delapan

650 39 6
                                    

vote & comment yaa
selamat membaca readers!

vote & comment yaaselamat membaca readers!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- -

"Lah?, ada dia?" tanya Ezra pada Daffa.

"Dia?, siapa an.., astaga ngapain Reva disini?" balas Daffa.

Setelah mendengar nama Reva, Rafael langsung melirik kemana teman-temannya menatap sosok itu. Sontak Rafael menghampiri perempuan yang sedang berdiam diri di hadapan teman-temannya.

"Ngapain lo disini?" tanya Rafael.

"Hah?" bingung Reva.

"Lo seharusnya gak disini" ujar Rafael dengan menatap Reva dengan serius.

Reva yang melihat Rafael menatapnya dengan sorotan mata yang berbeda langsun bertanya.

"Emang ada apaan sih?" tanya Reva.

Bukannya menjawab, Rafael justru menyuruh Daffa, Angga, juga teman-teman lainnya menjaga gerbang depan.

"Motor gue di depan lagi" Rafael berdecak.

"Hah?" Reva semakin dibuat bingung.

"Lo ikut gue ya" Rafael berniat menarik lengan Reva, namun pemiliknya menyembunyikan tangannya dibaliknya.

"Heh!, ngapain lo pegang-pegang?!" tanya Reva sambil mengangkat kepalanya dengan kedua mata yang melebar.

"Ck, geng gue mau tawuran, makanya lo gak seharusnya disini, gue harus antar lo dulu biar gak kena serang" jawab Rafael.

"Serius?, mau tawuran?, nasib gue gimana dong?!" ucap Reva ketakutan.

"Udah lu nurut aja" Rafael menarik lengan Reva untuk keluar dari sekolahnya tersebut.

Namun tiba-tiba ketika baru saja ingin keluar melalui gerbang sekolah, musuhnya itu datang.

"Wah, wah, lihat siapa yang datang disini?" teriak Bima, ketua geng SMA Tunas Satu.

Rafael yang mendengar suara Bima sontak mengehentikan langkahnya. Setelah melihat Bima, rasanya Reva pernah melihatnya sebelumnya, namun ia tidak tahu kapan dan dimana.

"Sekarang bawa cewek nih?" tanya Bima menyampiri Reva yang berada di samping Rafael.

"Hai cantik" Bima menoel dagu Reva.

"Sialan!" Rafael menendang kaki Bima dan mendorong sampai jatuh.

"Gak usah pegang-pegang cewek!, bajingan!" umpat Rafael.

Bima meludah ke aspal, kemudian berdiri. "Habisin mereka semua!" perintah Bima kepada anak gengnya.

Reva yang mulai panik, tidak bisa apa-apa, tangannya bergemetar melihat kekerasan yang terjadi di depan matanya, rasanya ia syok melihat adu tonjok yang terasa cepat memukul keras kakak kelas dan teman sekelasnya di hadapannya.

"Reva, lo ikut gue, ok?" Daffa sedikit merangkul Reva untuk melindunginya. Reva membalasnya dengan anggukan kepala sambil menelan salivanya.

"Heh!, mau kemana lo?!" seorang laki-laki tiba-tiba saja memukul Daffa dari belakang dan meninjunya sampai lebam.

RAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang