tiga belas

608 30 0
                                    

jangan lupa vote dan commentnya yaa
selamat membaca readers!

jangan lupa vote dan commentnya yaaselamat membaca readers!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- -

Ternyata Rafael membawa Reva ke rumah pohon yang tidak jauh dari tempat yang sebelumnya.

"Rev" panggil Rafael yang menatap gadis di depannya sedang memandang setiap sudut rumah pohon itu.

"Hm?" balas Reva dengan dehaman.

"Liat sini dulu!" gerutu Rafael. Reva berdecak sebal kemudian menoleh ke Rafael.

"Apaan?" tanya Reva sambil mengangkat dagunya.

"Hadap sini badannya" suruh Rafael lagi. Karena Reva malas berdebat ia pun menuruti kata-kata Rafael.

"Gue mau ngomong sesuatu" ucap Rafael dengan serius.

"Itu barusan ngomong?" sahut Reva menunjuk Rafael dengan jari telunjuknya.

"Bukan itu astaghfirullah" Rafael mengusap wajahnya.

"Gue tahu gue brengsek banget"

"Emang" balas Reva.

"Gue juga tahu lo benci gue"

"Oh tentu benar, tapi gue kan baik ya jadi gue masih mau kenal gitu loh" jawab Reva dengan singkat sambil memutar bola matanya malas.

"Iya iya, nah jadi gue mau bilang, ma-"

Bzztt, tiba-tiba seekor lebah terbang di depan wajah Reva.

"MAMAAA!! lebah woii! anjir usirin Kak please, ah kenapa lebahnya ngikutin gue!mamaaa!" Reva berjongkok takut menutup wajahnya.

"Lo takut lebah?" tanya Rafael masih berdiri menatap Reva yang sedang berjongkok.

"Iya!! Kak usirin Kak! tolong please kali ini aja!" tepat saat Reva berbicara tiba-tiba lebah itu berdiam di tangan mungil Reva.

Reva yang melihat itu hanya bisa diam sambil berteriak, takut jika ia salah bergerak, lebah itu akan menyengatnya.

"Kak Rafael!! tolong lebahnya!! Kak! please!, please! tolong usirin, gue takut lebah!!" teriak Reva sudah mau menangis, matanya berkaca-kaca.

"Eh! iya iya! jangan nangis" Rafael mengambil sebuah kain dan mengibaskannya ke lebah yang ada di tangan Reva.

Kedua bahu Reva menurun sedikit lebih tenang begitu lebahnya sudah pergi dari tangannya.

RAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang