XIV

3.7K 570 39
                                    







Jisung menatap Brian yang kini berdiri didepan kamarnya. Ia tidak berniat mempersilahkan kakaknya itu untuk masuk kedalam kamar. Tangan satunya pun ia gunakan untuk menahan pintu agar tidak terbuka sepenuhnya.

"Sarapan, setelah ini kita jalan-jalan" ajaknya.

Jisung mengernyit mendengarnya. Setelah kejadian kemarin, ia jadi sedikit malas untuk keluar rumah, dan sekarang sang kakak malah mengajaknya untuk pergi jalan-jalan.

"Aku sedang malas"

Sang kakak menggeleng, ia menarik lengan Jisung guna membawanya ke meja makan.

Jisung hanya diam begitu tangannya ditarik sang kakak. Entahlah, semangat hidupnya sedang tidak ada.

"Sudah jam delapan tapi kau malah bermalasan, setidaknya sarapan terlebih dahulu" ucapnya sembari mendorong Jisung agar duduk dikursi yang tersedia.

Jisung tidak menanggapi, ia menatap makanan yang tersedia diatas meja.

"Semalam mengapa kau mengunci diri dikamar?"

Jisung mengedikkan bahunya. "Jaga-jaga, mungkin" jawabnya asal.

Brian merasa ada yang aneh pada adiknya itu. Ia menghembuskan nafasnya lalu fokus pada makanan yang ia masak.

Setelah memastikan dirinya sudah selesai makan, ia menatap sang adik yang tengah meneguk air putih.

"Ikutlah aku, sepertinya kau butuh hiburan. Bagaimana kalau kita nonton film? Atau pergi ke taman bermain nanti malam?" tanyanya.

Jisung hanya mengangguk, toh menolak pun Brian pasti akan menarik paksa dirinya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hyung, memangnya kita tidak bangkrut?" tanya Jisung ketika mobilnya terhenti di area parkir taman bermain.

Brian menatap Jisung, ia melepas seat beltnya. "Bangkrut, tapi aku masih memiliki tabungan. Kau lupa? Aku ini pembalab"

Jisung hanya mengangguk, ia menatap ke luar, melihat berbagai macam permainan yang sedikit terlihat dari area parkir.

Tiba-tiba saja bayangan tentang lelaki yang sudah berbaik hati membantunya terlintas begitu saja. Matanya segera ia pejamkan, kepalanya ia gelengkan kekanan dan kekiri guna melepas bayangan Minho.

Lalu, entah sejak kapan Brian telah membukakan pintu untuknya.

Jisung segera keluar lalu mengikuti langkah sang kakak.

"Ingin naik apa?"

"Tidak ada, aku ingin cotton candy saja" jawabnya.

Brian mengangguk lalu berjalan mendekati pedagang cotton candy tersebut dan segera memesankannya untuk Jisung.

Jisung segera menerimanya begitu cotton candy yang ia inginkan telah jadi.

"Kita pulang saja ya, hyung. Aku lelah" ucapnya tiba-tiba.

Brian yang mendengar hal itu hanya dapat menghembuskan nafasnya.
Ia berjalan terlebih dahulu meninggalkan Jisung dibelakangnya. Jisung sih masa bodo, ia hanya harus ikut melangkahkan kakinya menuju mobil.

"Kita makan malam dulu, bagaimana?" tawar Brian begitu mereka telah berada didalam mobil.

Jisung menggeleng pelan, "Pulang, hyung. Aku ingin istirahat"

Brian diam tidak menanggapi, ia segera mengendarai kendaraan beroda empatnya itu.

Selama diperjalanan Jisung hanya menatap keluar jendela, menatap jalanan yang sepi.

ᴅᴇᴍᴇᴀɴᴏʀ [ᴍɪɴsᴜɴɢ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang