dua puluh satu

540 28 4
                                    

jangan lupa vote dan comment yaa
selamat membaca readers!!

jangan lupa vote dan comment yaaselamat membaca readers!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- -

Jam menunjukan pukul 9 pagi, dan kini Rafael sedang tertidur di ruang rawat inap Gavin, bersama beberapa temannya disana.

Sedangkan Reva ia sudah bangun sedari tadi dengan terduduk di sofa. Reva sudah terbangun dari pingsannya. Memang betul Reva jatuh pingsan sangking terkejutnya, sejak Pukul 2 pagi tadi, karena keadaan tubuhnya yang lemas dan tidak ada tenaga, akibat itu lah Reva jatuh pingsan, untung saja Rafael dengan sigap menangkap tubuh Reva yang ambruk tadi.

Dan malam hari tadi, tepatnya di perjalanan, Dimas sempat menghubungi teman-temannya, alias beberapa anggota geng CABANG, untuk ikut menjenguk ke Rumah Sakit.

Ok lanjut! -author

Reva pindah ke bangku di samping Gavin yang masih diinfus sehabis operasi kemarin malam. Reva menggenggam erat tangan Gavin sambil menidurkan kepalanya di bagian pinggir kasur.

"Eh! udah bangun dedek cantik" Deon bangkit dari tidurnya yang tadi di lantai.

"K-kak Deon?, tidur di sofa aja Kak gue udah gak pake kok" Reva berdiri dan menghadap Deon yang sedang berdiri.

Deon hanya menuruti dengan duduk di sofa saja, ia tidak ingin tidur. "Reva, lu mau tau samting gak? lucu deh" kata Deon.

"Apa tuh?" heran Reva bingung.

"Masa tadi malem, gue mimpi suster yang di lantai bawah, lagi masak bebek goreng, pas gue makan, enak banget!, apa jangan-jangan dia beneran bisa masak bebek goreng ya?, gue tanyain aja kali ya Rev?" oceh Deon.

Reva yang mendengar langsung tertawa pelan takut membangunkan orang yang lainnya.

"Reva? udah bangun?" Rafael terbangun dari tidurnya sambil mengedipkan kedua matanya agar pandangannya tidak buram.

"Kak Rafael" Reva berhenti tertawa begitu melihat Rafael yang terduduk.

Rafael berdiri, kemudian menghampiri Reva, dan menyentuh keningnya, lebih tepatnya memeriksa suhu tubuh Reva melalui keningnya.

"Gak demam kan? pusing gak? atau sakit perut?" tanya Rafael menatap Reva lekat.

Reva yang merasa dilihati seperti itu, berhasil dibuat merona akibat kelakuan Rafael. "Nggak kok" jawab Reva berusaha memalingkan wajahnya ke kanan.

Jangan kayak gini sekarang bisa gak si Reva! gak tau situasi banget sih lu ah!, batin Reva menggerutu pada dirinya sendiri.

RAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang