"Diam disini! Aku harus keruangan kepala sekolah" jelas Minho.
Jisung tidak menjawab, ia justru sibuk menatap seisi kantin sekolah ini. Mudah sekali masuk ke sekolah ini, pikirnya.
Hanya bermodalkan seragam tidak ada sedikitpun yang mencurigai. Mungkin karena sedang musim ujian, jadi tidak terlalu banyak murid yang memperhatikan.
"Hey, kau tidak masuk kelas?"
Jisung menolehkan kepalanya kebelakang, menatap seorang wanita yang sedang berkacak pinggang menatap dirinya.
"Cih, kelas mana" gerutu Jisung.
Ia langsung melepas atensinya pada orang tersebut. Yang merasa diabaikan berjalan menghampiri.
"Kau murid baru atau bagaimana? Tidak dengar bel sudah berbunyi dari tadi?"
Jisung merotasikan bola matanya malas. Dapat ia yakini yang sedang berbicara dengannya saat ini adalah seorang guru.
"Hey, jawab!!"
"Hhh. Tidak dengar" jawabnya dengan malas.
"Kau berniat membolos ya?" tebak wanita itu.
Jisung tidak lagi menjawab. Wajahnya datar, pandangannya lurus kedepan. Sejujurnya dia tidak suka dengan situasi saat ini. Murid bukan tapi malah dimarahi.
"Alih-alih ruang Bk, kau sepertinya sungguh ingin kubawa ke ruang kepala sekolah?!" ancam wanita itu.
Jisung segera menatap wajah wanita itu. Kepalanya ia anggukkan. "Ayo!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Permisi pak, saya menbawa murid yang sedang membolos di kantin"
Dengar Jisung dari luar ruangan tersebut. Lalu tak lama kemudian Jisung dipersilahkan masuk sendiri ke ruangan tersebut.
Begitu masuk, ia dapat melihat Minho yang sedang berdiri dihadapan pria yang sudah cukup tua tersebut.
Wajah Minho menunduk, sedangkan pria tua yang sedari tadi menatap Minho kini mulai mengalihkan tatapan pada dirinya.
Jisung membungkuk sopan. "Selamat pagi, pak" sapanya.
Kepala sekolah tersebut hanya berdehem menanggapi
Minho yang mendengar suara Jisung langsung menengakan kepalanya guna menatap simanis yang kini berdiri disebelahnya.
"Kebetulan kau disini. Apakah lelaki disebelah mu itu memang benar murid disini?" tanya pak tua pada Jisung.
Jisung menatap Minho, menampakan ekspresi berfikir. "Iya, dia seniorku. Kau tidak tahu?"
"Sudah kukatakan!" ucap Minho.
"Tapi tetap saja aku mencurigaimu. Bagaimana bisa seorang murid masuk keruangan ku disaat diriku belum sampai diruangan ini"
Jisung melirik Minho sekilas. Sepertinya Minho ketahuan tengah mengendap-endap ruangan ini.
"Bodoh" gumam Jisung.
Minho yang mendengar itu melirik Jisung, menatapnya sinis lalu kembali memfokuskan dirinya kepada pak tua dihadapannya kini.
"Tch, karena kau berada ditingkat akhir, silahkan keluar dari ruanganku" ucap pak tua sembari menggerakkan tangannya agar Minho segera keluar.
Matanya membola, lalu menatap Jisung yang masih dengan wajah tenangnya itu.
"Lalu dia?" Tunjuknya pada Jisung.
"Dia tetap disini" ucap kepala sekolah tersebut sembari menyeringai.
Minho yang melihat seringaian itu lantas membawa Jisung agar bersembunyi dipunggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴅᴇᴍᴇᴀɴᴏʀ [ᴍɪɴsᴜɴɢ]
Fanfiction[REPUBLISH] Han Jisung, lelaki yang sudah tidak peduli dengan hidupnya, bertemu dengan Lee Minho, yang menawarkan tumpangan untuknya. Warning! - Bxb - Baku Start: 111219 End: 030120