turun dari mobil.
"Lo..mau bawa gue kemana? kok dekat hutan gini?" Reva melirik ke setiap sudut pohon sambil ketakutan.
"Tenang aja, gue gak bakal ngapa-ngapain lo kok, lo kan tanggung jawab gue untuk hari ini" Rafael menatap Reva sambil tersenyum.
Entah kenapa, Reva ikut membalas tersenyum setelah mendengar Rafael berbicara seperti itu.
"Dah, sekarang ikut gue!" Rafael menggenggam erat tangan Reva, dan menarik pelan sampai masuk ke sela-sela jalanan hutan.
"Kak! kalau mau mati, mati sendiri aja! gak usah narik-narik orang ihh!" takut Reva memejamkan mata.
"Siapa anjir yang mau mati, coba buka matanya" suruh Rafael sambil memberhentikan langkahnya.
Perlahan Reva membuka matanya. Begitu ia sepenuhnya membuka matanya, ia dibuat terkejut melihat tempat yang indah itu.
"Bagus banget!, ini surga?" seru Reva.
"Ya Allah, polos banget sih lo"
"Tapi seriusan ini tempatnya bagus banget!"
"Ada temen-temen gue juga disini" kata Rafael.
"Temen lo?" tanya Reva bingung sambil mengerutkan alis.
"Iya, Alex lagi disini sama Sinta, Bara, Theo lagi sama Fio, Dimas, Ridho, banyak lah, sisanya pada nyusul" ujar Rafael.
"Buset, ini basecamp lo Kak?" tanya Reva.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL
Teen Fiction"Dia adalah sosok laki-laki yang berhasil membuatku merasa nyaman setiap berada di sampingnya, dia adalah laki-laki yang selalu berhasil membuatku tersenyum, meskipun sering kali ku kesal akibat perbuatannya, entah mengapa dia berhasil mengubah kata...