Ketika dua hati disatukan dalam satu ikatan.✨✨
"Bang," Papi Vano menepuk bahu Ali. "Gimana? Udah siap buat nanti malam?"
Ali mengangguk sembari tersenyum. "Insyallah. Doain ya pi hehehehe."
Papi Vano tersenyum. Ahhhh, rasanya ia tidak percaya. Jagoannya sudah besar, sudah bisa menentukan pilihan terbaik untuk hidupnya. Apapun yang Ali lakukan, selagi positif, tentu akan ia dukung. Seperti niatnya sekarang. Papi Vano sangat mendukung.
Ali membolak-balikan undangan yang ia pegang, lalu tersenyum bahagia. Gak nyangka, semua sudah berjalan sejauh ini. Semoga apa yang ia niatkan semua dipermudah oleh Tuhan.
Tak lama, Mami Rietta dan Kaylee ikut bergabung. Seminggu yang lalu Mami Rietta sudah dinyatakan benar-benar pulih dan sudah bisa kembali ke rumah. Saat itu pula Ali memberikan kabar bahagianya pada sang mami yang tentu disambut bahagia pula.
"Abanggg.." Kaylee mengglendoti lengan Ali. Aaaaaaaa rasanya ia ingin selalu bersama abangnya. Tapi di satu sisi Kaylee tau, Ali nantinya pun akan memiliki kehidupan sendiri. "Jangan pernah berubah. Selalu jadi abangnya Kaylee seperti biasa. Selalu jadi superheronya gue."
Ali tertawa pelan, "Jangan sedih gitu dong. Gue masih abang lo kaya biasa kok. Gue masih dirumah selama duapuluh empat jam. Gue gak kemana-mana."
"Aaaaaaaa belummm relaaaaaa." Rengek Kaylee. Ali melirik mami yang juga sepertinya terlihat sedih. Ia tau apa yang maminya pikirkan.
"Jangan pada sedih dong. Ali masih punya kalian. Ali masih tinggal di rumah. Waktu Ali masih sepenuhnya untuk kalian." Kata Ali, "Ali minta doa restu sama papi mami ya, sama Kaylee juga. Doain supaya Ali bisa jadi lelaki yang lebih baik lagi nantinya. Doain Ali supaya bisa kaya papi, lelaki yang selalu bertanggung jawab dan pantang menyakiti hati wanitanya." Lanjutnya sembari tersenyum. Ia merangkul Mami Rietta dan Kaylee bersamaan. Dari kemarin, Mami dan Kaylee memang terlihat sedih, padahal Ali tidak pergi kemana-mana.
"Aamiin. Semoga abang bahagia selalu ya. Doa papi, mami dan adek selalu menyertai abang. I love you so much." Mami Rietta mencium kening putranya sembari menitihkan air mata.
"I love you jugaakkkk. Kaylee doain semoga abang bahagia terus. Yang terpenting jangan lupain Kayleeee!!" Kaylee ikut mencium pipi Ali.
Ali tersenyum bahagia. Benar kan? Akan ada pelangi setelah hujan. Dan sekarang adalah waktu yang telah ia tunggu.
"Yahhhhh, abang doang ni yang dicium? Papi enggakkk??" Papi Vano sedikit cemberut. Cuma bercanda si, mau mencairkan suasana, daripada nanti ujungnya banjir air mata.
"Si papi cemburu tuh hahahaha.."
"Gak, Kaylee mau sama abang!"
"Mami jugakkkk!"
"Ih yaudah. Papi sama Munel aja deh bisa dicium sama peluk sesuka papi."
"Bodoooo, wleeeee."
Papi Vano semakin cemberut, "Kok adek ngeselin ya sekarang? Belum aja papi kurung di kamar ni. Haha."
"Mauuuuuuu! Di kurung berdua sama Kevlar tapi ya pi. Hahahahahaha.." Kaylee meledek papinya. Senang dia tuh, papinya masih suka cemburu sama Kevlar. Katanya, Kaylee lebih banyak menghabiskan waktu sama Kevlar ketimbang dengan papi.
"Astagaaaaaa Kaylee!!" Mereka berempat tertawa lalu saling memeluk. Goals. Ini baru namanya family goals. Ali senang, Kaylee senang, tapi Papi Mami jaaaaaauuuh lebih merasa senang. Keluarganya kembali, tanpa kesedihan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TPB Season 2
FanfictionA Perfect Boyfriend is a guy who makes you smile and be happy! 💃 The Perfect Boyfriend Season 2💃