tiga puluh enam

415 23 4
                                    

selamat membaca readers!

selamat membaca readers!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- -

"HAI KELAS IPA! KANGEN DANIA GAK?!!" teriak Dania begitu masuk ke dalam kelasnya sambil memeluk papan tulis.

"Pagi-pagi udah gila pacar lu Cup," Bara menggelengkan kepalanya.

"Gak papa yang penting aing sayang dia ngehehehe" sahut Ucup sambil tersenyum melihat kekasihnya itu.

"Udah Bar, tinggalin aja si kunyuk ini" Gilang merangkul bahu Bara dan beranjak dari duduknya untuk pergi keluar kelas.

"EY BEBEB NOMOR 2 DAN 3-KU KALIAN MAU KEMANA? UCUP IKUT DONG!" seru Ucup kemudian menyusul Gilang dan Bara dari belakang.

"Dania! sini!" Reva yang sudah datang dari tadi dan menunggu di kursinya, menepuk bangku kosong di sampingnya.

"Oh iya kita tukeran tempat duduk ya" ucap Dania kemudian meletakkan tas ranselnya di atas kursi.

Kring! Kring!, bunyi bel tiba-tiba berdering.

"Ish! males banget pake upacara segala" keluh Keysha.

"Mungkin sekalian bahas Pentas Seni sekolah kali, kan 2 minggu lagi" sahut Reva.

"Yaudah, yuk ke depan!," Aurel bangkit dari duduknya.

"Yuk!" mereka berempat segera melangkahkan kakinya menuju lapangan.

"Rev!" Aldi sang ketua osis tiba-tiba memanggil Reva di pinggir lapangan.

"Kalian duluan aja, nanti gue nyusul" pamit Reva kemudian menghampiri Aldi.p

"Kenapa Al?" tanya Reva.

"Ini kamera anak humas, tolong bantuin fotoin murid-murid selagi upacara oke?" jelas Aldi.

"Lah? emang anak humas kemana?" tanya Reva lagi.

"Anak-anak humas lagi sibuk ngurusin dokumentasi, jadi tolongin ya?" kata Aldi.

Setelah dipikir-pikir, Reva senang juga akhirnya ia tidak perlu mengikuti upacara dan mendengarkan ceramahnya sang guru killer, tanpa berpikir panjang Reva mengambil kamera yang diberikan Aldi.

"Sip, enak juga nggak usah ikut upacara hahaha" tawa kecil Reva.

Aldi menggelengkan kepalanya. "Ckckck, yaudah jangan lupa nanti anak osis ada razia Rev" kata Aldi menepuk pelan bahu Reva kemudian beranjak pergi.

"Ya gue juga tau kok entar ada razia o—ANJIR GUA NGGAK PAKE DASI!" pekik Reva sehabis melihat seragam yang dipakainya tidak lengkap.

"Eh gimana dong.." gumam Reva panik sendiri sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Pantesan si Aldi ngingetin.. tapi sekarang gimana anjir? mana udah mau mulai lagi" gumamnya.

"HAHAHA TOLOL!" tawa Daffa dengan suara yang besar.

RAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang