Ada Apa?

6.9K 780 91
                                    

"Yeaayyyyyy gue lulusssssss!!"

"Ternyata bolos gue gak sia-sia selama ini! Hahahaha."

"Idih najis!"

Arga dan Langit kompak bersorak ketika mereka benar-benar dinyatakan lulus dari bangku perkuliahan. Tidak menyangka, kerjaan mereka selama ini memang bolosss terus, tapi bersyukur bisa lulus tepat waktu. Anax buandel memang.

"Lang, lo serius lulus?" Tanya Nata, sedikit tidak percaya. Ia menggendong Cecil yang turut hadir ke acara wisuda Bucin Junior. Lengkap, bersama Geng Bucin lainnya.

Rasanya Langit ingin menggaplok kepala calon abang iparnya itu. Gak percaya banget itu manusia satu kalau dia lulus. Meremehkan sekali dia.

"Udeh bang, lo diem aja deh. Gak usah banyak bacot kang cilok." Langit memberengut.

Rien tertawa, "Lo nyogok dosen ya Lang makanya lo bisa lulus?"

"Yeeeee sekate-kate congor lo bang Yen! Ngacaaaa bang, lo dulu kaya gimana?! Sebelas dua belas anjir kaya gue." Balas Langit tidak terima, ikut tertawa dia.

"Dih ogah ye gue disama-samain sama lo! Iyeuhhhhhh gak lepel!" Betapa alaynya si Adrien ini:)

Zelle menatap wajah abangnya dengan ekspresi yang sulit di artikan. Semacam mau ngegaplok abangnya tapi dia gak berani, takut Rien ngamuk.

"Abang, lebai!" Celetuk Zelle kemudian.

Aldera terbahak. "Bahahahaha! Lo lebay Yen, bener si! Kang nanas alay."

"Udahhh dih ngapa pada ribut? Ganggu acara lo pada." Sahut Prilly, ia berdiri menggendong Nessa yang sudah terlelap. Fyi, dia datang sendiri karena Ali masih di kantor. Bilangnya mau nyusul si nanti, tapi gak tau deh sampai sekarang belum nongol. Jangan tanya gimana Kaylee, dia udah kesal banget sama abangnya itu, masa adeknya wisuda tapi dia gak hadir, sekalinya hadir eh telat. Minta digampar. Eh.

"Biru belom dateng Pril?" Tanya Samudra.

"Belom, tadi masih meeting si di kantor katanya. Nanti nyusul, cuma ya gak tau jam berapanya."

Kaylee cemberut, "Ih pokoknyaa ingetin gue buat jitak abang ya kak! Gak mauuuuu tauuuu, gue kesel! Sempet-sempetnya dia ngurusin kantor pas adeknya lagi wisuda. Pen gue mutilasi tuh abang satu rasanya."

"Maklumin buuuu, lagi rajin die. Beberapa hari kemarin aja pulangnya agak malem. Kerjaannya lagi banyak di kantor." Balas Prilly. Dia sebenarnya kesal kalau Ali terlalu sibuk sama urusan kantor. Apalagi dia memang satu tipe dengan papinya, gak akan pulang ke rumah sebelum mampus.

"Skuyyyy kemana kite tar malem?" Gavare bersuara, "Party bisa kali hahahhaa."

"Clubbbb yee Bor hahaha!" Sahut Samudra yang langsung mendapat jitakan dari Karin. Otaknya itu lohhhh, club mulu. Makin tua makin minta di gaplok.

Tak berselang lama, yang ditunggu-tunggu akhirnya datang dengan wajah santainya. Udah telat, gak tau malu lagi. You know laaaaa siapaaaa.

"Widihhhhh, gue denger-denger ada yang mau ke club? Siapa? Skuyyyy la!"

Rien tertawa. "Si anjir! Giliran orang ngomongin club aje lo nongol!"

"Wahahaha. Peka telinga gue mah soal kaya gitu Yen."

Ali beralih pada istri dan anaknya. Ia mencium kening Prilly sekilas. Lalu pandangannya tertuju pada Bernessa yang masih anteng terlelap. "Idihhhh dek, boboknya pules banget. Lagi rame ini padahal." Katanya lalu menciumi pipi Nessa gemas.

"Dedekkk ca bobok om. Pulewwss." Ujar Lea yang berada dalam gendongan daddynya. "Tadiiii ainnn cama kakak, telus dedek ca bobok deh."

Ali menoleh pada Lea, "Iya? Dedeknya emang pelor ka. Kaya onti Piy, boboknya gampang banget." Kan ngeledek kan.

TPB Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang