PROLOG.

10K 755 2
                                    

Jisung berjalan lunglai, tubuhnya terasa lemas. Sudah hampir setengah hari ia tidak berhenti berjalan. Dinginnya malam tidak membuat keringat yang mengucur turut berhenti.

Ia berhenti tepat di gang kecil yang gelap. Menyandarkan tubuhnya disana, menghirup udara banyak-banyak akibat kelelahan. Tangan kirinya sedikit terasa nyeri. Ia menggulung lengan panjangnya dan menatap miris pada beberapa sayatan yang terpampang dilengan kirinya.

Ia menutup kembali lengannya, menatap langit malam, memikirkan kemana ia harus pergi setelah ini, lalu memejamkan matanya guna mencari ketenangan sejenak.

"Tidak perlu Minho-ssi, aku bisa pulang sendiri."

Jisung menolehkan kepalanya ke samping, melihat siapa yang sedang berbincang mengganggu istirahatnya.

Diluar gang terdapat seorang wanita dengan seorang lelaki yang sedang beragumen tentang diantar pulang dan tidak perlu diantar pulang.

"Baiklah, kalau begitu hati-hati dijalan, Jisoo-ssi"

Jisung mendengus lalu kembali menengakan wajahnya dan menutup mata guna mencari ketenangannya yang tertunda itu.

Helaan nafas ia hembuskan berkali-kali berharap rasa sakit didadanya menghilang. Kedua tangannya mengepal berusaha menahan air mata yang dirasa akan mengalir.

"Ck, merepotkan!"

Jisung kembali menoleh ke asal suara. Ia menatap lelaki yang tadi berbincang dengan seorang wanita kini sedang terduduk diseberangnya dengan pandangan yang terus fokus pada benda berbentuk persegi panjang.

"Cih, memang tidak ada yang dapat dipercaya." gumam Jisung

Ia berdiri guna meninggalkan tempat itu. Namun tiba-tiba saja lelaki dihadapannya kini menatap dirinya tanpa ekspresi, lalu secara mengejutkan lelaki itu tersenyum ramah.

Jisung mendesis, "Kau tidak perlu sok ramah seperti itu, toh aku tidak peduli"

Lelaki itu terlihat menyeringai. Ia berjalan menghampiri Jisung yang masih terdiam menatap gerak-geriknya.

Lelaki itu mendekatkan wajahnya pada Jisung, lalu terhenti tepat disebelah telinganya.

"Menarik." bisiknya.

Jisung mendorong tubuh lelaki itu kasar hingga yang didorong menabrak sebuah dinding di belakangnya. "Kau gila!"

"Well, aku memang gila," ucap lelaki itu sembari terbangun dari jatuhnya.

Ia membersihkan celana hitamnya yang terlihat mengenai debu-debu dari dinding tersebut. "Tapi, aku bisa membiarkan mu bersantai ditempatku sejenak."

Let's Start & stay enjoy~

Let's Start & stay enjoy~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ᴅᴇᴍᴇᴀɴᴏʀ [ᴍɪɴsᴜɴɢ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang