dua puluh sembilan

486 24 0
                                    

jangan lupa vote & comment yaa
selamat membaca readers!!

jangan lupa vote & comment yaaselamat membaca readers!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- -

"Ren, gue mau pindah duduk" ucap Reva.

"Jangan.., gue kan mau duduk sama lo"

"Sama Farrel aja, gue mau duduk sama Aurel" Reva menunjuk Farrel yang duduk sendiri di paling belakang dengan mata yang terpejam.

"Karena gue tadi ya?"

"Please Ren, gue lagi gak mood"

"Sorry, yaudah lo duduk sama Aurel aja" Reva langsung bangkit dari duduknya dan membawa tasnya untuk pindah di samping Aurel.

Begitu sudah duduk tepat di sebelah Aurel yang dekat kaca bus, Reva menyenderkan kepalanya ke bahu Aurel.

"Kenapa Rev?" tanya Aurel melihat sahabatnya yang tampak lesu.

"Gak tahu, gue bingung"

"Bingung kenapa?" Reva menegakan tubuhnya menghadap ke Aurel.

"Gue bingung Rel.."

"Iya bingung kenapa Revasha?" tanya Aurel.

"Gak tau Rel, gu—ADUHH!" sebuah sepatu putih mendarat di kepala Reva.

"Bebeb Reva i'm sorry, itu Ghana yang mulai duluan, maapin Rakha" ucap Rakha, dan Ghana di belakangnya.

"Gak!!, bohong tuh!, Rakha yang duluan Rev, itu sepatunya gue persilahkan buat timpuk Rakha balik kok gue ikhlas" balas Ghana.

"Ganggu banget sih lo berdua" cibir Aurel.

Rakha dan Ghana langsung kicep tidak berani menyahuti. Untung saja Farrel tidak bersama mereka berdua, kalau sudah bersama mungkin mereka bertiga akan kena omel habis-habisan oleh Aurel.

Darren yang sehabis teleponan, memasukan handphonenya ke dalam saku celananya dan menghampiri kursi Reva dan Aurel. "Ada apaan sih?" tanya Darren.

"Ini juga, ngapain sih ikut-ikutan?, udah tau orang lagi suntuk malah nimbrung" cibir Aurel menatap Darren.

Reva yang mengerti situasi mereka bertiga yang kicep karena cibiran Aurel, segera menyuruh mereka bertiga untuk kembali ke kursi mereka masing-masing. "Udah, udah, sana balik, nih sepatu lo!" Reva menyodorkan sepatu putih milik Ghana.

"Jangan galak-galak ah kasian mereka bertiga tau" Reva menyenggol bahu Aurel.

"Siapa suruh ganggu"

RAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang