tiga puluh sembilan

333 11 6
                                    

selamat membaca readers!

selamat membaca readers!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- -

"Oalah bagus ya! anak ini bukannya masuk ke kelas malah enak jalan-jalan.. mau kamu tante aduin ke Mama kamu?!" dumel Tante Septi.

"Ya Allah tan.. jangan dong.. ini Rafael tuh lagi nya—"

"Gak ada ya! alasan mulu kamu! mau jadi apa gede nanti hah?!" kesalnya naik darah.

"Mau jadi suami gantengnya Reva.. hehe" cengir Rafael.

"Kamu ih! masih kecil udah mikirin gituan aja! kamu gak liat apa? kelakuan kamu tadi pagi aja sampe buat dia malu setengah mati tau gak?! ya.. Tante juga pasti bakal malu sih.. apalagi kalau cowok yang suka sama Tante modelan macam kamu, hih.. amit-amit lidah buaya"

Namun kenyataannya Rafael tidak mendengarkan ocehan Tante Septi, melainkan matanya terkunci melihat sosok familiar yang sedang menggendong seorang perempuan di koridor depan, siapa lagi kalau bukan..

"Angga?" bingung Rafael dengan telinga yang masih dipegangi Tante Septi.

"Rafael?!, kamu dari tadi tidak mendengarkan Tante apa?!" kesal Tante Septi kemudian menarik telinga Rafael sampai-sampai berwarna merah.

"ADUH! ADUH! ANJROT SAKIT!—eh mamak!" Rafael langsung membekap mulutnya sendiri.

"Bener-bener ya kamu! Tante aduin kamu ke Mama kamu aja lah saya capek," Tanye Septi sudah bersiap untuk mengangkat handphonenya dan menempelkan ke telinganya.

"E-eh.. Tante jangan gitu dong.. jahat banget si kek jafar" melas Rafael dengan menahan tangan Tante Septi.

"Tante tarok dulu handphonenya.. tarok.. iya gitu.. " Rafael menganggukan kepalanya sendiri sambil menyuruh Tante Septi meletakkan handphonenya di saku roknya.

"Nah.. Rafael pamit ke kelas deh.. " ucap Rafael, kemudian mencium punggung tangan Tante Septi.

"Bagus.. belajar yang benar ya.. awas a—"

Rafael berlari dengan cepat menuju koridor depan, berusaha kabur dari omelan Tante Septi.

"Aish bodo lah capek gue.." ucap Tante Septi yang lelah menghadapi keponakannya dan mengambil handphonennya untuk segera menghubungi Amel, Ibunda Rafael.

"Ck, udah ilang lagi," Rafael berdecak kesal melihat Angga sudah tidak ada di parkiran.

"Tapi.. dia gendong siapa tadi ya?"

~•~

"Astaghfirullah... bisa diem gak sih?!" seru Aurel pada Dania dan Keysha yang terus-terusan melihat video lucu di handphonenya.

"HAHAHA gabisa woi Rel ini ngakak banget tolong! AHAHAHA" tawa Dania.

"Ahaha lu kata Atta Halilintar" ejek Aurel yang risih.

"Gak gitu juga Rel HAHAHA, nih deh coba lu nonton sampe abis, asli kocak banget gak boong," Keysha mendekatkan handphonenya pada Aurel.

"Bangsat HAHAHA!" tawa Aurel lepas.

"Tuhkan lucu kan.."

Kak Angga is calling...

"Eh bentar-bentar, si Kak Angga nelfon gue" kata Aurel sehabis melihat layar handphonenya.

"Hah? Kak Angga? ngapain?!... jangan-jangan... AUREL! LO SE—"

"Jangan ngada-ngada deh lu Dan!" potong Aurel sambil melebarkan matanya sebelum Dania menyelasaikan omongannya.

Aurel menekan tombol hijau di layar handphonenya. "Halo?" sapa Aurel.

"Ini Aurel kan?" tanya Angga.

"Iya Kak, kenapa?" tanya Aurel.
"Sst! speaker dong speaker" celutuk Keysha.

Aurel memutar bola matanya dan memencet tombol speaker di layar handphonenya.

"Lu kesini ya! kalau bisa ngebut!" suruh Angga.

"Hah? dimana? cabut? nggak mau!" tolak Aurel yang tipikal orang anti-cabut.

"Eh tanya dulu ngapain" kata Keysha.
"Kak! emang ngapain kesana? kita bentar lagi masih ada kelas" jawab Dania.

"Udeh kesini aja cepet! gue share-loc, Reva sakit" sahut Angga.

"Reva sakit? sakit apaan?" tanya Aurel.

"Udah sih cepetan kesini!" kesal Angga karena mereka bertiga bertanya terus menerus.

"Iya iya" tutup Aurel kemudian memutuskan sambungan teleponnya. Aurel, dan Keysha langsung bergegas menuju ke gerbang depan.

"Farrel!, kalau guru nanya kita kemana, bilang aja lagi nyari emas di rumput okey!" seru Dania kemudian menyusul Aurel dan Keysha keluar kelas.

"Nyari emas kok dirumput ckck" ejek Bara.
"Pacar lu noh Cup" balas Gilang pada Ucup.

"Ssst! diem dong gue lagi main ML" celutuk Ucup. Gilang dan Bara menggelengkan kepalanya bersmaaan melihat tingkah laku Ucup.

~•~

"Gimana dok?, Reva gak papa?" tanya Angga yang khawatir.

"Untuk sekarang, Reva ini sedang dalam kondisi tubuh yang sangat drop, sepertinya ananda Reva ini sering melewatkan waktu makan kah?" tanya Dokternya.

"Engh... saya kurang tahu deh Dok" jawab Angga.

"Jadi begini, Reva terkena gejala maag, jadi ia harus banyak makan dan tidak bisa sekalipun melewatkan makannya sampai maagnya tidak kambuh lagi" jelas Dokternya.

Angga menghembuskan nafasnya lega.
Alhamdulillah gak terlalu parah.. , batin Angga.

"Akan tetapi leukimia-nya, mungkin akan melemah seiring waktu, akan lebih baik bila pasien melakukan operasi transplantasi sumsum tulangnya, atau cara lainnya melakukan kemoterapi ataupun radioterapi" jelasnya lagi.

"Leukimia, Dok?" tanya Angga.

"Iya, dik, kalau begitu saya sarankan untuk pasien banyak memakan zat besi dan juga karbohidrat untuk menaikan tekanan darah dan menurunkan asam lambungnya, kalau begitu saya permisi dulu, saya masih ada pasien lainnya," ucap dokter tersebut berpamitan pada Angga.

Leukimia? ... kayak Adelia? , batin Angga.

to be continued
-
! jangan lupa vote & komen buat next partnya !
-
duh adelia siapa nih?
HAI HALO SALAM MANIS DARI AKU🙋🏻‍♀️
mau bilang maaf dari juni lalu aku gak update hehe, aku lupa bilang aku mau sempet hiatus, soalnya aku lagi banyak ujian gais, maafin yaa? dimaafin dong, but anyway i'm back hehe, stay tune for the next episode yaaw, byee xoxo!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang