XV

3.7K 548 21
                                    





Jisung menatap Minho yang sudah membukakan pintu mobil untuknya. Si manis lantas keluar dan mengikuti langkah Minho yang kini menuju kepinggir danau.

Minho menarik lengannya agar ikut duduk disebuah bangku yang tersedia disana.
Jisung segera duduk disebelah lelaki itu, tangan mereka saling bertaut.

Minho mengelus punggung tangan Jisung dengan tangan satunya lagi. "Kau tahu? Berawal dari sinilah aku menjadi diriku yang sekarang" ucapnya tiba-tiba.

Jisung diam, ia hanya menolehkan kepalanya kesamping guna menatap Minho yang kini memandangi air danau.

"Aku ditinggalkan oleh eomma-ku ditempat ini, sedangkan appa-ku telah tiada karena sakit yang dideritanya. Keluargaku mengalami krisis ekonomi, mungkin karena itu pula Eomma meninggalkanku disini"

"Aku terus menangis, saat itu aku baru menginjak umur delapan tahun. Aku jadi seperti gelandangan selama setahun"

"Lalu aku bertemu dengannya lagi, ia kembali membawaku dan membesarkanku. Keadaan ekonominya telah berubah"

Minho menghela nafas sebelum melanjutkan. Ia masih terus menatap air danau yang begitu tenang, tangannya pun masih mengelus tangan si manis.

"Sampai pada saat umurku 18 tahun, aku menyadari pekerjaannya. Ia melakukan pelayanan terhadap lelaki diluar sana. Hatiku sungguh sakit saat mengetahui hal tersebut"

Jisung menatap sendu kearah Minho. Tangan Minho yang sedari tadi mengelus punggung tangannya kini ia tukar balikkan menjadi dirinya yang menggenggam tangan lelaki disebelahnya.

Tubuhnya ia rapatkan ke arah Minho. Kepalanya lantas ia sandarkan pada bahu lelaki disebelahnya itu.

"Tidak perlu dilanjutkan" ucap Jisung.

Minho terkekeh mendengarnya. Ia mengecup surai Jisung sekilas. "Setelah itu aku bertengkar hebat dengannya dan segera angkat kaki dari rumah. Aku pergi ke tempat ini, lalu aku bertemu dengan Chan hyung dan Hyunjin di tempat ini. Yah seperti itulah awal mulanya"

"Lalu sekolahmu?"

Minho menggeleng. "Aku tidak melanjutkan sekolah. Sayang sekali ya? Sebentar lagi aku lulus. Kkk" kekehnya.

Jisung hanya diam, kepalanya ia gerakkan guna mencari posisi nyaman. "Kau tidak perlu menjelaskan sedetail itu" ucapnya.

"Kau harus tahu, agar kau tidak salah paham lagi padaku"

"Maafkan aku" sesal Jisung.

Minho menggeleng, ia mengesampingkan duduknya guna menatap Jisung. Bahu si manis ia gengggam. "Kau tahu mengapa aku mengajakmu untuk tinggal ditempatku?"

Jisung menggeleng.

"Karena dirimu mengingatkanku pada saat aku keluar dari rumah"

"Matamu menyimpan banyak kesedihan, kau mengingatkanku pada diriku yang dulu, Han Jisung" jelasnya.

Jisung segera menundukkan wajah nya. Jari-jarinya ia gunakan untuk memainkan kaus yang dikenakan Minho.

"Maaf" lirihnya.

Minho mengernyit heran, ia mengangkat dagu simanis agar menatap dirinya. "Kenapa meminta maaf?" tanyanya lembut.

"Aku membuatmu mengingatnya"

Minho terkekeh. "Kau membuatku sadar bahwa diriku masih sedikit lebih beruntung"

Jisung mengangguk membenarkan. "Eomma mu melakukan hal itu untuk menafkahimu, setidaknya ia tidak melakukan hal aneh padamu" Jisung tersenyum miris setelah mengucapkan hal tersebut. Dirinya kembali mengingat bagaimana dirinya di lecehkan oleh keluarganya sendiri.

ᴅᴇᴍᴇᴀɴᴏʀ [ᴍɪɴsᴜɴɢ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang