"Kita tidak perlu berpamitan?" tanya lelaki berwajah tupai tersebut saat melihat Minho yang telah menaiki motornya itu.
Minho mengenakan helmnya lalu menyodorkan satu helm yang ia bawa pada Jisung. "Tidak perlu"
"Jangan bilang kau takut ditagih uang tebusan, kan?" Tebak si manis yang kini telah menerima helm yang tadi disodorkan Minho.
Minho menggeleng, padahal dalam hati ia ingin mengiyakannya.
"Kalau begitu biarkan aku tinggal disini, dari pada kau harus mengembalikan uang sebanyak itu"
Iya, jadi setelah bertanya mengenai siapa yang rela membayarnya sebesar 1 milliar won, Minho akhirnya menjelaskan semuanya kepada Jisung.
"Cepat naik!" ucap Minho tanpa peduli omongan Jisung barusan.
Jisung menggeleng, hendak melepas helm yang sudah berada di kepalanya.
"Ck. Uang sekecil itu tidak ada apa-apanya!! Jadi, sekarang naik dan jangan biarkan dirimu terlibat dengan mafia seperti Mingyu hyung" oceh Minho. Wajahnya sudah nampak kesal menunggu Jisung agar cepat naik ke motornya.
Jisung mendelik, matanya menatap sinis kearah Minho lalu menaikkan dirinya ke motor Minho.
"Apa bedanya dengan orang sepertimu!"
Minho tidak peduli, setelah memastikan Jisung sudah naik dan berpegangan, ia segera melajukan kendaraan beroda duanya itu dengan kecepatan diatas rata-rata, toh yang diboncengi tidak masalah.
Lama diperjalanan, mereka akhirnya memilih singgah di sebuah tempat makan yang tidak jauh dari taman bermain.
"Kita akan makan?" tanya Jisung sembari menatap Minho yang sedang mebenarkan letak helmnya agar tidak terjatuh.
"Kau fikir kita akan bermain?"
"Kenapa tidak?"
Minho segera menghadap kearah Jisung, menatapnya sebentar sebelum akhirnya menjawab. "Kalau kau ingin, ayo!" Lalu ia menarik tangan simanis agar mengikutinya segera.
"Apakah menyenangkan jika kita mencobanya?" tanya Jisung sembari menunjuk sebuah wahana disana. Kini mereka telah masuk ke area taman bermain. Cukup luas, dan Jisung suka saat melihat suasana malam yang memiliki banyak lampu menyala dengan berbagai macam warna.
"The Conquistador?" tanya Minho memastikan.
"Iya, aku ingin mencobanya!" seru Jisung.
Minho mengangguk mengiyakan lalu segera menarik lengan Jisung guna menaiki wahana tersebut.
Minho duduk disebelah Jisung. Wajah Minho tampak datar sedangkan Jisung membulatkan matanya sembari menatap sekitar, menunggu apa yang akan ia rasakan saat wahana ini berjalan.
Setelah mendengar aba-aba, Jisung segera berpegangan pada besi didepannya. Awalnya terasa biasa saja, namun lama kelamaan wahana ini semakin meninggi. Tangan kirinya ia gunakan untuk berpegangan pada besi didepannya, sedangkan yang satu lagi reflek memeluk lengan Minho, sesekali merematnya ketika perahu tersebut kembali naik. Matanya tertutup rapat, bahkan kepalanya sudah bersandar pada bahu Minho.
"Kapan ini akan berhenti! Aku ingin ini segera selesai!!" Ucap si manis.
"Oh ayolaaahh!!" keluhnya. Pegangannya pada Minho semakin kuat. Tidak tahu saja jika Minho juga merasakan hal yang sama.
Dan akhirnya Jisung dapat bernafas lega ketika wahana yang ia naiki telah berhenti. Dirinya tidak langsung berdiri, ia masih mengatur detak jantungnya yang seakan ingin keluar, tangannya masih mencengkram erat lengan Minho.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴅᴇᴍᴇᴀɴᴏʀ [ᴍɪɴsᴜɴɢ]
Fanfiction[REPUBLISH] Han Jisung, lelaki yang sudah tidak peduli dengan hidupnya, bertemu dengan Lee Minho, yang menawarkan tumpangan untuknya. Warning! - Bxb - Baku Start: 111219 End: 030120